Chapter 8th

2.6K 131 0
                                    

Mission Delay - Letda. Rendi

Semuanya gelap dan tiba-tiba terdengar sayup suara seorang dokter wanita dengan sebuah senter yang disorot kemata
letda rendi.
-
Dokter
"Apa anda bisa mendengar saya pak?"
Tanya sang dokter, namun letda rendi tak merespon tanya dokter. Lalu sang sahabat datang kerumah sakit dengan tergesa-gesa dan panik.
-
Letda Agus
"Dok apa dia baik-baik saja dok?"
Dokter
"Iya pak, teman bapak dalam keadaan normal sebentar lagi dia akan merespon"
Letda Agus
"Alhamdulillah, syukurlah dok. Makasih banyak dok"
-
Letda agus bertanya kepada letda rendi
-
Letda Agus
"Ren kamu gapapa kan?"
Letda Rendi
"Kaki kiri aku gus, agak nyeri dikit"
Letda Agus
"Tapi kira-kira kamu masih bisa injek pedal rem di kokpit ga?"
Letda Rendi
"Siap gus!"
Letda Agus
"Siap, kita akan terbang 1 jam lagi ren, yuk ke skuadron"
-
Lalu dokter yang tengah membereskan peralatan medisnya mendengar percakapan itu
-
Dokter
"Apa? Anda mau ajak temen anda yang lemas gitu terbang?"
Letda Agus
"Iya, emang kenapa dok? Dia bilang dia gapapa kok"
Dokter
"Apa anda gila? Apa gunanya pangkat letda dikerah baju anda itu? Pokoknya dia pasien saya dan saya tidak akan memberi dia izin untuk keluae rumah sakit ini"
(Ancam dokter cantik itu)
Letda Agus
"Dok, kami punya misi yang harus kami laksanakan..."
Dokter
"Saya tidak peduli, kalau anda peduli dengan teman anda, anda harusnya menyuruh dia istirahat penuh, apa anda tidak lihat bahu teman anda dijahit, kakinya terkilir"
Letda Agus
"Dok kalo dia saya tinggal dia gak akan ada yang merawat, orang tuanya udah ga ada lagi dok, apa doktee mau ngerawat dia sampe sembuh total"
(Ancam letda agus)
Dokter
"Baik.!! saya akan rawat dia sampai sembuh, dan saya akan menjadi walinya sekarang!!"
Letda Agus
"....."
Terdiam seribu bahasa
-
Letda rendi yang mendengar jawaban dokter cantik itu hanya bisa menelan ludahnya, seakan-akan tidak percaya akan jawaban sang dokter cantik.
-
-
TBC

MY PILOT [Tamat]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang