5 - ELIMINASI 2

1.4K 63 4
                                    

Semua sudah menampilkan yang terbaik. Berusaha semaksimal mungkin. Mencoba menutupi kekurangan masing-masing dengan cara masing-masing juga pastinya. Sebelum tampil, mereka di tuntun untuk vocal coaching juga. Semuanya tak ingin menyia-nyiakan kesempatan emas ini!

Termasuk lelaki kecil ber-jas abu-abu, berwajah pucat dengan tanpa mengurangi rasa semangatnya untuk memberikan yang terbaik. Sang Ibunda sebetulnya sangat cemas. Di mana ada seorang Ibu yang tidak cemas karena keadaan anaknya yang tidak mendukung? Padahal anaknya masih harus berjuang. Tentu tidak ada.

Wajar kalau sang Ibu cemas. Apa lagi teman kecilnya, teman seperjuangannya. Benar-benar keadaan sulit untuknya. Tubuhnya yang kurang vit akan sedikit mengganggu penampilannya tentu saja. Tapi, lelaki kecil itu, keberuntungan berpihak padanya. Tuhan sayang dengannya. Dimudahkannya segala kendala yang dari tadi mengganggu otaknya. Tentu usaha tidak akan menghianati hasil. Juri puas dengan penampilannya. Bonusnya ia mendapatkan SO dari sang diva Rosaa.

Sekarang, penentuan lolos atau tidaknya ke-24 Junior yang tentunya telah menampilkan yang terbaik. 4 ruangan disediakan. Room A, B, C, dan D. Beberapa Junior telah di kelompokan dan dipisahkan. Di room A terdapat 6 Junior : Anneth, Aziel, Friden, Gogo, Charisa, dan Putri. Dengan 2 juri yang mengumumkan : Teh Ocha, dan Bunda Maia. Di room B terdapat 6 Junior : Hana, Keiko, Raisya, Nadine, Nisrina, dan William. 2 juri yang akan mengumumkan : Kak Rayi, dan Teh Oca. Room C terdapat 5 Junior : Clinton, Nashwa, Cherilia, Deron, dan Badnur. Juri yang mengumumkan : Kak Iky dan Bunda Maia. Dan terakhir, room D : Marsya, Lifia, Joa, Deven, Britney, dan Michael. Dan sama seperti room sebelumnya, 2 Juri nya : Kak Iky, dan Kak Rayi.

Hanya 12 Junior yang bisa melanjutkan perjuangannya ke tahap selanjutnya (sebenarnya masih ada wildcard). Dari room A, dan room D saja. Dan lainnya tereliminasi. Haru, bahagia, dan sedih tercampur. Bahagia karena mimpi mereka akan semakin dekat. Sedih karena harus berpisah dengan teman-teman seperjuangan.

Ya, begitulah.

Beberapa foto yang mereka sempat abadikan di posting pula di Instagram

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Beberapa foto yang mereka sempat abadikan di posting pula di Instagram. Untuk mengenang hari ini.

**********

Setelah tadi siang, hari yang melelahkan sekaligus membanggakan. Tersisa 12 Junior : Anneth, Deven, Gogo, Lifia, Michael, Joaquine, Aziel, Friden, Marsya, Putri, Charisa, dan Britney. Yang mendapatkan kesempatan untuk meraih cita-citanya di ajang bergengsi ini. Kesempatan luar biasa! Gak akan mereka sia-siain.

Di Hotel akhirnya semua bisa beristirahat, lumayan lama, tapi malam ini mereka memutuskan untuk saling bertukar cerita, lagi. Setelah sedikit perdebatan memilih kamar siapa yang akan mereka singgahi, akhirnya, kamar Aziel jadi korbannya.

"Jangan macem-macem klean ya, di sini! Awas kau pada!" ancam Aziel sambil memainkan jari telunjuknya.

"Macem-macem apaan, sih?" seloroh Marsya tidak mengerti.

"Tau,"

"Jangan galak-galak macam tu, lahh... Baik-baik aja," Gogo menimpali. Sengaja mebgikuti gaya bicara Aziel.

"Go, gausah ikut-ikut. Gak cocok," protes Aziel kesal. Di ikuti tawaan dari lainnya.

"Heh, lu bedua! Sibuk sendiri aja, kalo mau pacaran mending gausah ikut ke sini, lah. Bikin iri aja," protes Charisa ketika melihat Anneth dan Deven sedang asik memperebutkan HP. Entah apa."Woy!!" Charisa terpaksa melempari dengan bungkus makanan yang ada di meja. Anneth dan Deven terkejut.

"Hah, apa? Kenapa?" kata Deven gelagapan.

"Kalo pacaran jangan di sini, kasihan Lifia. Ya, dek?" timpal Joa sambil merangkul Lifia dan sedikit terkekeh.

"Kenapa?" Lifia tak mengerti apa yang mereka bicarakan. Wajahnya benar-benar menggambarkan kebingungan, membuat semuanya tertawa.

"Udah, udah.. Jangan dibahas lagi," lerai Friden.

"Eh, buat grup Idol Junior, yuk? Biar siapa tau kalo salah satu dari kita ke-eliminasi, kita masih bisa chat-an, masih bisa cerita bareng gitu." Joa memberi usul. Antusias sekali.

"Bener,"

"Setuju!"

"Boleh, tuh"

"Grup apa?" Anneth, dengan segala ke-telmi an yang dia milikki bertanya.

"Idol Junior, Annethku.. Sayangg..," kata Joa sambil merangkul Anneth.

"Iya, maksudnya, apa? Instagram, Whatsapp, Line, atau apa?" ulang Anneth sambil melepas rangkulan Joa.

"Iya, ya?" Joa menganggukan kepalanya seakan baru tersadar akan hal itu.

"Hmm.. Line aja, gimana? Line semua punya, kan?" usul Lifia. Junior termuda diantara semuanya. Sering menjadi korban dari ke-gemesan Junior yang lebih tua darinya.

"Pinter! Gimana, guys?" sahut Charisa.

"Aku ikut aja," jawab Deven yang masih setia memandang HP nya.

"Iya, Line aja,"

"Setuju aja, sih,"

"Ok."

"Kalo gitu, biar aku yang bikin, ya?" kata Charisa. Di jawab anggukan oleh Junior lainnya.

Dan obrolan lainnya senantiasa muncul. Apa lagi, Mama Aziel menyediakan banyak cemilan untuk Junior. Makin betah mereka. Obrolan terus mengalir sampai malam.

Mereka sedih, karena setelah ini, tidak ada lagi si Mulek yang mencairkan suasana di backstage. Tidak ada lagi si Mulek yang bsrtingkah aneh dan membuat semuanya tertawa. Semua rindu Mulek!

Lama kelamaan rasa kantuk menyerang para Junior. Memaksa mereka untuk beristirahat. Semua akhirnya memutuskan untuk kembali ke kamar masing-masing.

"Cha, barengan." kata Deven dengan matanya yang sayup dan jalan sempoyongan.

"Eh, yang bener kalo jalan. Jatoh ribet ntar," Ucha memegang tangan Deven.

"Ngantuk," ucapnya lagi. Charisa menggelengkan kepalanya.

"Eh, Neth sebentar," Charisa memanggil Anneth yang sedanh berjalan juga, tidak jauh dari Charisa da Deven. Anneth pun mendekat.

"Iya?"

"Bantuin, dong.." Charisa tersenyum lebar. Seperti senyum terpaksa.

"Apa?" mendengar pertanyaan Anneth.  Charisa mengangkat telunjuknya dan menunjuk Deven yang tangannya sedang ia pegangi. "Kenapa?"

"Bantuin bawa,"

"Ih, masa gituu?"

"Bantuin, Neth... Pliss, hehe"

Ok, karena Anneth ini orangnya baik hati dan tidak sombong. Akhirnya mau gak mau Anneth tetep bantuin Charisa. "Iya, iyaa.. Bawa kemana?"

"Kamarnya lah. Masa di bawa ke kamarmu?," ledek Charisa. Sempat-sempatnya_-

"Hmm.." Anneth hanya bergumam kemudian dipegang nya juga tangan Deven sebelah kanan. Tangan lainnya memegang pundak Deven. "Dev, yang bener lahh..," katanya.

"Haaeemmm..." Deven menggubris. Kantuk berat sepertinya.

"Ah, awas ya!" gerutu Anneth.

Anneth dan Charisa benar-benar megantar Deven sampai ke kamarnya. Mama yang melihat sikap Deven menggeleng pelan dan berkata : "Kamu ini, nyusahin orang aja. Makasih ya, Anneth, Charisa." dibalas dengan senyuman oleh Charisa dan Anneth. Setelah itu, mereka balik ke kamar masing-masing.

--------------------------------

Heyyooo!! Maapin pendek partnya:(
Pokoknya makasih banget udah mau dukung cerita akuuuu sayang kalian muaahh😚❣️
Ingetin kalo ada salah yaaa, hehe:")
Btw aku boompart nihhhh!!

See you next part!❣️

A LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang