Terlihat Tama sedang berlari di koridor sekolah— padahal dilarang.
"Eh Dit, tungguin gue" seru Tama yang masih mengejar Dita.
Ceritanya si Dita ninggalin dia dikelas sendiri. Tapi bukannya memperlambat jalannya, Dita terus saja berjalan.
Tama yang berhasil mengejar Dita menahan tangan cewek tersebut.
"Kuping elo lagi budeg?" tanya Tama sarkas.
Dita hanya terdiam. Ia lalu melepas tangannya dari Tama dan kembali berjalan menuju kantin.
Tama cuma bisa diam berdiri, sumpah hari ini temennya itu aneh banget. Dari tadi pagi diem terus.
Ditanya kenapa, eh cuma dikacangin. Dibaikin, eh malah dicuekin dan itu bikin Tama uring-uringan hari ini. Dia nggak suka ngeliat orang terdekatnya kayak gitu.
Waktu masih ngeliatin Dita yang jalan makin jauh, tiba-tiba pundaknya ditepuk. Tama membalikkan badan.
"Eh Krystal, kenapa?"
Cewek itu tersenyum semanis mungkin, "tadi pas gue mau ke kantin, gue ngeliat elo disini, ya udah gue samperin aja"
"Ohh, sekarang elo mau ngantin?" tanya Tama. Krystal mengangguk, "mau ikut?"
"Ya udah, boleh deh"
Dan akhirnya mereka jalan berdua menuju kantin. Yang sontak membuat siswa lain jadi geger.
Soalnya baru kali ini Tama sendirian jalan sama cewek—selain Dita.
Sampe dikantin, nggak sengaja Tama ngeliat Dita lagi bingung milih makan. Terus mereka nggak sengaja tatap-tatapan.
Sebenernya udah biasa sih mereka tatap-tatapan, cuma kali ini Dita ngalihin pandangan. Seakan nganggep Tama itu nggak ada.
Tama menghela napas dengan berat. Baru kali ini dia sama Dita kayak gini. Seumur-umur temenan sama Dita, dia nggak pernah lihat Dita yang secuek ini.
Matanya masih mengikuti kemana Dita pergi. Hingga tubuh kecil itu menghilang dibalik pintu kantin.
"Dor! Liatin siapa hayo?" kejut Krytsal yang sudah selesai membeli jajan.
"Ah, nggak liatin siapa-siapa—udah jajannya?" tanya Tama.
Krystal ngangguk, "yuk balik kelas"
"Dit, elo nggak papa kan?"
Dita tersenyum tipis, "apanya yang gak papa?"
Untuk sejenak, Gun ragu untuk bertanya.
"Tama jalan sama cewek lain—elo nggak papa?"
"Emang kalo Tama jalan sama cewek lain harus gue larang gitu?"
"Ya tapi kan elo—"
"Gue balik kelas dulu ya gun, udah ditunggu Yesha" ucap Dita lalu berjalan menjauh.
Gun menatap punggung Dita yang perlahan menghilang
"Yang satu nggak peka, yang satu hobinya lari. Hadeh"
"Gun!" seru Tama memanggil temannya itu. Guntoro membalikkan badan, menunggu Tama yang berlari mendekat.
"Apaan?"
"Liat Dita nggak?"
Guntoro menaikkan sebelah alisnya, "biasanya kan sama elo?"
"Makanya itu, gara-gara nggak sama gue, jadi gue nyariin dia"
"Elo sih keasikan jalan sama cewek lain" ledek guntoro.
"Cewek lain apaan?"
"Lu tadi jajan bareng Krystal kan? ngaku dah lu" goda Guntoro.
"Gue tadi cuma ketemu Krystal terus nemenin ke kantin doang njir"
Guntoro terkekeh, "buat elo sih cuma, tapi si Krytsal pasti seneng banget tuh"
"sialan. gue lagi serius nyari Dita ini"
"Iya iya, coba cari aja dikelasnya, gue tadi sempet ngobrol bentar sama dia. Habis itu dia pergi, balik ke kelas kayaknya."
"Nah gitu dong daritadi, makasih Gun!"
"Dita? Kayaknya udah pulang tadi,"
"Hah? Tapi ini kan belum bel pulang?"
Dahi Ayesha mengkerut, "Lho Dita belum bilang ke elo?"
Tama menggeleng, "Dia kenapa emangnya?"
"Hari ini dia pindah ke Aussie, dia masuk sekolah cuma buat pamit"
jreng jreng jreng
ngga tahu kenapa w suka banget bikin perpisahan antarnegara. Dulu Hello juga begitu :v
KAMU SEDANG MEMBACA
Radio
FanfictionHanya sebuah kisah seorang Seulgi Pratama sebagai penyiar radio. Namun apa yang terjadi jika salah seorang pendengar membuatnya terkenang? Local AU! Started : 1/12/2019 End : 18/01/2020