22. Detik Kekecewaan

2.3K 445 137
                                    

Sebelumnya, aku mau kasih faceclaim Shareefa Rachel. Sebenarnya, aku mau kasih faceclaim itu di part 21, namun aku lupa. Pantas saja rasanya ada yang kurang.

Gimana? Apa setelah ini kalian akan ungkit fitur baru wattpad aka fitur ngaca? Sini, aku bersihin dulu kehaluan kalian

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Gimana? Apa setelah ini kalian akan ungkit fitur baru wattpad aka fitur ngaca? Sini, aku bersihin dulu kehaluan kalian.

Btw, komen yang banyak dong :")

u n f r i e n d

"Ketua kelas mana?"

Aku segera menoleh ke arah Asahi yang berada di ambang pintu. Ia adalah ketua OSIS di SMA Matriks.

"Saya!" Junkyu berdiri dan menghampiri Asahi. Kemudian mereka tampak mengobrol di depan kelas dengan serius.

Aku yang sedang menuliskan jawaban atas soal pilihan ganda dari mata pelajaran Prakarya di papan tulis, mendengus pelan.

"Emang gak cocok Yedam tuh jadi ket—" Aku yang hendak menyinggung Yedam dibuat heran ketika tidak menemukan dirinya di tempat duduknya. Mataku beralih kesana kemari, namun aku masih belum menemukannya.

"Yedam mana? Bolos?" Tanyaku pada siswa-siswi lain. Tiba-tiba, Lami menyahut dari ujung kiri tempat duduk kami.

"Lo gak tau? Yedam udah pindah ke luar kota!"

Aku tertegun. Hampir seminggu aku tidak pernah bertegur sapa dengan Yedam. Terlebih masalah dirinya yang tampak tidak bisa move on dariku.

"Kok gue baru tau?" Lirihku terkaku. Tiba-tiba, Jeongwoo yang duduk di baris empat kolom tiga bergegas berdiri.

"Pacaran mulu sih sama berandal SMA Limit!" Sarkasnya. Aku hampir emosi jika saja Lami tidak menahanku.

Aku berjalan pelan ke arahnya dan mengisyaratkan Lami untuk tidak menahanku. Sedangkan Jeongwoo menatapku dengan tatapan menantang.

"Kalo lo gak tau sesuatu itu benar atau salah, gak usahlah bertingkah seolah-olah lo yang paling benar!" Sarkasku. Jeongwoo mendecih pelan kemudian membuang pandangannya dariku.

"Semua orang di kelas ini tau kali kalo lo sama Doyoung pacaran! Dan apa lo gak peka? Yedam pindah sekolah ke luar kota tuh gara-gara lo!"

Aku menelan salivaku susah. "Oh, jadi lo juru bicaranya Yedam? Dibayar berapa lo buat ngefitnah gue, hah?!"

"Kalo lo sama Doyoung gak pacaran, terus apa hubungan antara kalian? Atau mungkin, lo sebenarnya sukanya sama Haruto?"

Plak!

"Jaga omongan lo, lambe turah!" Aku segera melangkahkan kakiku menjauhi Jeongwoo setelah sebelumnya pipinya sukses memerah akibat tamparanku.

"Chel! Rachel!"

Aku tidak memedulikan teriakan Lami. Aku terus mempercepat langkahku. Aku berniat menuju ruang UKS saja. Sungguh, aku menangis.

Sesampainya di depan ruang UKS, aku merutuk karena ternyata ruangan itu terkunci. Sialan! Bagaimana misalkan ada siswa atau siswi yang terluka jika UKS dikunci seperti ini?!

Unfriendly ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang