(14)

45 15 7
                                        

Sella menghabiskan pizza mie dan cokelat hangatnya kemudian mematikan laptopnya dan tidur.

Tetapi saat sebelum tidur, Sella memeriksa tas mungilnya yang selalu ia bawa kerja terlebih dahulu. Ia mendapati sesuatu yang asing didalam tasnya. Ia membelalakkan matanya, sedetik kemudian ia mengambil laptopnya kembali dan menghidupkannya.

Nafas Sella tercekat, ia benar-benar terkejut.
"Jadi benar?" gumam Sella.

***

"Loe yakin Sel?" kata Veyna tak percaya

"Iya, gue yakin banget Vey. Semua bukti 'kan mengarah pada dia." kata Sella mantap

"Kok gue baru nyadar ya?" sahut Vallery

"Haii.." suara seseorang membuyarkan keseriusan kami. Angel.

"Hai Ngel!" jawab Vallery

Angel berjalan kearah tempat kami duduk. Kami bersikap biasa seperti semula.

"Kok kalian nggak ngajak aku sih?" kata Angel kesal

"Loe aja sok sibuk, waktu jam makan siang kek gini aja loe masih berkutat sama komputer loe," ejek Veyna

"Ye.. Emang lagi sibuk beneran tau. Kalian udah selesai makannya?" tanya Angel

"Ya belumlah. Loe nggak lihat nih makanan masih nongkrong disini?" Sella menunjuk makanannya.

"Ya udah, aku mau makan juga kalau gitu."

Mereka berempat menghabiskan makan siang bersama dan segera kembali kekantor.

"Vey, loe mau lembur?" tanya Sella

"Nggak tahu nih Sel, tapi kayaknya nggak deh gue takut soalnya." kata Veyna

"Kenapa mesti takut?" sahut seorang pria. Rico. Dia sudah kembali dari masa cutinya.

Sella dan Veyna saling bertatapan. "Kok ditanya nggak jawab?" tanya Rico bingung

"Karena kalau malam kan gelap, kebanyakan cewek itu takut gelap." sahut Vallery sekenanya

Rico membulatkan mulutnya menyerupai huruf O.

"Oh iya, ini kan malam jum'at , jadi jangan pulang dari kantor lebih dari jam sepuluh. " kata Rico

"Kenapa, apa ada setan pemakan manusia disini?" tanya Vallery dingin, memancing Rico.

Rico berdecak "Gue kan cuma ngingetin. Kalau kalian ngeyel yaudah, resiko kalian tanggung sendiri."

"Tapi gue lihat loe sesekali pada malam jum'at masih ada dikantor." kata Veyna

Rico mengerutkan alisnya, bingung. Bagaimana dia bisa tahu?

"Gue tahu , karena gue kebiasaan pada malam harinya mendadak lapar. Karena malas masak makanya gue beli nasi goreng di samping perusahaan. Dan gue lihat loe masih aja dikantor, entah lagi ngapain." kata Veyna seakan tahu apa yang Rico pikirkan.

"Gue lagi lembur waktu itu," alasan Rico

"Loe sendiri aja kaya gitu, masak sok-sok an nggak ngebolehin sih!" sindir Vallery

Don't connect√Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang