12. Hadiah Untuk Doyoung

2.8K 549 46
                                    

~ UNFRIEND ~

Malam itu, aku menangis di pelukan bunda. Sesekali, ia memperlakukan ku seperti bayi. Kami sedang berada di meja makan. Beruntung, ayah belum pulang.

Aku menceritakan semuanya pada bunda. Menceritakan tentang Yedam yang secara tersirat meminta untuk balikan.

Tiba-tiba, Kak Yunhyeong datang. Ia menaruh tas laptopnya di atas meja makan dan duduk di seberangku.

"Adek kenapa, Bun?" Tanya Kak Yunhyeong terheran-heran. Tangisku makin pecah, bahkan kini aku meraung-raung.

"Gara-gara Yedam" bisik bunda yang jelas terdengar olehku. Ku lihat, Kak Yunhyeong ber-oh ria sambil mengangguk-anggukan kepalanya.

Kemudian, Kak Yunhyeong mengambil ponsel di saku kemejanya dan mulai berkutat dengan benda itu.

"Putus ya sama Yedam?" Tanya Kak Yunhyeong terkesan tiba-tiba. Ia tahu kalau aku pernah berhubungan dengan Yedam, tapi ia tidak tahu kapan aku memutuskan hubungan itu.

Pertanyaan Kak Yunhyeong seakan-akan kembali membuat hatiku terhujam. Rasanya benar-benar sakit. Aku merasa disia-siakan dan dengan entengnya ia menarikku kembali ke dalam pelukan buayanya? Shit.

"Ih, Kakak! Bukannya udah putus dari dulu!" Sarkas bunda yang membuat ponsel Kak Yunhyeong melejit terbang ke atas dan beruntung berhasil di tangkap oleh ayah yang berada di belakang Kak Yunhyeong.

"Kenapa nangis kamu?" Suara berat ayah benar-benar membuatku ketakutan. Aku mengeratkan pelukanku pada bunda.

"Gara-gara cowok, om"

Kak Yunhyeong sialan. Kenapa dia bilang pada ayah?! Anjir anjir.

"Siapa, hah?!" Sudah ku duga ini akan terjadi. Ayah membentakku. Bahkan ketika aku ketahuan berpacaran dengan Yedam, aku hampir saja diusir dari rumah.

Ya, hubunganku dengan Yedam baru diketahui orang tuaku setelah ulangan akhir semester. Karena nilaiku yang menurun, ayah mencoba mencari tahu perilaku ku di sekolah dan menanyakan hal tersebut pada wali kelasku. Dan sialnya, wali kelasku bilang kalau aku sering mojok dengan Yedam.

Yedam sialan kenapa harus mengajakku mojok kalau yang dibahas hal-hal semrawut yang tidak karuan?!

Ya sudah, intinya perbuatanku ini jangan dicontoh ya teman-teman. Karena, pacaran itu dosa besar loh:)

"Kamu mau pacaran sama siapa lagi? Kamu tahu kan kalau pacaran tuh yang kena siksa di akhirat nanti siapa? Ayah, Reef! Ayah!"

Tangisku makin menghambur, terlebih ketika ayah memanggilku dengan panggilan 'Reef' dari kata Shareefa, panggilan sayang ayah dulu padaku. Kini, ayah tidak pernah sama sekali memanggilku dengan panggilan itu sejak aku ketahuan berpacaran.

"Kak, jagain adek. Bunda mau ngomong dulu sama ayah" Bunda melepaskan pelukannya dariku, mengajak ayah ke kamar untuk bicara.

Sedangkan, Kak Yunhyeong menatapku iba. Kemudian, ia menghela napas panjangnya. Aku pun menelungkupkan kepalaku di atas meja makan dengan pergelangan tanganku sebagai topangan.

Aku merasa ada tangan yang mengusap lembut surai rambutku. Aku pun menoleh ke kiri, membiarkan pipi kananku menggembung karena ku tindih.

"Udah, ya. Sakit karena cowoknya. Jangan nangis, air mata kamu itu terlalu berharga untuk menangisi cowok semacam dia"

Unfriendly ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang