05 • Wong Kunhang Hendery

3.3K 625 24
                                    

Part 5 : How To Be Yeri? Ft Hendery

•••

















"Ih bolos!" Decak Yeri saat mendapati Hendery tengah berbaring di atap sekolah.

Laki-laki Macau itu melirik Yeri yang perlahan menghampiri sambil membawa tasnya. Ia merubah posisi berbaringnya dan menatap gadis yang kini duduk disebelahnya.

"Yang lain mana?" Tanyanya penasaran. Biasanya Yeri tidak akan jauh dari sahabatnya.

"Basket." Gadis itu menjawab singkat dan mengeluarkan novel dari dalam tasnya. "Disana berisik, gue jadi males liatnya."

Hendery mengangguk paham. "Gak les?" Tanyanya tanpa menatap Yeri.

"Karena lo enggak, gue juga enggak." Hendery hanya terkekeh mendengar jawaban dari gadis disebelahnya.

Ia kemudian kembali berbaring dengan tasnya sebagai bantal.

Ah, isi tasnya jelas berbeda dengan Lucas, yang hanya membawa satu buku pelajaran setiap hari. Semua pelajaran ia satukan dalam satu buku. Dan yang paling utama dalam tasnya adalah jaket atau seragam basket. Katanya biar terlihat berisi dan bisa dijadikan bantal. Niat sekali memang Lucas ini.

Untuk urusan sekolah, Hendery memang tergolong anak dipaksa untuk menjadu rajin. Yah, meski terpaksa namun ia mampu melakukannya. Setiap hari, tas sekolahnya selalu berat. Beban hidupnya seolah begitu nyata ia pikul.

Ia menghela napasnya, kemudian melirik Yeri yang tengah menggumam "na na na" beberapa kali, mengikuti lagu yang diputar di ponselnya. Ah, gadis itu memakai airpods.

Kalau diingat, kejadian ini hampir mirip dengan kejadian sepuluh tahun lalu.

Flashback

'Bruk'

Yeri menoleh saat seseorang duduk di sampingnya. Hari itu, Yeri bermain sendiri di taman. Mark, Lucas, dan Xiaojun tengah bermain bola dilapangan yang tak jauh darinya.

Karena bosan, Yeri memilih membaca buku cerita di sebuah bangku yang terletak dibawah pohon. Bangku ini menghadap langsung ke lapang meski agak jauh.

Yeri sengaja memilih tempat dengan suasana yang agak tenang, sampai seseorang yang kini duduk di sampingnya datang dan membuatnya penasaran. "Kamu siapa?" Tanyanya penasaran seperti biasa. "Kenapa kamu ke sini?"

Anak itu menoleh dan menatapnya tanpa minat. "Aku kabur."

"Kamu penjahat?"

"Aku kabur dari Ibu."

"Kenapa kamu kabur dari Ibumu?" Suara Yeri melemah dan dia menunduk.

Anak itu hanya mengangkat alisnya bingung, pertama suara gadis itu terdengar ceria, lalu kenapa langsung terdengar murung? Batin anak itu bingung. "Ibuku cerewet, dia marah-marah terus karena aku gak mau belajar."

Yeri masih menunduk dan menutup buku ceritanya. "Harusnya kamu seneng karena Ibumu masih bisa marahin kamu. Diluar sana, ada anak yang gak bisa ngerasain kasih sayang seorang ibu lagi." Ujarnya sembari menatap kearah Mark yang tengah menggiring bola dengan senyum lebarnya.

Mereka hanya duduk diam di sana untuk beberapa saat. Sampai Yeri memilih untuk pergi, saat dia beranjak dan akan melangkah... anak tadi menarik tangannya dan membuatnya duduk lagi. "Kamu baca buku apa?"

Yeri mengerjap dan melihat buku ceritanya, "The Ghoosebump." Bacanya pelan.

Anak tadi meraih buku itu lalu membaringkan tubuhnya dengan kepala berbantalkan paha Yeri. Gadis Kim itu sukses tercengang dengan wajah memerah. Kenapa anak ini tiba-tiba berbaring? Pikirnya.

Anak tadi membuka beberapa halaman buku dan membacanya sekali lewat tanpa niat, lalu dia menguap dan menutupkan komik itu ke mukanya.

Yeri hanya menatapnya tak percaya, "Kamu kabur karena mau tidur?"

"Aku ngantuk jadwal lesku banyak banget hari ini tapi ibu gak ngizinin aku istirahat. Otakku juga butuh jeda."

Yeri mengangguk paham. Tak ada niat untuk memarahi anak itu ataupun berdiri pulang sesuai niatnya tadi. Dia hanya diam saja dan membiarkan anak itu tidur di pangkuannya. "Hendery."

"Huh?" Yeri berkedip bingung saat anak itu bersuara.

"Nama aku Hendery." Jawabnya lagi.

Yeri mengangguk dan tersenyum walau wajah Hendery tertutup buku yang tidak mungkin melihat senyumnya, "Aku Yeri. Kim Yerim." Dan selanjutnya gadis itu hanya bersenandung ringan sembari menunggu teman-temannya selesai bermain.

Flashback End

'Saat itu, aku merasa nyaman hanya dengan mendengarmu bernyanyi.'

"Dery ih!"

Hendery berjengit karena sebuah tepukan agak keras di pipinya. Yeri yang melakukan itu tentu saja.

"Ngelamun lo?"

Bukannya menjawab, Hendery hanya tersenyum tipis. "Gue cuma keinget pas pertama kali kita ketemu."

"Oh, iya!" Kini Yeri malah tertawa. "Pas lo lagi enak-enak tidur, Mark sama Lucas langsung jatuhin lo gitu aja waktu itu!"

Hendery ikut tertawa. "Mereka marah karena gue tidur di paha lo. Dan lagi, kita belum kenal." Dengusnya. "Kalau sekarang gue tidur di paha lo, mereka bakal marah gak?"

Yeri menggeleng. "Enggak."

"Enggak marah?"

"Bukan itu. Gue gak mau." Tolak Yeri. Hendery mengernyit. "Kalau di drama yang gue liat. Itu posisi yang cukup romantis. Dan gue gak mau, geli."

Karenanya Hendery tertawa. Lucu sekali Yeri ini. "Lo tuh kebanyakan nonton drama sama Mark. Emangnya kenapa kalau sama gue? Gue kan pacar lo. Wajar dong kalau romantis-romantisan?"

Lagi-lagi Yeri menggeleng. "Gak bisa, Dery!"

"Kalau Mark yang kayak gitu, lo pasti gak nolak." Yeri terdiam karena ucapan Hendery ini. Malu. "Gue pernah liat dia tiduran di paha lo waktu kalian belajar mau ujian."

"Ya ... itu ..." Wajah Yeri memerah malu. Ia tak mampu menjawab.

Dari gelagatnya saja Hendery tahu, kalau Yeri menyukai Mark.

Hanya saja ...

"Yerm, ayo pulang!" Ajak Mark yang tiba-tiba muncul dengan Lucas dan Xiaojun.

Dengan senyum cerahnya, Yeri mendekati Mark setelah berkata ayo pada Hendery.

Lucas dan Xiaojun terlihat biasa saja melihat tingkah Yeri yang terlihat manja pada Mark. Malah mereka tertawa senang saat Mark menggoda gadis itu dan membuat wajahnya memerah.

Yah, mungkin hanya Hendery yang sadar bahwa Yeri menyukai Mark.























•••

Yeri's Protectors | SM 99LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang