7•

1.1K 190 10
                                    

"Tamaa!!" seru Dita mengejutkan Tama yang sedang asyik mendengarkan radio sambil tiduran di atap sekolah.

Tama terbangun dari tidurnya, kemudian ia menengok ke samping dimana terdapat Dita yang sekarang duduk disebelahnya. Ia memutar matanya malas lalu membalikkan badannya, memunggungi Dita.

Dita berdecak kesal, lalu menarik earphone yang dipakai Tama.

Mau nggak mau Tama bangun dari tidurnya. Ia mendudukan dirinya disebelah Dita yang lagi make earphonenya.

"Kok kamu suka banget dengerin radio sih?" tanya Dita masih sambil ndengerin radio dari hp Tama.

"Ya nggak apa, suka aja gitu" jawab Tama sekenanya.

"Kenapa nggak dengerin lagu dari pemutar musik aja?"

"Gue nggak suka, bosen kalo cuma dengerin lagu doang"

"Apa bedanya sama dengerin radio, kan kamu sama-sama dengerin lagu?"

"Bedalah, kalo diradio itu elo bisa dengerin suara radio DJ, jadi nggak cepet bosen" jelas Tama.

Dita mangut-mangut ngerti, "kamu mau jadi radio DJ?"

"Mungkin, "

"Mungkin?" tanya Dita bingung.

"Gue masih nggak tahu mau jadi apa, dengerin radio itu cuma hobi aja. Nggak ada niatan buat masuk ke dunia radio" jawab Tama.

"Yahh, sayang banget" ucap Dita agak kecewa dengan jawaban Tama.

"Sayang kenapa?"

"Sayang aja gitu— suara Tama soalnya halus, enak didenger" jawab Dita lalu menoleh ke Tama dan tersenyum manis.

Tanpa sadar kedua pipi Tama memerah. Ia memalingkan muka dari Dita.

"Y-ya udah besok gue jadi penyiar radio aja"

"Eh? Kok gitu?"

"Kan tadi elo bilang, sayang kalo gue nggak jadi penyiar radio"

"Ya nggak gitu juga Tamaa, kamu mau jadi guru atau polisi juga bakal aku dukung kok!" ujar Dita, masih sambil tersenyum.

"Ngeliat Tama seneng, aku juga seneng kok!"

"Kenapa?" tanya Tama.












































"Soalnya Tama temen aku!"



























































cia kena friendzone

RadioTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang