6. Hah!

62 10 0
                                    

"Karena kamu aku berubah, karena kamu juga semua jauh lebih indah"

Mirissa duduk di sebelah Deren dengan tenang, sedangkan Deren sama sekali tidak terganggu dengan adanya Mirissa yang duduk di sebelahnya, Deren yang sibuk sendiri dengan handpone ditangannya.

Jam pelajaran akan dimulai pukul 07.30 dan sekarang masih pukul 07.20 pagi, masih ada waktu untuk bersantai-santai.

******

Mirissa pov

Aku membuka ponselku, melihat-lihat instagram artis yang ku sukai, " bosan juga begini terus", batinku.

Masih ada waktu 10 menit pikirku, aku segera melipat kedua tangan ku di atas meja, ku taruh kepalaku di atasnya, dan perlahan aku mulai menutup mata dan terlelap.

Beberapa menit kemudian ada sesuatu yang mengusik tidur ku.

Dia adalah Deren, dia menatap ku dan menyodorkan sebuah jaket biru navi berlogo alan walker kepadaku. Aku menatap jaket ditangannya dengan dahi berkerut bingung.

"Pake buat bantalan, katanya kak dito kita jamkos sampai istirahat kedua, lo tidur aja kalau ngantuk", dia menyerahkan jaketnya ke tangan ku dan aku menerimanya.

"Makasih", jawabku dengan senyum canggung dan dibalas senyuman tulus dari Deren.

Deren meninggalkan aku sendiri, ntah mau kemana dia, terserah lah. Aku bisa tidur dengan nyaman dan tenang sekarang.

****

Dito pov

"sabar, ntah kapan dia bisa ingat, atau memang dia tidak tahu, karena dulu dia masih kecil", nasihat itu selalu terbayang-bayang di telinga gue.

"arghhhh!, kapan dia ingat, gue kangen semuanya", tanpa sadar di sebelah gue sudah datang seseorang yang dari tadi perhatiin gue.

"Mikirin itu lagi bang?", gue mengangkat kepala gue dan menatapnya.

"Sabar bang, memang gak gampang, terlebih ditambah kejadian itu", ucap Deren. iya orang itu Deren, dia ngeliatin gue yang lagi nutupin muka gue diantara dua lutut gue.

"Tapi kapan?", tanpa sadar air mata gue netes, gue langsung hapus air mata gue yang jatuh.

"Jangan cengeng", Deren ketawain gue.
"Diem", jawab gue tanpa sadar ngebentak Deren.

"Sabar, mama juga bilang jangan diingetin, kasian dianya. Coba lo lihat dia di kelas, kasian tau dia tuh bang, mukanya lusuh banget kek orang gak tidur semalaman. Sekarang dia lagi tidur", gue natap Deren.

Gue mengangguk singkat sebagai  jawaban.

"Tangannya ada bekas sayatan", gue kaget dengar Deren bilang gini.

Gue mengernyit dengan muka bingung dan coba  menolak apa yang Deren bilang ke gue dengan tatapan mukanya.

"Di sebelah kiri, coba lo liat nanti kalau lo gak percaya sama gue", Deren berkata sejujurnya ke gue yang gak percaya sama omongannya dia.

"Lo gak nanya?", tanya gue yang mulai terpancing sama omongannya Deren.

"Gak berani, lo aja yang nanya", jawab Deren dengan santai dan melangkah meninggalkan gue yang lagi bingung.

****

Autor pov

Jam istirahat telah berbunyi, sekarang jam tepat menunjukkan pukul 10.00. Semua anak sibuk pergi ke kantin, namun tidak untuk anak yang sedang tertidur di kelas dengan tenang dengan kelopak matanya yang sembab.

Senjanya RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang