“TEEEEEEEEEEEETTTTTTT!!!!!!!!!!!!!!!” terompet pertanda penyisihan babak kedua berakhir terdengar nyaring memenuhi seluruh sudut arena.
sesaat setelah terompet itu berbunyi kurungan tempat kami berdiri mulai terbuka. Tanpa menunggu lama aku berlari ke arah yuju dan dengan cepat
menangkapnya yang mulai terjatuh. “oppa.. aku berhasil..” yuju mencoba tersenyum dengan wajah kelelahan.
aku menatap tubuhnya yang penuh luka. “kau sudah berjuang dengan baik.. terimakasih yuju yaa..” kataku membalas senyumannya.
“Aku ucapkan selamat pada kalian yang sudah berhasil lolos.. dan untuk tim yang tidak berhasil, kurungan kalian akan terbuka dengan sendirinya setelah pendaftaran babak kedua selesai.. untuk para medic yang terluka, silahkan ke ruangan yang ada di samping arena.. akan ada yang mengobati kalian disana..”
aku menggendong yuju di punggungku. “aku akan membawa yuju ke ruang perawatan... kalian berdua tolong ke tempat pendaftaran..” kataku.
“aah,, sebelum kalian pergi.. ada yang ingin ku katakan..” kata ayah menghentikan langkah kami. “satu jam setelah pendaftaran babak kedua selesai babak kedua akan langsung dimulai..”
“eeh? Apa maksudnya??” “bagaimana dengan medic kami??” mulai terdengar suara protes dari para petarung. Tiba-tiba tempat itu sudah dipenuhi oleh suara-suara protes.ayah menutup matanya lalu menarik nafas panjang. ayah membuka matanya yang memerah. Saat itu aku merasakan perasaan itu lagi, aura membunuh ayah yang seperti memenuhi seluruh ruangan. Seluruh petarung yang sebelumnya protes langsung terdiam.
“aku tau aku yang meminta kalian untuk memperhatikan medic.. tapi aku tidak pernah meminta kalian untuk bergantung pada mereka.. jika dalam perang kalian berpikir untuk bertarung dengan bergantung pada medic kalian.... kalian akan mati..” ayah menekan kata mati.
suasana tempat itu menjadi sangat hening. Ibu muncul dari belakang ayah dan memegang bahunya. Ayah kembali menarik nafas panjang dan menyerahkan microphone ke arah chorong imo lalu melangkah meninggalkan podium bersama ibu.
“apa aura membunuh barusan berasal dari atsushi samchon?” tanya eunbin dengan keringat dingin yang membasahi dahinya.
“aku penasaran dengan perang yang dia katakan... memangnya kita akan berperang lagi?” wooshin menatap kami satupersatu.saat itu aku sadar, kalau perang yang ayah maksud berkaitan dengan kembalinya jendral koutaro. “tidak perlu terlalu dipikirkan.. aku akan membawa yuju sekarang.. kalian tolong urus pendaftarannya..” kataku.
aku melangkah ke arah ruang perawatan dengan yuju yang setengah sadar di pelukanku. Saat melewati koridor aku berpapasan dengan nayeon dan sana yang sepertinya baru kembali dari ruang perawatan.
“ada apa dengan kakimu sana yaa??” tanyaku melihat sana yang berjalan sedikit terpincang.
“medic dari tim N menyerangku.. padahal dia sudah mendapatkan dua nomor kunci.. gehh..” kata sana dengan wajah kesal.
“kelihatannya yuju juga terluka parah.. apa hyuk menyerangnya juga??” sambungnya.
“tidak juga.. ini pertama kalinya yuju bertarung, dan sepertinya dia masih belum terbiasa karna ayahku hanya mengajarinya selama tiga hari..” aku tersenyum menatap yuju.“oh iya park dojoon... ada yang ingin kubicarakan denganmu..” nayeon menatapku serius.
“saat ini aku harus menemani yuju menerima perawatan..” kataku.nayeon menatap sana di sampingnya. “sana yaa.. bisa kau temani yuju?”
“hmm.. baiklah,, tapi kau yang harus mengantarnya ke ruang perawatan.. aku takut kakiku belum cukup kuat untuk mengangkatnya..” sana tersenyum.
setelah meninggalkan yuju dan sana di ruang perawatan. aku dan nayeon melangkah keluar dari kastil. “kita mau kemana?” tanyaku melihat nayeon yang naik ke atas mobil.
“aku ingin menunjukan sesuatu padamu cepat naik..” kata nayeon.
YOU ARE READING
New World Story 2
Fantastik[Random Update] (The Next Season Of New World Story) Main Cast : Park Dojoon Setelah peperangan besar itu, kerajaan galaxy memutuskan untuk kembali menyatukan diri dengan bumi dan mendarat tepat di samping kerajaan emerald. dengan bantuan dari penel...