21 - Denneth Day (2)

1K 59 11
                                    

Anneth POV

Hari ini Lifia sama Iden pulang. Harusnya sekarang aku ikut ke loby atau bahkan ke rumah Lifia sama Iden. Eh, ga ga becanda. Tapi kalian tau? Aku masih diem disini dan gabut. Ga deng, ga gabut. U know lah gais, Anneth kalo ga ngapa-ngapain ngapain?

YUHU SERATUS BUAT YANG JAWAB "MAKAN"

HAHAHA

By the way, tadi sebelum Lifia sama Iden ke depan sih, sempet perpisahan dulu tadi karna tau aku sama Deven ga ikut anter mereka. Ah, Lifia, anakku, azig tumben kan nganggep Lifia anakku. Tapi serius, dia tuh pokoknya rame deh! Kalo dia pulang yang bikin rame karantina siapa dong? Yang kejar-kejaran sama Deven siapa? Masa Gogo? Ga lucu.

Ngomong-ngomong Deven sama Lifia, mereka sweet banget asli.

*flashback on

"Abang, Lifia pulang, ya. Semangat nyanyinya, nanti Lifia nonton di rumah trus teriak GO DEVEN GO GO DEVEN AWW! Gitu," kata Lifia semangat sambil ketawa. Aku tau padahal dia sedih banget bakal pisah sama abang tersayangnya itu. Lifia pinter, dia ngerti dimana saat harus sedih dan dimana dia harus menyenangkan. Intinya tau lah, kapan waktunya. Kaya sekarang, Lifia gak mau buat abangnya ikutan sedih karna abangnya harus jaga suara dan mood. Lifia cantik, Lifia hebat!

"Nonton disini aja gak bisa ya?" Bujuk Deven pelan. Walau Deven tau itu gak mungkin. Maksudnya gak mungkin Lifia nunda pulang ke rumah.

"Lifia nonton di rumah aja, Abang." Kata Lifia sambil senyum. "Jangan kangen aku ya, Bang, hehe,"

"Aah, Lifiaaa..," Deven menarik Lifia ke dalam pelukannya. Ah, irii! Eh ga deng.

Aku sempat melirik Iden sekilas. Dia kaya mau ngomong sesuatu, tapi ketunda karna keadaannya gak mungkin. Mungkin dia masih gak enak soal tadi. Ya baguslah.

"Gak mau meluk aku juga gitu?" Rajukku. Lifia dan Deven langsung mengalihkan pandangan padaku.

Lifia terkekeh, "sini kak!"

Aku menautkan alis. Itu posisinya Deven masih meluk Lifia, masa aku ikut meluk? Ntar jadi kaya...

Ah, apa sih.

"Sini Neth," tangan Deven terulur didepanku. Karena aku tipe orang yang gak tegaan, jadi yaa... yaudah lah.

Aku berlari kecil kemudian menekuk lututku supaya bisa ikut berpelukkan dengan Lifia. Kudengar sedikit isakkan, ternyata Lifia. Awalnya aku gak mau terbawa suasana, ya kalian tau lah Anneth gampang nangis:)

"Hiks, abang sama mama semangat ya, Lifia bakal kangen banget!"

"Lifia jangan nangis dong, kan aku juga ikut sedih...," kataku yang sudah banjir air mata dari tadi.

Deven melepas pelukan kami, maksudnya pelukan kita. Ah, maksudnya aku-Deven-Lifia. "Lifia juga tetep semangat, latihan terus biar jadi orang sukses. Kita semua, pasti kangen banget sama Lifia. Sering-sering main ke karantina ya," kata Deven lembut. Ah, Tuhan, aku selalu lemah dengan sosok Deven seperti ini. Begitu lembut, perhatian, dan penuh kasih sayang. Deven mengelus pelan puncak kepala Lifia sambil tersenyum menahan tangis.

"Iya, abang, pasti!"

*flashback off

Sayang, mereka harus pisah.

Author POV

"Idol Jr"

**Marsha**
Lifia pulang ya?

**Marsha**
Aah ikut sedih:( semangat terus Lifiaaa!

**Britney**
Iyanih😭

**Britney**
Serius akutu ikut nangis waktu nonton😭 jadi kangen kaliaaann

A LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang