10 - SHOWCASE 1

1.2K 59 2
                                    

Yap. Hari ini adalah Jum'at. Junior kelompok 1 : Anneth, Putri, Raisya, Gogo, Michael, Marsya, dan Joa sudah siap di backstage untuk menunggu giliran tampil.

Junior kloter 2 tidak tinggal diam dan hanya melihat Junior kloter 1 tampil saja. Semua ikut memberi semangat dan mengingatkan satu sama lain.

"SEMANGAT YAA!!" koar Raisya menyemangati teman-temannya. Dan, untuk dirinya sendiri tentu saja.

"Iya, semangat semuaa!! Raisya juga. Semangat Raisyaaa!!!" Charisa ikut teriak memberikan semangat. Junior lainnya hanya tersenyum dan menambah rasa percaya diri dalam diri masing-masing. Nervous tentu saja.

"Friden semangatin Joa dongg.. Semangatin Den, semangatin!" Nashwa menyenggol Friden. Niatnya memberi kode, tapi kalo ngomongnya keras banget, nyaris teriak malah, pantes kalo namanya kode? Huh. Dasar Uwa

"Wa apasih, ah!" tanggapnya dengan muka datar. Melipat tangannya di dada dan memutar bola matanya.

"Ayo Den, ah. Masih malu aja sama kita-kita."

"Gausah ikut-ikut Ven."

"Ayo Den! Iden Iden Iden Iden Iden!!!" semua Junior ikut menyebut nama Friden. Merasa tidak tahan, akhirnya Friden mengalah untuk membuat teman-teman laknad nya ini bahagia.

"Iya iyaaaa....,"
"Joaa.. Semangat yaaaaa... Jangan lupa doa, jangan lupa lirik juga, ingatan apalagi. Semangat Joaa!! Yeeayy!!!" Friden mengucapkannya terdengar seperti terpaksa. Ditambah tangannya yang digenggam keatas seperti memberi semangat. Joa yang disemangati hanya senyum² sendiri sambil menahan malu. Dasar anak Idol😂

"Bales dong, Jo.."

"Bales! Bales! Bales!"

"Sshhttt!" Joa menempelkan jarinya dimulut. Maksudnya supaya mereka tidak berisik lagi. Joa yang malu soalnya wkwk.

"Ayolah Joo...," Anneth ikut-ikut membujuk Joa. Siapa sangka, Joa luluh akhirnya.

"Iya iyaa..."
"Iden semangat jugaa.. Ga akan lupa ingatan, kok." Kata Joa sedikit tersenyum. Kayanya bukan senyum terpaksa. Ini murni.

"Ciyeee...,"

"So sweet banget sihh maminya Lifia..,"

"Yang jomblo bisa apa yakan."

Begitulah teriakan di backstage. Semuanya tidak menyangka kalau setelah ini akan ada 4 Junior yang harus pulang. Moment-moment seperti inilah yang mereka rindukan suatu saat.

"Yuk kloter 1 ikut kakak." kakak crew datang sambil memegang script. Junior kloter 1 mengikutinya dari belakang.

"Neth," suara kecil namum masih bisa didengar memanggil satu nama, 'Anneth'. Anneth menoleh untuk memastikan siapa pemilik suara tersebut, walau sebenernya Anneth tahu itu suara siapa. Suaranya masih bisa didengar karena baru beberapa langkah Anneth berjalan.

"Iya, Dev?"

"Semangat, ya. Ntar aku ikut teriakin kamu di bangku penonton. Jangan nervous, liatin aku aja biar tenang. Ok?" Deven mengangkat tangannya membentuk '👌' sambil tersenyum.

"Apasih, lebay." Anneth terkekeh. Tapi, diam-diam Anneth suka diperhatikan seperti ini. Apalagi kalo yang memperhatikannya adalah laki-laki yang diam-diam membuatnya tidak bisa jauh darinya. Anneth sadar akan hal itu. Cuma sedikit ragu yang tersisa di hatinya. Dan, kesasadaran dirinya yang mengerti kalo umurnya belum pantas untuk masalah seperti ini. Tapi kalo sekedar suka atau mengagumi tidak apa, kan? Tidak akan jadi masalah sepertinya.

"Ihs, serius! Ok?!" tatapan mata Deven memang melambangkan keseriusan. Dia juga bingung, kok jadi seperhatian ini sama perempuan selain "Dia" yang diam-diam sering Deven perhatikan dari jauh. Di Lombok tentu saja. Mungkinkah Anneth diam-diam berhasil menggantikan posisi si "Dia" dihati Deven? Semoga saja.

A LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang