9.Oh gitu

52 8 0
                                    

"Sekolah lo?" tanya Rama dengan tawa meremehkan melihat Mirissa yang sedang mengikat tali sepatu.

Mirissa yang ditegur hanya menunduk sambil mengikat tali sepatunya dengan cepat.

"Lo bisu ya ternyata?" tanya Rama yang perlahan-lahan menghampiri Mirissa dan memegang kedua pipi Mirissa dan mendongakkannya kuat.

"Ngg-gak k--kak," jawab Mirissa terbata-bata karena mulutnya yang diapit.

"Kenapa gue tanya gak dijawab bego?"tanya Rama sambil terus menguatkan pegangan tangannya di pipi Mirissa.

"Ma--af," ucap Mirissa terbata-bata lagi.

Plak!

"oou-uh--h," cicit Mirissa.

"Cuma maaf bosen gue dengernya,kalau maaf lo bisa hidupin ayah aja gakpapa," ucap Rama.

Satu tamparan mulus tepat di pipi Mirissa, yang membuat bekas merah di sana.

"Hari ini gue gak sekolah, jadi gue gak mau nganter lo buang-buang waktu sama bensin motor gue, terserah lo mau berangkat atau gak sekolah, gua gak peduli! Dan ibu sudah pergi ke pasar dari subuh," ucap Rama diiringi dengan tawa meremehkannya sebelum meninggalkan Mirissa di pintu.

Mirissa menghapus air mata yang sejak tadi memberontak ingin keluar . Dia bersegera jalan ke halte mencari angkutan umum yang ada di sana. Dia bersyukur mempunyai rumah di pinggir jalan yang memudahkannya untuk pergi dan pulang sekolah.

****
****

Dito pov

Gue melihat-lihat ke sekeliling, biasanya kalau pergi sekolah gini di mobil gue selalu main hp, tapi bego nya gue tadi lupa charger hp, dan sekarang gue cuma ngeliatin orang lalu lalang di jalan.

Heh bosen gue, si Deren sibuk sama hp nya, sedangkan gue plonga plongo. Mau pinjem hp nya yang ada dia malah banyak bacot males gue dengernya.

"Bang besok bawa mobil sendiri bang," ucap Deren ke gue dengan mata yang tetep fokus ke hp nya yang lagi dimainin, gak lama tekeluar juga tuh biji matanya.

"Lo yang ijin," ucap gue males dan langsung mengalihkan pandangan gue ke jalan lagi.

Gue bingung sama mama papa yang ngelarang gue bawa mobil sendiri ke sekolah pada hal umur gue sudah cukup buat punya SIM dan otomatis boleh bawa kendaraan.

"Masih jauh ya?" tanya Deren dengan mata yang dia alihkan ke arah sopir gue.

Si bapak yang ditanya Deren cuma ngangguk dan senyum ke arah spion penumpang belakang.

"Oke," ucap Deren dan mengalihkan kembali pandangannya ke hp nya lagi.

Gue juga bingung kenapa hari ini sopir gue lewat jalan yang jauh? Pas tadi Deren nanya jawabannya ini masih pagi jadi bisa jalan-jalan sekalian. Pinter banget itu bapak jawabnya.

Gue ngeliatin ke arah jendela mobil dan gue menemukan sebuah objek yang gak asing bagi gue, dia itu cewek kecil yang bikin jantung gue dag dig dug. Apa lagi kalau ngingat kenangan bareng dia tuh.

****
****
Autor pov

"Pak stop pak!" ucap Dito kepada sopir pribadinya.

Sang sopir mengangguk patuh dan meminggirkan mobil ke tepi serta memberhentikan mobil.

"Kenapa bang?" tanya Deren yang melihat Dito menyuruh sopir memberhentikan mobil.

"Ica itu," tunjuk Dito ke arah Mirissa yang berada di depan halte seperti tengah menunggu angkutan umum yang melintas.

Senjanya RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang