10 • Date but Hate

2.5K 417 12
                                    

Part 10 : Date but Hate

•••



Yeri menunduk sembari menarik nafas dalam, sesekali kakinya yang bergantung di kursi ia goyangkan ke depan belakang layaknya anak kecil. Netranya mengelilingi lingkungan sekitar sebelum kembali lagi menatap orang yang duduk disampingnya.

Terus begitu sejak sepuluh menit yang lalu. Ia bosan, Xiaojun yang menjadi teman kencannya hari ini lebih banyak diam dan melamun. Bibirnya mengerucut setiap kali menoleh dan wajah tanpa ekspresi Xiaojunlah yang ia dapati. Mereka bahkan belum pergi kemana-mana. Awalnya mereka ingin menonton, tapi karena tidak tahu jadwal, keduanya kehabisan tiket dan berakhir duduk di kursi yang tersedia di depan bioskop dalam mall yang saat itu mereka kunjungi. Sungguh kencan yang berakhir tragis.

"Ojun ..." Yeri memanggil tapi pemuda itu masih tetap diam dengan pikirannya sendiri. Membuat wajah Yeri semakin menekuk. "Ojunnnn ..." saat suaranya mulai meninggi dengan nada rengekan, barulah Xiaojun sadar dan menoleh.

Bingung mendapati raut cemberut sang pacar. "Kenapa?"

"Lo pacaran sama manusia, bukan sama tembok!" Desis Yeri sebal.

Xiaojun mengerjap dan menghela nafas saat sadar jika dia terlalu larut tentang ibunya yang baru bebas, ia sampai melupakan Yeri yang ada disisinya.

Yeri menghela nafasnya sesaat, jika Xiaojun seperti ini pasti ada sesuatu yang mengganggu pikirannya. Ia sudah hapal betul gelagat sahabatnya ini.

"Kenapa?" Tanyanya kemudian. Xiaojun meliriknya dan menggeleng. "Cerita!" Perintah Yeri mutlak.

Raut wajah Yeri yang menuntut membuat Xiaojun pasrah, gadis itu akan terus mendesaknya jika ia tak mau bercerita. "Gue cuma kepikiran ibu Yer." ujarnya pelan. Tatapannya lurus, memandang orang-orang yang berlalu lalang di depan mereka.

"Ibu lo kenapa emang?"

"Ibu gak mau pulang ke rumah sama gue. Dia trauma, tetangga juga benci sama dia." Nada suaranya berubah sedih. "Padahal ini udah sepuluh taun loh Yer."

Yeri mengelus bahu Xiaojun, bermaksud menenangkan. "Manusia emang gitu Jun. Sekecil apa pun keburukan bakalan terus mereka inget. Sementara kebaikan itu mereka pandang sebelah mata. Maklumin aja ya, karena sekarang ini kita hidup dimana orang cuma bisa nilai kita dari dari apa yang mereka liat dan mereka denger tanpa cari tau yang sebenernya." Ia tersenyum tipis saat Xiaojun menatapnya.

"Sekarang, ibu lo dimana?"

"Ibu masih di rumah, gue selesai ujian nanti baru pulang ke China."

Gadis itu mengangguk paham kemudian menepuk-nepuk pundak Xiaojun. "Gimana kalau sekarang kita makan aja? Gue laper hehe."

Mendengar kekehan Yeri, Xiaojun ikut terkekeh dan mengangguk setuju, daripada mereka harus seharian duduk disana?

Keduanya pergi dan menempati satu meja di cafe, memesan minuman saat seorang pelayan datang. Mereka memutuskan untuk memesan minuman dulu, baru nanti makanannya menyusul. Ditambah satu mangkuk es krim yang di pesan oleh Yeri.

Tak lama, pesanan itu datang, membuat wajah tertekuk Yeri tergantikan dengan wajah sumringah antusias melihat es krim pesanannya. Xiaojun hanya tersenyum tipis melihat respon menggemaskan pacarnya itu.

"Hmmm enaaakk..." Yeri menggumam puas saat es krim itu terasa meleleh dimulutnya. "Sini cobain Jun!"

Xiaojun tersenyum lebar. "Suapin ya!" dan Yeri mengangguk polos.

Saat Yeri hendak memasukan sesendok es krim ke mulut Xiaojun, sebuah suara mengagetkan mereka,

"Yerm."

Yeri's Protectors | SM 99LTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang