Eccedentensiast

8.2K 1.1K 418
                                    

Ada salah satu figura besar nan indah akan lukisan didalamnya, mengandung banyak arti dan membuat orang lain tersenyum melihat keindahannya. Tanpa mereka tahu ada dinding yang keropos dengan lubang yang sangat besar ditutupi oleh lukisan yang indah.

.
.
.

"Seungmin belum datang...?" Tanya chan yang menengok ke arah bangku seungmin yang kosong. Teman-temannya hanya menggeleng dan mengangkat bahu.

"Coba chat, masuk gak dia?" Tanya jisung sekaligus memberikan solusi. Si ketua kelas itu malah menggaruk kepalanya sambil menunjukan cengiran khasnya.

"Gak ada kouta hehehe...."

"Dasar difficult..." minho menggelengkan kepalanya, tak lupa sambil membawa cerminnya dan seperti biasa. Berpose layaknya artis sedang melakukan photoshop.

"Sini dehh biar aku yang chat, baru ngisi paketan kemarin" felix mengeluarkan ponselnya.

"Wokeh, nanti hotspot ya lix..." minho menatapnya berbinar.

"Beli dong, kismin amat sih..." sahut felix bernada sombong.

"Yeee sombong, awas kamu nanti. Kalo susah gausah mohon-mohon minta bantuan ya kamu...!" Minho menjauhkan badannya dan kembali berkaca.

"Seungmin off chan, coba biar aku telpon.." ucap felix lalu kembali menyentuh gambar ponsel dilayarnya.

"Tapi changbin juga belom keliatan batang idungnya" sahut woojin sambil menoleh ke arah bangku changbin yang masih kosong.

"Gak dijawab...." felix menggelengkan kepalanya setelah panggilannya tidak mendapat respon seungmin.

"Firasat aku gak enak sumpah" jisung tiba-tiba bersuara.

"Changbin juga gak masuk, yah aku sih gak terlalu masalah ama changbin. Dia sering bolos juga, lah seungmin...? Pendiem-pendiem gitu dia kan anak rajin. Dari tk sampe sma mana ada bolos"  lanjut jisung sambil mencoret-coret kertas dengan pulpen.

"Iya juga ya..." minho mengangguk setuju kemudian memasukan cerminnya ke kantung celana.

"Sakit kali si mimin..." ucap jeongin yang fokus bermain game di ponselnya.

"Kali ajah kecapean terus dia tumbang" lanjut jeongin.

"Masa sih...? Kemarin baik-baik ajah perasaan" Chan bergumam. Kemudian ia melirik pada jam yang terpajang di dinding, lima menit lagi masuk tapi seungmin belum juga datang.

"Positive thingking ajah lahh.... kali ajah itu anak telat. Biasanya juga telat" woojin menimpali.

"Padahal beberapa hari terakhir dia gak pernah telat lagi, disisi lain juga dia udah mau mulai berbaur lagi" ucap felix diangguki yang lain.

"Yaudah tunggu ajah dulu si miminnya, repot amat dah...." sahut jeongin.

Hyunjin yang sedari tadi diam dan menyimak mulai merasakan firasat buruk. Firasatnya mengatakan seungmin tidak akan masuk hari ini, ia masih merasa bersalah atas ucapannya kemarin sore pada sahabatnya itu.

Hyunjin sadar, ia tak bisa menyimpan ini sendirian... menyimpan rahasia seungmin sama saja memelihara penyakit itu. Sedari awal ia sudah berniat untuk memberitahukan pada yang lain, setidaknya satu orang diantara mereka. Hanya saja waktunya yag belum pas, karna sedari kemarin mereka terlalu sibuk mengurusi kasus yang entah sampai kapan berakhir.

"Chan, bisa ngomong sebentar gak...?" Hyunjin menghampiri chan.

Ketua kelas itu menatap hyunjin bingung.

We Are Teen Detektif- StrayKids ✔ (Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang