4 - ELIMINASI 1

1.7K 74 0
                                    

Menampilkan yang terbaik dan setelah itu adalah pasrah. Terserah keputusan para juri. Yang penting bagaimana cara kita menyikapinya. Menang kalah adalah biasa dalam kompetisi bukan? Kalau gitu, jangan kecewa kalau keputusannya adalah 'GAGAL'. Harusnya, dengan itu kita harus lebih banyak berlatih lagi. Atau kata lainnya, melatih diri atau lebih mengembangkan lagi bakat yang kita milikki.

Tapi, belum. Masih ada satu tahap lagi untuk Junior bisa tahu bagaimana hasilnya. Ada dua Zona yang kini harus mereka hadapi. Merah dan Putih.

Ok, harusnya Zona Putih lah yang bisa menyelamatkan nasib para Junior. Iya, Merah identik dengan bahaya, kan? Maka berhati-hatilah kalau kamu berada di dua Zona dan kamu harus ada di Zona Merah.

Raut tegang menghiasi wajah Junior kini. Bagaimana tidak? Beberapa dari mereka yang berada di Zona Putih akan di pindahkan ke Zona Merah. Merah, BAHAYA/TIDAK AMAN.

Rizky Febian -salah satu juri IdolJr- mulai mengumumkan, "Yang pertama..," Kak Iky menyelidik. "Deven."

"Deven.. Deven.." Kak Rayi ikut memanggil nama 'Deven'.

Teh Oca juga, "Deven,"

Deven mulai melangkah menuju zona Merah. Langkah pasrah. Seakan 'Ya sudahlah, terserah, apa boleh buat'

"Lalu... Friden," Kak Iky memanggil nama selanjutnya.

Friden pergi menuju zona Merah, bersama Deven. Deven sedikit menghela napas lega karena Friden juga ikut masuk di Zona Merah. Kesempatan lolos masih ada.

"Anneth." lanjut juri lagi.

"Ya Tuhan.., semoga ini yang terbaik." batin Anneth setelah menata posisinya bersebelahan dengan Friden dan Deven.

Setelah itu, juri memanggil nama lainnya : Joaquine, Charisa, Nashwa, Gogo, Lifia, Britney, William.
Tukar menukar posisi dari Zona Putih ke Merah/sebaliknya sempat terjadi sebelumnya. Hingga menetaplah 7 nama di atas bersama Anneth, Deven, dan Friden.

Suasana tegang. Tapi tidak jadi masalah bagi Deven, ia malah sempat-sempatnya curi pandang dengan gadis ber-dress pendek di sebelahnya. Anneth yang benar-benar tidak sadar sedang diperhatikan oleh lelaki pendek bertopi merah itu hanya diam, dan malah terlihat sangat gelisah.

"Dalam suatu kompetisi, gagal itu wajar," kata Bunda Maia membuat jantung 13 Junior di zona Merah berdebar kencang. "Jadi, maaf..."

Hey?! Mendengar kata Bunda Maia. Harapan ke-13 Junior untuk lolos kini merasa sedang di ujung tanduk. Raut lesu menyelimuti beberapa Junior di Zona Merah tentu saja.

"Gak papa, ya?" lanjut Bunda Maia. Terlihat beberapa Junior mengangguk meng-iyakan perkataan Bunda Maia yang sebenarnya entah untuk apa. "Selamat, kalian lolos!"

Ah.. Senyum terlukis indah di wajah Junior kini. Rasanya senang luar biasa! Benar-benar tidak pernah mereka duga sebelumnya.

Tukar menukar ucapan selamat terjadi.
"Congrats, Dev!" kata Friden mengajak ber-highfive.

"Kamu juga,"

"Congrats, Neth!" Friden memberi ucapan selamat juga kepada gadis bersuara emas, Anneth.

"Iya, kamu juga." Anneth tersenyum lebar. Cantik.

Setelah itu Joaquine juga ikut memberi ucapan selamat kepada Anneth, "Congrats, Neth! Aku tau kamu pasti lolos,"

"Kamu juga. Kita hebat! Hehe," jawab Anneth. Joa ketawa, Anneth juga.

Setelah itu Joa beralih memberi ucapan selamat kepada Friden. Ber-highfive dan saling membalas senyuman. Ah, romantis sekali.

A LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang