Don't connect√

(16)

"Hemm.. Tapi aku penasaran, bagaimana caramu melakukannya?" tanya pria itu dengan senyum iblisnya.

"Haha, sangat mudah menebaknya Bangkai!! Apa kau pikir dengan masa kerjamu yang belum lama kau dapat bertingkah laku layaknya bos disini?! Kenapa kau bisa cuti seenaknya tanpa takut dicepat?! Dan apakah inisial Jr itu sulit ditemukan, dan apakah foto orang yang hilang dimeja kerjamu itu karena faktor kebetulan, Mr.Jerico?! Ahh.. Sepertinya aku baru saja memuji diriku sendiri." kata Sella angkuh dengan kekehan diujung kalimatnya.

"Apa kamu ingin tahu alasan dari semua ini?" pak Juna angkat bicara.

"Karena ingin mencapai kesuksessan dengan cara yang curang kan?!" kata Sella menahan emosi.

Pak Juna dan Rico terkejut mendengar perkataan Sella, namun sesaat mereka terlihat normal kembali.

"Alasan yang sebenarnya adalah..

Pak Juna mengambil napas sejenak sebelum melanjutkan kata-katanya.

"Karena masalah keselamatan anak saya yang menjadi taruhannya. Kamu ingin tahu siapa Iblis yang pernah menghantuimu Sella? Dia adalah Iblis pembangun perusahaan ini. Kamu jangan mengira saya menggunakan cara tidak sehat disini Sel, justru saya malah ingin semua ini berhenti. Namun, sekeras apapun saya mencoba tetap tidak bisa."

Pak Juna diam sebentar, raut wajahnya mendadak menjadi sendu.

"Iblis itu meminta minimal satu orang tiap satu tahunnya. Dan bagi saya, itu sangatlah berat karena harus mengorbankan nyawa karyawan saya. Iblis itu adalah Iblis peliharaan Kakek buyut saya dahulu, kakek buyut saya dahulu bersekutu dengan Iblis untuk memajukan perusahaan ini.

Dan pada akhirnya perusahaan ini memang benar-benar maju. Dan persekutuan dengan Iblis itu dilakukan oleh orang tua saya setelah kakek buyut saya meninggal lima belas tahun yang lalu.

Dan kini, giliran saya yang harus bersekutu dengan makhluk terkutuk itu.

Kamu tahu alasan saya melarang para karyawan untuk tidak mengunakan wifi lain selain milik perusahaan? Dan inilah alasannya Sel, saya tidak mau ada korban lagi. Namun, apa daya saya tentang sifat keras kepala orang lain. Mereka nekat menggunakan wifi lain, yaitu Don't connect.

Namun saya juga masih sayang nyawa anak saya. Jika tidak ada yang berani melanggar peraturan itu, maka saya akan menyuruh seorang karyawan untuk menggunakannya. Dan anak saya, masih hidup sampai saat ini." pak Juna tertawa kecil di ujung kalimatnya.

"Tapi itu bukan jalan keluar yang tepat!" sanggah Veyna

"Lalu bagaimana yang tepat? Tunjukkan pada saya!" bentak balik pak Juna. Seketika,Veyna terdiam lagi.

Pak Juna menghela napas lagi.

"Saya tahu siapa yang akan menjadi korban berikutnya, karena semua komputer diperusahaan ini telah tersambung kedalam komputer saya. Ingat Angel? Dia saya marahi karena menggunakan wifi lain. Tapi saudaranya Ando, dia saya diamkan karena dialah yang akan menyelamatkan nyawa anak saya sekaligus mengukir prestasi diperusahaan ini.

Dan tentang Rico? Dia tahu semua ini, makanya dia saya suruh untuk diam dengan imbalan akan aman dan akan saya beri kebebasan dikantor ini. So, ada penjelasan yang kurang?" tanya Pak Juna