His Breathtaking and Shimmering Light ( Part 1 )

Bab 93 dan Bab 94

Bab 93: Aku Tidak Suka Menjadi oportunistik!

Penerjemah: Lam_ Editor: Hitesh_

Shi Guang ragu-ragu sejenak sebelum akhirnya masuk ke mobil Lu Yanchen.

Mobil mulai bergerak maju perlahan saat Shi Guang bersandar di kursinya dengan tenang. Dia tidak benar-benar merasa ingin berbicara pada saat ini. Mengamati Lu Yanchen, yang sedang mengemudi, dia sepertinya tidak punya niat untuk berbicara juga. 'Baik!'

Ketika dia menarik pandangannya, dia melihat dua benda yang ditempatkan di dua tempat di antara mereka — dompet dan teleponnya.

Bukankah dia mengatakan bahwa dia tidak membawa dompet dan teleponnya? Lalu apa ini?

Bukannya dia tidak membawa dompet dan teleponnya, dia hanya meninggalkannya di mobilnya. Jika itu masalahnya, tidak bisakah dia datang untuk mengambilnya?

Wajah Shi Guang membeku dengan ekspresi yang benar-benar bingung.

Setelah diam-diam melirik Lu Yanchen, dia akhirnya bertanya, "Mengapa kamu harus melakukan ini? Berusaha keras untuk ... menyiksaku tanpa tujuan? "

Dia jelas meninggalkan dompetnya di mobilnya. Bukankah semuanya akan baik-baik saja jika dia baru saja kembali untuk itu?

Dia hanya harus membuatnya meminta diskon, dan pergi melalui ciuman untuk makanan gratis.

Mata Lu Yanchen menyipit saat bibirnya mengencang menjadi garis lurus. Berbalik, dia menatapnya diam-diam.

Berpikir bahwa dia mungkin tidak mengerti kata-katanya, Shi Guang bergumam pelan, "Dompetmu ... Kamu jelas membawanya bersama kamu. Anda bisa saja mengembalikannya dari mobil Anda. "

Ke depan, Lu Yanchen menjawab dengan dingin, "Tidak merasa ingin kembali."

"Kamu bisa memintaku untuk menjalankan tugas itu!" Saat dia mengingat ciuman itu, Shi Guang merasa gelisah. Sekarang dia tahu itu bukan karena seseorang tidak membawa dompetnya, dia dipenuhi dengan penyesalan sehingga ususnya hampir terjalin.

"Apakah aku menyetujuinya?"

"Tidak, kamu bukan yang itu. Tapi kamu jelas bisa ... "

Sebelum dia bahkan bisa menyelesaikan kalimatnya, Lu Yanchen memotongnya dengan jawaban dingin seolah dia sudah tahu apa yang akan dikatakannya, "Aku tidak suka menjadi oportunistik!"

Perutnya penuh keraguan dimasukkan kembali secara instan; Shi Guang tidak bisa lagi berbicara.

'Lupakan! Karena sudah terjadi, tidak ada gunanya berdebat tentang hal itu. Tidak ada yang akan berubah. '

Dia miring tubuhnya dan menyandarkan kepalanya ke jendela kaca. Meskipun dia tidak melanjutkan topik itu, dia masih merasa terganggu dengan kejadian itu dan merenungkannya.

Ada lebih dari satu jam sebelum mereka tiba di rumah; musik di dalam mobil benar-benar merangsang tidur.

Pada awalnya, itu masih baik-baik saja. Namun seiring berjalannya waktu, keletihannya perlahan menggerogoti benaknya. Di tengah perjalanan pulang, Shi Guang tidak bisa lagi bertahan saat dia tertidur.

Bahkan ketika mobil berhenti di bawah apartemen mereka, Shi Guang tidak bangun.

Lu Yanchen juga tidak membangunkannya, hanya bersandar di kursinya dan memiringkan kepalanya untuk melihat postur tidurnya. Tatapannya dalam dan misterius, seperti langit malam yang gelap, melahap setiap sedikit cahaya di dunia ini tanpa membiarkan setetes emosinya merembes keluar.

Bahkan jika dia adalah satu-satunya di sekitar sekarang, dia masih menyimpan sendiri dengan dinginnya yang biasa.

Sekarang setelah mereka bertemu lagi, dia harus bertindak seolah-olah dia adalah seseorang yang tidak peduli lagi. Namun, dia benar-benar tampak seolah-olah dia adalah seseorang yang tidak peduli lagi. Berpikir bahwa dia masih akan berpikir tentang keinginan untuk menyembuhkan vertigo airnya pada titik ini — apakah itu rasa bersalah atau hati yang murah hati?