5. Ngeselin

69 11 0
                                    

"Maaf, satu kata yang mudah  terucap tapi sulit dilakukan"
-plentran-

Dito yang melihat wajah Mirissa yang terlihat bingung, langsung menyemburkan tawanya.

"Muka lo lucu bat tau", ejek Dito pada Mirissa, sedangkan yang diejek langsung tersenyum malu.

Dito mencari sesuatu di saku celana.
"Sumpah lucu bat, coba ngaca nih!", Dito mengatakan dengan tertawa geli sambil menyodorkan cermin dari kantong celananya.

"Kakak aneh tiba-tiba ngomong 'gue suka', tapi ini cowok kok bawa cermin ya", ejek Mirissa balik dengan terkekeh geli sambil menyerahkan kembali cermin yang tadi Dito berikan.

Dito menerima kembali cerminnya dan memasukkan kembali ke saku celananya.
"Napa? Memang gak boleh?", tanya Dito pada Mirissa dengan wajah songongnya.

"Serah, ayo katanya mau nganterin aku ke kelas, cepetan ntar rame", ajak Mirissa dengan nada kesal.

"Lo lucu banget sih, jadi gemes deh gue, dasar degem", ucap Dito sambil menarik tangan Mirissa ke genggamannya.

"Ngeselin", jawab Mirissa sambil memukul bahu Dito.

"Btw yang tadi maksud gue suka itu.... ", tanya Dito pada Mirissa.

Mirissa langsung menatap Dito kembali.
"Gue suka orang liat kita deket," ucap Dito cepat dan yang terdengar seperti gumaman.

Mirissa hanya melongo mendengar apa yang diucapkan Dito.
"Suka betul nyari sensasi," jawab Mirissa yang terdengar seperti sindiran kepada Dito.

Dito tak merespon ucapan Mirissa dan tetap berjalan seperti biasa seperti tak ada yang dikatakan mereka berdua sebelumnya.

Mereka berjalan melewati kerumunan siswa dan siswi sekolah smp sinar bakti. Banyak siswa/siswi yang memperhatikan genggaman dan sikap mereka, terlebih kakak angkatan Mirissa.

"Kak genggamannya dilepas nah", bisik Mirissa pada Dito sambil mencoba melepaskan genggaman mereka.

Bukannya terlepas genggaman semakin dipererat oleh Dito. Mirissa menatap hal itu dengan tatapan tak suka, sedangkan Dito santai seperti tidak ada beban.

Dito melihat ke arah Mirissa dengan senyuman hangat. Mirissa mendengus kesal melihat cowok di sampingnya ini.

"Diliatin itu nah", jengkel Mirissa pada Dito dengan suara yang dinaikkannya.

"Siapa yang liatin?", tanya Dito sambil menaikkan salah satu alisnya.

"Coba liat kiri kanan", ucap Mirissa sambil memutar bola matanya malas.

"Iya udah, terus?", tanya Dito dengan polosnya.

"Lepas ntar diliat guru", pinta Mirissa sambil mencoba melepaskan genggaman tangan mereka.

"Aish oke lah", jawab Dito melepaskan genggaman tangan mereka.

******

Sampainya di depan kelas Mirissa, Dito melihat lagi nama yang tertera di depan jendela kelas.

"Tunggu gue aja yang liat", ucap Dito menyuruh Mirissa menunggu, sedangkan dia yang melihat daftar nama.

Namun bukan Mirissa namanya kalau tidak keras kepala.
"Aku aja", Mirissa melangkah mendekati Dito yang sedang berada di depan jendela.

Dito mendengus kesal dengan gadis keras kepala di belakangnya ini.
"Lo gak nyampe mending sana", usir Dito pada Mirissa dengan nada mengejek.

Mirissa langsung menepuk bahu Dito keras yang membuat sang empunya meringis sakit.

"Belum jadi pacar dah KDH lo," ucap Dito sambil memegang bahunya yang dipukul Mirissa.

Mirissa bergidik ngeri mendengar Dito yang mengatakan kata 'pacar'
"KDH apaan?" saut Mirissa.

"Kekerasan Dalam Hubungan," ucap Dito santai.

Mirissa langsung kembali ke belakang mencari tempat duduk setelah mengatakan Dito 'gila' dan dibalas dengan kekehan oleh Dito. Biarkan cowok itu yang mencarikan namanya di kelas.

****

Beberapa menit kemudian Dito menghampiri Mirissa yang tengah duduk dan mengusap keringatnya.

"Ayo sini", ajak Dito pada Mirissa sambil menarik tangan Mirissa.

Dito mengeluarkan tisu untuk mengusap keringat Mirissa. Tingkah mereka kedua sukses membuat mereka menjadi tontonan siswa dan siswi SMA Sinar bakti. 

Dito dan Mirissa dengan cepat beralih pergi untuk menghindari tatapan orang-orang di sekelilingnya yang terkesan kepo.

Keduanya sekarang tepat berada di depan jendela kelas tadi.

"Tuh nilai lo paling tinggi", tunjuk Dito pada daftar nama dan nilai yang tadi dia lihat.

Senyuman Mirissa terukir, ini akan jadi awal yang baru,  Dia akan masuk ke kelasnya yang baru dengan semangat.

"Lo masuk gih", suruh Dito pada Mirissa.

Mirissa tetap berdiri di sebelah Dito dan tak beranjak sedikit pun.

Dia melihat ke arah Dito, sedangkan Dito membalas dengan tatapan bingung mengapa gadis di sebelahnya ini tak kunjung pergi.

Mirissa memberanikan dirinya untuk berbicara.
"Bingung mau duduk sama siapa kak" Mirissa kepada Dito setelah keduanya berada di depan pintu kelas cukup lama.

Dito melihat-lihat ke arah penjuru kelas. Dan mendapati kursi di sebelah Deren yang masih kosong.

"Sama Deren aja dulu mau?", tawar Dito pada Mirissa, setelah melihat-lihat bahwa kursi yang diduduki Deren di sebelahnya masih kosong. Mirissa membalas ucapan Dito dengan anggukan kepala.

Dito mengantarkan Mirissa ke depan meja Deren, sedangkan Deren yang sedang mengobrol menghentikan obrolannya, karena melihat abangnya berdiri di depan mejanya.

"Lo duduk sama ica ya?", tanya Dito pada Deren, sedangkan Mirissa hanya memperhatikan keduanya.

"Oke gakpapa, sini risa!", panggil Deren pada Mirissa sambil melambaikan tangan dan menepuk kursi di sebelahnya untuk menyuruh Mirissa duduk di sana.

Mirissa menghampiri bangku sebelah Deren yang masih kosong, dan duduk di situ.

"Jangan lo apa-apain dia! Jagain dia! Ngerti? ", perintah dan tanya Dito pada Deren.

"Iya bang iya", jawab Deren dengan sedikit nada mengejek pada Dito yang dibalas tatapan tajam oleh Dito.

"Gue tinggal ya ca?, istirahat gue ke sini ", tanya Dito kepada Mirissa yang dibalas anggukan oleh Mirisaa.

Dito meninggalkan kelas Mirissa dan Deren untuk menuju ke kelasnya sendiri yang berada di gedung kelas sembilan.

Bersambung
Bppn,
02-03-19

Autor punya akun ig quotes, itu akun sih ada 4 adminx,
Nama igx @plentran
Kalian bisa follow ok
Sudah ada beberapa postingan disitu.

Senjanya RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang