"Lo pada nginap sini kan?" tanya lelaki bongsor kepada teman-temannya.
"Gue iya. Udah bilang ke Siyeon juga. Btw Gyu, adek lo kayaknya bakalan nginap dirumah gue malam ini" lelaki yang dipanggil Gyu mengacungkan jempolnya.
"Lah ngapain si Renjun nginap dirumah lo? Berduaan doang dong sama adek lo?!" lelaki dengan gigi khas kelincinya langsung mendudukkan diri karena terkejut.
"Kenapa lo? Renjun kan sohib adek gue, yang nginap juga bukan cuma Renjun" jawaban Eunwoo membuat lelaki yang bertanya mendengus pelan.
"Jaemin Jeno Haechan?" kali ini abang Renjun yang bertanya, nadanya santai, tidak seperti temannya tadi.
"Iya, sama sepupu gue juga yang seumuran. Kalian belum pernah ketemu kayaknya"
"Kok cowoknya banyak?"
"Udah biasa, pas ada gue juga sering. Berenam sohib dari SMP. Kenapa elo yang sewot sih?" Eunwoo memicingkan mata menatap temannya itu. Sedangkan yang ditatap menjadi gelagapan.
"Hmmm... Cemburu? Kan adek lo cinta monyetnya si curut" Mingyu yang menjawab.
"Bukan cinta monyet, cinta pertama lebih tepatnya"
"Cinta pertama apaan elah, ketemu juga waktu dia masih SD, kayak om-om pedo lo"
"Hahahaha, belum apa-apa, sang kakak sudah tidak merestui, kasian amat lo" ejek temannya si bongsor.
"Yugyeom Prakoso. Lo mau rumah lo gue ratain?" ucapnya penuh kesal namun yang dipanggil tidak peduli.
"Lihat aja ntar, gue bakalan sama adek lo Woo" ucapnya lalu mengambil PS karena lelah mengerjakan tugas. "Tapi Woo, lo kok santai banget biarin mereka nginap, kan lo gak ada dirumah. Lo gak takut apa kalau mereka aneh-aneh, kan gawat".
"Njir, lo pikir adek gue mesum kayak lo" Mingyu yang merasa adeknya tersindir pun melemparkan bantal sofa yang tepat sasaran.
"Sakit bego!!!"
"Kalau sohibnya macam elo mana mungkin gue biarin. Gue sama ortu gak masalah sama mereka, malah senang ada yang jagain adek-adek gue terus"
"Adek lo gue aja yang jaga mulai besok, hehe itung-itung latihan"
"Jangan banyak berharap lo, entah dia ingat atau enggak, ketemu aja baru sekali"
"Woo, jangan restuin adek lo sama dia. Jugkook Prasetyo, playboy cap buaya. Anak orang aja masih digantung" Yugyeom menyahut dari dapur.
"Dia?" Mingyu bertanya ke Jungkook.
"Kalau dia yang lo maksud itu masih orang yang sama, gue udah bilang kita sahabat. Hei kita berdua udah sahabatan dari kecil. Gak ada suka-suka" setelah menjawab, dia menolehkan kepala kearah ponselnya yang menyala, lalu menerima panggilan itu.
"Halo, kenapa?"
"Kook, dimana?"
"Di rumah Yugyeom, habis nugas, mau nginap juga"
"Udah makan? Makan yuk, gue belum makan ini"
"Ya udah gue siap-siap, langsung otw"
"Oke see u"
"See u" Jungkook langsung memasukkan ponselnya ke saku dan mengambil jaket.
"Mau kemana lo?" tanya Yugyeom heran.
"Nemenin dia makan, mau nitip gak?"
"Mc'D aja, kayak biasa" Jungkook hanya mengangguk lalu berjalan kearah pintu.
"Ya lo-nya nganggap sahabat, lah si cewe gitu juga?" Mingyu yang dari tadi diam, tiba-tiba teriak membuat Jungkook yang sudah siap menyalakan motornya terdiam. Namun selanjutnya dia tidak ambil pusing. Mereka hanya sahabat. Dieja S-A-H-A-B-A-T.
-------:::::::::::-------
"Mau makan apa?"
"Mc'D aja, sekalian anak-anak tadi nitip"
Gadis itu mengangguk dan sedetik kemudian menggandeng tangan Jungkook untuk memasuki mall yang mereka datangi. Jungkook tidak menolak apa yang dilakukan sahabatnya itu dan hal tersebut selalu membuat sang gadis senang serta merasa semakin dekat dengan Jungkook. Sesampainya di tempat tujuan, mereka langsung memesan dan mengambil tempat duduk yang berada dipojok dekat jendela.
"Gue mau cerita"
"Apa?"
"Ingat adeknya Eunwoo gak?"
Senyum itu tiba-tiba luntur. Namun hal itu tak terlihat oleh Jungkook karena sedetik kemudian dia kembali tersenyum. Bagaimana mungkin dia lupa? Gadis yang Jungkook tetapkan menjadi cinta pertamanya. Dia berada disana ketika pertemuan sehari itu berlangsung. Senyuman yang tak pernah hilang dari bibir Jungkook setiap mengingat hal itu, pertemuan yang hanya terjadi sekali sampai umur Jungkook menginjak angka 20. Selama diluar negeri awalnya Jungkook selalu membicarakan gadis yang sama, tapi tidak berlangsung lama. Dia pikir Jungkook sudah lupa. Tapi, ekspetasinya salah.
"Ingat, kenapa?"
"Kalau gue pdkt ke dia, kira-kira gimana?"
"Maksudnya? Kok tiba-tiba?" gadis itu berusaha terdengar biasa saja sambil menyembunyikan kekecewaannya.
"Gue masih suka sama dia. Cuma ya karena gak pernah ketemu lagi. Bodohnya gue, kenapa pas gue balik kesini lagi gak langsung deketin dia ya? Dia kan adeknya Eunwoo, sohib gue, tapi setiap main kerumah Eunwoo pasti gak pernah ketemu dia. Sibuk banget gue kayaknya sampai 2 tahun terbuang tanpa ada permulaan sama sekali" Jungkook dengan semangat dan juga kesal saat menceritakan hal itu, membuat gadis didepannya terdiam sambil memikirkan bagaimana dia harus merespon.
"Ya udah, kalau emang lo masih suka, deketin aja. Kalau lo takut gak ada respon, ya lo gak akan tau kalau belum nyoba. Lo kan juga sohib abangnya" lain dimulut, lain dihati.
Ini yang membuat Jungkook suka menceritakan kegelisahannya kepada sahabat perempuan satu-satunya itu. Dia akan langsung mendapat solusi. Senantiasa membantunya kalau sedang ada masalah. Hal itu membuatnya merasa nyaman, bahkan memberikan perhatian lebih kepada sang gadis. Yang tidak disadarinya hanyalah, apa yang telah dia lakukan selama ini, menimbulkan perasaan lain pada hati Salsabila Chaeyeon Cistari.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Fallen Hearts (97's & 00's)
FanfictionIni hanya tentang kita yang telah jatuh... Jatuh kepada orang yang salah atau waktu yang tidak tepat... with 97's & 00's