11 - JEALOUS?

1.2K 56 1
                                    

Hari ini Rabu. Tepatnya Rabu siang. Hari dimana tidak ada lagi gadget dan game. Ya, handphone Junior dan alat-alat game akan disita oleh crew. Dengan tujuan supaya merka fokus latihan agar bisa memberikan yang terbaik saat tampil lusa.

"Bosen banget gilaaa!!" rengek Charisa yang sedang duduk di sofa sambil sesekali memukul sofa yang ia duduki. Sofa nya salah apa sih, Cha?:(

"Iya nihh... Pen mati rasanya." timpal Britney yang baru saja masuk ke ruangan lalu ikut duduk bersama Charisa. Ya, ada salah satu ruangan yang paling sering didatangi Junior kalau mereka ingin ngumpul, bosan, atau lainnya.

"Aamiin." Friden menyahuti. Ia yang sedari tadi duduk di sudut kamar tentu mendengar perkataan Britney dan Charisa. Dengan masih memandangi layar gadget nya.

"Aih, jangan di aamiin in juga dong! Pengen, ya, aku mati? Hah?!." Britney melempar bantal kecil di sofa kepada Friden yang duduknya tidak jauh dari Britney dan Charisa. Charisa yang melihat hanya terkekeh dan geleng kepala.

"Lah, aku kan, bantu do'a. Lagian, yang pengen mati tadi siapa, coba? Siapa yang bilang pengen mati?" katanya santai dan masih fokus kepada gadget nya.

Britney terus menerus mengumpat dalam hati karena kelakuan Friden sambil komat-kamit seperti membaca mantra. Dan, tiba-tiba Britney sadar bahwaa....

"DEN, KOK HAPE KAU AMAN SIH?! HAPE KU SAMA LAINNYA DI SITA LOH, GILA! EH NYOLONG YA, NYOLONG?!" Britney langsung berdiri dan berkacak pinggang.

Friden, masih dengan raut datarnya, "Gak inget pas penyitaan? Aku kan, ke WC, ngumpetin HP. Aman, deh. Pinter kan, gue?" Friden tersenyum bangga sambil memukul pelan dadanya.

"Iden curaaaannnggggg!!!!! Aaahhh gak adilll!!" rengek Charisa sambil menghentakkan tangan dan kakinya ke sofa atau lantai.

Tiba-tiba datanglah 3 anggota keluarga kecil yang sedang berlari sambil tertawa bersama. Mereka langsung mengambil tempat duduk yang kosong sebelum penuh oleh Junior lain, dan duduk sambil masih ada sisa tawa, dan, ngos-ngosan. Mereka duduk tak beraturan, yaa, mencari pewe.

"Ahh, Abang curang! Tadikan, es krim nya buat kita! Ya, kak,"

"Iya, lah. Curang, dia!"

"Curang gimana? Dimananya, sih?"

"Pokoknya Kak Deven curang!"

"Gak curang, Lifiaaa... Kan, siapa cepat dia dapat. Gak ada juga peraturan yang ngambil es krim harus perempuan dulu, kan,"

"Ada! Perempuan harus diutamakan, tau?! Ngalah kek, sama perempuan. Dimana-mana juga, Cowok terakhir, Cewek pertama." kata Anneth menentang perkataan Deven. Disetujui oleh Lifia dengan anggukan.

"Iya deh, iya. Laki-laki selalu salah, perempuan selalu benar. Ok."

"Iya, lah. Harus gitu. Dimana-mana juga gitu. Ya, kan, Lif?" Anneth mengajak Lifia ber highfive. Lifia pun menautkan tangannya ke tangan Anneth layaknya ber-tos.

"Nah, sebagai hukumannya-"

"Eh, apaan hukuman-hukuman?! Enggak, enggak! Gak ada! Lagian, es krim nya juga jatuh, kan." potong Deven cepat sambil menyilangkan tangannya '❌'

"Eh, eh.. Gak boleh protes! Salah siapa ngerebut es krim nya kita. Ya, gak, Kak?" Lifia membalik tangannya didepan Anneth. Anneth kemudian mengerti, di taruhnya telapak tangan Anneth di telapak tangan Lifia sambil belakang-membelakangi kea vidclip the virgin:v *ngerti kan? Ngerti ngertiin aja deh yaa:^

A LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang