12th

87 15 0
                                    

Apa kabar guys? Gimana puasanya, lancar? Aku kembali membawa chapter yang ditunggu-tunggu (semoga ada yang menunggu, wkwk)
Oke langsung aja, semoga chapter ini gak garing ya huhu...
Jangan lupa vote+comment kalian buat bikin aku makin semangat, happy reading :))

"Bundaaa" teriak Heejin dan Siyeon yang langsung menghampiri bunda Jaemin didapur dan memeluk wanita itu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Bundaaa" teriak Heejin dan Siyeon yang langsung menghampiri bunda Jaemin didapur dan memeluk wanita itu. Bunda Jaemin langsung membalas sambil mengelus rambut mereka pelan.

"Duh anak-anak bunda yang cantik-cantik, pantesan bunda kangen haha"

"Bundaaa, lapar" siapa lagi yang teriak kelaparan kalau bukan Haechan.

"Jangan malu-maluin lo" sewot Renjun sambil menoyor kepala Haechan, yang ditoyor hanya bisa meringis kesakitan sambil mengerucutkan bibirnya. "Maafin Haechan ya bun, emang gak tau malu dia" ucap Jeno kemudian memeluk bunda Jaemin, diikuti Renjun dan Haechan.

"Iya, udah biasa mah bunda lihat Haechan gitu. Haha. Ya udah kita makan yuk" ajak bunda setelah melepas pelukan Haechan.

"Sini bunda kita bantu bawa makanannya" Siyeon Heejin dengan sigap mengambil makanan untuk dibawa keruang makan.

"Jaemin mana?" tanya bunda.

"Ganti baju bun"

Para perempuan sedang sibuk menata meja makan sambil menunggu Jaemin turun, sedangkan para lelaki sudah duduk manis dikursi masing-masing.

"Wah rumah ayah udah ramai ya" suara berat seorang pria menginstrupsi kegiatan mereka.

"Loh, ayah kok udah pulang? Masih jam kerja bukan?" tanya Jaemin yang barusan turun dan melihat kepulangan ayahnya.

"Bunda yang telfon ayah, nyuruh ayah makan siang dirumah. Ayah juga udah lama gak lihat kalian. Ayo sini mulai makan" Bunda Jaemin yang menjawab pertanyaan anak semata wayangnya.

"Udah lama gak lihat kalian kumpul dirumah ayah" ucap ayah Jaemin disela-sela kegiatan makan mereka. Tidak hanya dirumah Siyeon dan Heejin, mereka juga sering kumpul bareng seperti ini dirumah yang lainnya, cuma tidak sering. Biasanya mereka akan membuat jadwal tempat perkumpulan dan makan.

"Iya yah, sekarang seringnya kumpul dirumah Siyeon, Heejin juga tinggal disana. Jadi kita sering ikutan nginap" jawab Jeno.

"Loh mantu ayah kenapa tinggal di rumah Siyeon?"

"Uhhuk!!!" Heejin yang mendengar kata 'mantu' yang ditujukan kepada dirinya tiba-tiba tersedak dengan pipi yang memerah. Jaemin disampingnya memberi air minum sambil menepuk pelan punggung Heejin. Sedangkan yang lain? Tertawa bahagia melihat Heejin yang salah tingkah.

"Ciaaaa mantu woy, bukan calon lagi" goda Haechan.

"Merah tu pipi, panas ya Jin?" tambah Siyeon.

"Ayah mah kalau ngomong yang aneh-aneh" keluh Jaemin.

"Loh bener kan? Emang kamu gak mau?" Jaemin diam karena diserang sama ayahnya sendiri. Sudah tahu akan jawabannya tapi kenapa masih ditanya? Teman-temannya semakin gencar meledek Jaemin yang gak menjawab apa-apa. Sedangkan Heejin masih menundukkan kepalanya malu, menyembunyikan merah dipipinya.

The Fallen Hearts (97's & 00's)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang