16. Sekolah

34 5 0
                                    

"Gimana tadi malam?" tanya Dito memecah keheningan di dalam mobil. Seperti janjinya dan ucapannya kemarin, dia datang pagi-pagi untuk menjemput Mirissa.

"Ga kenapa-kenapa," ucap Mirissa dengan wajah yang murung.

"Bohong, aku tau kamu lagi kenapa-kenapa sayang," ucap Dito dengan melirik Mirissa yang duduk di sebelahnya.

Mirissa hanya diam tak menanggapi ucapan Dito. Pikirannya sibuk berkelana dengan kata 'anak pungut' yang dikatakan oleh ibu dan kakaknya.

Dito menghentikan mobilnya di pinggir jalan.

"Jujur kamu kenapa?" Ucap Dito sambil mengusap lembut rambut Mirissa.

Mirissa menggeleng dan menurunkan tangan Dito dari atas rambutnya.

"Hmmm ya sudah kalau ga mau cerita gak papa aku tunggu sampai kamu bisa ceritain kenapa," Dito kembali menatap lurus jalan di depan.

Dito kembali menjalankan mobilnya ke arah sekolah.

"Kamu belum sarapan kan?" Tanya Dito melirik Mirissa.

Mirissa hanya menganggukan kepalanya. "Mau makan apa?" tanya Dito.

Mirissa hanya diam tak menyahut ucapan Dito.

Dito memberhentikan mobilnya di depan penjual bubur ayam. Dia turun dari mobil sedangkan Mirissa hanya diam di dalam.

Tak lama Dito kembali dengan membawa dua bungkus bubur ayam di tangannya.

"Makan sekarang," ucap Dito seperti tak ingin dibantah.

Mirissa hanya menurut, dia memakan bubur ayam tersebut dengan perlahan.

Mirissa hanya memakan setengah dari bubur ayam yang diberikan oleh Dito.

"Ga dihabisin?"

"Kenyang banget,"

"Ya sudah, obatnya dibawa?"

"Bawa kok,"

"Jangan lupa diminum,"

Tak terasa mereka sudah sampai di parkiran sekolah. Dito memikirkan mobilnya setelah itu melepas seal bealtnya dan langsung keluar dari mobil. Disusul oleh Mirissa yang keluar juga dari mobil.

Keduanya jelas mendapat sorotan dari para siswa siswi yang melihat pergi bersama.

Dito menggandeng tangan Mirissa menuju kelasnya yang membuat orang-orang di sekeliling mereka melihat mereka tanpa kedip. 

Bisik-bisik heboh dari siswa siswi jelas mereka dengar. Dito semakin mengeratkan kaitan tangannya.

Dito menundukkan kepalanya ke kuping Mirissa dan berbisik.

"Aku sayang kamu, ga usah dengerin mereka," ucap Dito yang mendapat tatapan hangat dari Mirissa. Mirissa membalas ucapan Dito hanya dengan senyuman indahnya.

Sesampainya di kelas Dito melepaskan genggaman tangannya dan beralih mengelus lembut kepala gadisnya.

Mirissa hanya tersenyum dan memperhatikan Dito sampai cowok itu tak terlihat lagi dari pandangan matanya.

Mirissa masuk ke dalam kelasnya karena jam pelajaran sebentar lagi akan dimulai. Dia menaruh tasnya di sebelah Deren,  Deren yang tengah sibuk dengan game onlinenya hanya melihat Mirissa sekilas dan kembali memainkan gamenya.

*****

Bel istirahat telah berbunyi, para siswa dan siswi berhamburan menuju kantin untuk mengisi perut mereka.

Seperti ini hanya ada beberapa orang yang berdiam diri di kelas Mirissa
Tak usah tanya tentang Mirissa, dia terlalu suka menyendiri, ya jelas dia memilih duduk diam di kelas.

Senjanya RisaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang