13 - Frinneth?!

1.2K 60 3
                                    

Hari ini cuaca cerah. Junior dijadwalkan untuk memutuskan lagu apa yang akan mereka bawakan Minggu depan. Mereka berkumpul di ruang vocal coaching dan menunggu Kak Ucie datang.

"Lama banget sihh..." Deven mengeluh sambil berjalan mondar-mandir dan memasukkan tangannya kedalam sak jaketnya.

"Sabar dong, pak!"

"Duduk napa, Pon? Bisulan tuh pantat sampe gak bisa duduk, hah?!"

Deven menghentikan langkahnya dan memandang Mirai tajam. Mirai yang ditatap pun bergidik ngeri. Klepon gak bisa diajak bercanda! Batinnya.

"Deven," gadis dengan rambut panjang yang dikucir kebelkang sudah tak tahan melihat Deven mondar-mandir kesana-sini. Deven melirik wanita itu, "Duduk,"

Dan, siapa sangka Deven mendengarkan perintah si gadis. Deven duduk disembarang tempat. Asal menaruh bokongnya dilantai, dan sudah. Jelas mengganggu jalan. Si gadis bergeleng pelan, "Jangan disitu..."

"Trus?"

"Sini," si gadis menepuk bangku disebelahnya yang kosong bermaksud menyuruh Deven duduk disebelahnya. Deven menurut dan duduk disana.

"Giliran disuruh Kak Anneth aja nurut. BUCIN!" cibir Mirai yang langsung dapat tatapan tajam lagi dari Deven sekaligus Anneth. Junior lain hanya terkekeh melihat mereka.

Tak lama setelah itu Kak Ucie masuk kedalam ruangan. Junior mendekat ke arah Kak Ucie untuk bersalaman dan bergerombol mendengar pengumuman yang akan Kak Ucie berikan.

Semua sudah duduk. Si kecil klepon masih mengambil posisi duduk disamping Anneth. Sekarang malah menarik-narik baju Anneth sambil sesekali memegang dan mengelus rambut Anneth yang diikat. Entah ngapain, tapi Anneth tidak protes sama sekali.

"Sebelumnya, selamat untuk kalian yang lolos dan bisa maju ketahap selanjutnya." kata Kak Indra sambil tersenyum. Junior hanya mengangguk-angguk mendengarkan Kak Indra berbicara. "Harus lebih semangat lagi, ya!" lanjutnya. "Kak Cantik silahkan,"

Kak Ucie terkekeh sebentar, "Kalian tau kan, ini adalah sebuah kompetisi?" Kak Ucie memandang satu persatu Junior, "Didalam sebuah kompetisi, pasti ada tantangannya. Entah menantang kalian untuk naik dari nada aslinya, atau malah sebaliknya. Entah menambah intro lagu, atau mengganti aransemen musik supaya lebih menarik. Dan kali ini, tantangannya mungkin akan berat mengingat di jaman ini udah jarang banget yang nyanyi lagu-lagu daerah, bahkan mungkin kalian belum tau lagu daerah masing-masing?" Junior cengengesan.

"Jadi, tantangannya nyanyi lagu daerah, Kak?" tanya Charisa memperjelas maksud Kak Ucie.

"Ya, bener! Kali ini kalian harus bawain lagu daerah dari masing-masing daerah kalian. Coba, ada yang mau usul mau nyanyiin lagu daerah apa Minggu depan?"

Diam. Tak ada yang menjawab.

"Huft, kayanya ini tantangan emang sulit banget, ya." kata Kak Ucie lirih. "Yaudah, langsung Kakak bagiin aja script nya, yaa..."

Setelah semua sudah kebagian script, semua nampak sibuk melihat atau menebak-nebak nada lagu yang ada di script. Tak sedikit dari mereka yang tak tau lagu yang ditulis di script tersebut.

"Lahhh Anneth gampang banget masa??!" Joa protes setelah mengintip script yang Anneth dapat.

Kak Ucie dan Kak Indra hanya tersenyum. Mereka gak tau aja kalo lagu itu bakal diubah entah di aransemen atau tambahan intro.

"Joa dapet apa?" kini Anneth yang giliran mengintip script Joa. "Gampangan juga, Jo." kata Anneth sambil memanyunkan bibirnya.

"Ini susah, tauu! Kamu harusnya dapet yang susah juga, dongg... Biar Minggu besok gak dapet SO." kata Joa bercanda. Memang, suara Anneth bagus sekali. Bahkan, jika dibandingkan suara Anneth lebih bagus dari Joa. Dari audisi saja Anneth sudah dapat SO baik dari Kak Iky atau Bunda Maia.

A LOVETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang