31. Kita Adalah Sederhana Yang Dirumit-rumitkan

3K 408 209
                                    

Warning

***
Part ini terdiri atas hampir tiga ribu kata. Berisi kode-kode/clue yang kalau tidak sanggup tidak perlu dipecahkan. Part ini juga berisi berbagai jenis frasa-frasa kebaperan. Diharap untuk tidak muntah, mual atau semacamnya. Silakan sediakan satu kantung plastik berwarna hitam dan buanglah pada tempatnya. Sekali lagi, saya peringatkan untuk jangan menangis atau bahkan berhalusinasi dengan hadirnya part ini.

Salam hangat,
Binar🌸

***

"Kamu yakin kita bisa ngejalanin hubungan kayak gini, Young?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Kamu yakin kita bisa ngejalanin hubungan kayak gini, Young?"

"Aku sayang sama kamu, Chel. Bodo amat sama status kita yang adek kakak!"

Aku menghela napasku kesal untuk kesekian kalinya. Sejak kejadian satu minggu yang lalu, aku dan Doyoung kembali resmi merajut kasih. Meskipun kami sama-sama tahu bahwa jalan ini adalah jalan yang salah.

Kini, aku dan Doyoung tengah berada di alun-alun kota. Tidak boleh ada yang mengetahui hubungan kami, pun dengan teman-teman sekelas.

Saat di sekolah, kami sama-sama bersikap seolah masih saling bermusuhan. Sedangkan di luar sekolah…

"Sayang, kamu mau es krim?" Aku menoleh pada Doyoung kemudian menggeleng pelan. Pikiranku tengah kacau hanya karena memikirkan hubungan yang tak seharusnya ini.

"Kamu kenapa? Ayo, sini cerita sama aku" bujuk Doyoung. Aku menggeleng pelan kemudian tersenyum simpul. Kuletakkan kepalaku di pundak kanan Doyoung. Ia merangkulku seraya mengusap rambutku pelan.

Kami tidak bersuara, hanya terfokus pada air mancur dan beberapa anak kecil yang tengah asik bermain. Apa aku salah mengambil jalan ini? Apa aku salah kembali merajut kasih dengannya? Apa aku salah sudah terlalu mencintainya?

Dia saudaraku…

Doyoung menggenggam hangat tangan kiriku. "Kita akan melewati ini semua. Entah bagaimana caranya, mari sama-sama berjuang!" Ucapnya menyemangati. Lagi, aku dibuatnya hanya sekadar tersenyum simpul.

Semesta, kami ini sama-sama anak bumi, mengapa tidak bisa saling mencintai?

Doyoung sangat memperjuangkan cinta kami. Jika aku memundurkan langkahku sekaki saja, rasa-rasanya aku sungguh tak menghargai perjuangannya.

"Kak Doyoung?" Kontan, aku dan Doyoung terkejut ketika mendapati seorang gadis yang menghampiri kami dengan sumringah. Aku mengerinyitkan keningku dan menatap tajam pada Doyoung.

"Lunar? Kok lo bisa ada disini?" Tanya Doyoung seraya menggaruk lehernya. Ia cengengesan sambil sesekali melirik padaku.

"Tadi lagi jalan-jalan sama kakak aku, kak! Oh ya, ini adek kakak, kan?" Ucap gadis bernama Lunar itu sambil menunjuk-nunjukku. Doyoung mengangguk pelan.

Unfriendly ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang