20. Anak Baru

30 1 0
                                    

Hari Minggu telah berlalu, dan kembali ke hari Senin. Hari yang begitu dibenci oleh para pelajar.

Bagaimana tidak? Di bawah matahari yang terik mereka harus menahan panasnya mentari untuk melakukan upacara bendera.

Namun, ada kesenangan tersendiri pada pagi ini bagi siswa dan siswi SMA Sinar Bakti. Selepas upacara bendera mereka jamkos sampai dengan istirahat pertama karena guru mengadakan rapat mendadak untuk acara pentas seni tahunan, yang rutin dilaksanakan setiap awal tahun.

Setiap penjuru kelas begitu ramai sekarang, ada-ada saja siswa yang bernyanyi, dan lain sebagainya.

Terlebih kantin yang dipenuhi para siswa siswi.

Namun lain halnya di salah satu kelas yang terlihat seorang gadis yang tengah termenung melihat keramaian kelasnya. Sesekali dia terkekeh melihat kelakuan teman-temannya yang begitu aneh.

Gadis itu adalah Mirissa, dia sedang menikmati keramaian kelas yang dibuat oleh teman-temannya.

Di sebelahnya terdapat Deren yang tengah tertidur sangat pulas.

Di tengah lamunannya Mirissa disadarkan dengan sebuah panggilan namanya.

"Ca,"

Mirissa menoleh ke arah suara tersebut.

"Naon?"

"Gue laper, temenin makan yok,"

"Ini cuma jamkos Sa bukan istirahat. Malas ah," ucap Mirissa.

"Ayolah," panggil Salsa.

"Ngantuk ah," Mirissa menenggelamkan kepalanya di antara ke dua tangannya.

Sedangkan Salsa mendengus melihat kelakuan dari temannya itu. Dia kembali mendudukkan tubuhnya di kursi seberang Mirissa.

Tak lama berselang bel istirahat berbunyi Salsa dengan cepat beralih pergi meninggalkan Mirissa yang tengah pula tertidur untuk ke kantin.

Salsa berpapasan dengan seseorang yang remaja laki-laki yang sedang menyandang status sebagai pacar dari temannya, yaitu Mirissa.

Salsa melempar senyum ke arah orang tersebut.

"Ica di dalam tidur, malas makan dia," ucap Salsa seraya pergi.

Dito hanya menampilkan wajah datarnya dan melenggang masuk ke dalam kelas Mirissa.

Dia mendudukkan dirinya di seberang gadisnya itu, melihat gadisnya yang tengah terlelap pulas dengan wajah polos yang sangat manis.

Dito tersenyum melihatnya, dia mengelus rambut hitam lurus sebahu milik Mirissa, yang hari ini hanya digerai.

"Caa," bisik Dito di telinga Mirissa. Namun tak ada respon apa-apa dari sang empunya.

"Sayang,"

Mirissa mulai melihatkan tanda-tanda dia akan bangun. Dia menyipitkan matanya dan melihat ke wajah Dito yang tepat ada di hadapannya.

Mirissa menyandarkan tubuhnya ke kursinya, mengumpulkan nyawanya. Dito tersenyum dan mengusap rambut Mirissa. Mirissa hanya tersenyum tipis ke arah Dito.

"Ada ilernya tuh,"

Mirissa membulatkan matanya dan memegang sudut bibirnya.

"Tapi boong,"

"is rese ah, aku ngantuk kak,"

"Makan yok, mama bawain sarapan buat kamu nih,"

"Serius?" Tanya Mirissa berbinar.

"Iya, mau banget sih diseriusin,"

Mirissa membulatkan matanya penuh.

"Jangan melotot kamu serem kek Susana,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 27, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Senjanya RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang