17 • Yeri's Secret

2.1K 323 25
                                    










Penuh.

Satu kata itu yang terlintas dibenak ketiga siswi yang tengah berkumpul di depan loker Yeri. Selain kertas, bau busuk menguar dari dalam sana.

Ketiganya menjauhkan diri, menahan diri dari bau busuk yang berasal dari campuran makanan basi. Demi apapun, siapa yang sebegitu teganya melakukan ini pada Yeri?

"Eun... Chae..." lirih Yeri sembari memegang kepalanya yang memberat. Rasanya seperti ditusuk-tusuk. Sejujurnya sakit kepalanya sudah kambuh sejak di kelas tadi, namun ia masih bisa menahannya. Dan kali ini, Yeri tak bisa lagi menahan dirinya untuk tak—

"Argh..."

— berteriak kesakitan.

"YERI!"

Yeri mencengkeram kepalanya yang berdenyut keras dengan kuat. Sakitnya bukan main. Saking sakitnya, Yeri seakan kehilangan keseimbangannya, beruntung Chaeyoung dan Koeun menahan tubuhnya agar tidak jatuh ke lantai.

Rasa sakit di kepalanya makin menjadi-jadi, menusuk setiap sarafnya hingga mati rasa. Air matanya mengalir sebagai wujud dari menahan rasa sakit itu. Ia terus berdoa dalam hati agar semua ini cepat berakhir, jangan sampai keempat sahabatnya melihat dirinya yang seperti ini.

"Yer, lo kenapa?" Chaeyoung dan Koeun mulai panik. Suasana di loker mulai sepi karena hari sudah hampir malam.

Yeri tak dapat mendengar apapun lagi. Yang ada diotaknya hanya rasa sakit. Ia terus mengirimkan sinyal sakit yang amat sangat ke sekujur tubuhnya, rasanya seperti akan mati. Yeri merasakan sesuatu yang pahit dan kental mulai naik ke tenggorokannya.

Cepat-cepat Yeri melepas sebelah tangannya dari Koeun untuk mengambil sapu tangan di saku seragamnya dengan sekujur tubuh gemetar, dan...

"Uhuk, uhuk!"

Mata ketiga gadis disana membelalak ketika melihat cairan merah di sapu tangan itu.

Tidak, jangan sekarang!

Yeri memekik dalam hati. Ia tidak ingin teman-temannya melihanya seperti ini. Dengan penuh ketakutan, Yeri melirik ke arah Koeun dan Chaeyoung. Kedua gadis itu sudah mengeluarkan air mata. Keduanya menangis, membuat Yeri entah mengapa ikut menangis. Mereka berpelukan dengan tangis yang semakin terdengar seperti sebuah raungan.

"Maafin gue..." Yeri berucap lirih.

"Lo kenapa Yer?" Tanya Chaeyoung di sela tangisnya.

Sudah terlanjur. Seberapa kuatpun Yeri menutupinya, pasti akan tercium baunya juga kan?





•••
















"Yeri harus mulai kemotrapi disini!" Kata seorang Dokter yang menangani Yeri.

"Kemotrapi?" Mata Koeun dan Chaeyoung membulat sempurna, tidak percaya dengan apa yang dia dengar barusan, sementara Doyoung hanya menunduk dan tidak berkomentar apa-apa.

"Iya, teman kalian mengidap penyakit kanker otak. Jika penyakit Yeri semakin parah, bisa dipastikan ia akan kehilangan penglihatannya. Sebab kanker otaknya ini akan mengubah sistem kerja beberapa panca inderanya, termasuk indera penglihatan dan pendengaran. Gejala kanker otak ini akan bertambah parah seiring dengan bertambah parahnya sel-sel kanker yang menggerogoti otaknya. Suatu saat nanti Yeri bisa saja kesulitan dalam melihat atau mendengar." Penjelasan dari Dokter itu membuat Doyoung membelalak.

"Apa sampai separah itu Dok?"

Dokter itu menghela nafasnya berat, "Penyakit Yeri ini bukan hanya kanker otak. Ia juga memiliki radang paru-paru yang parah. Dua penyakit yang sedang menggerogoti tubuh gadis malang itu cukup ganas."

Yeri's Protectors | SM 99LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang