Chapter 18

1.8K 167 10
                                    

Setelah menempuh perjalan yang cukup melelahkan, akhirnya mereka sampai di gedung dimana Minato dan Kushina membeli apartemen.

"Kau yakin mereka tinggal di sekitar sini hime"

"Sangat yakin ayo ikut aku"

Naruto menyeret Sasuke memasuki gedung tersebut menuju Lift lalu menekan angka 4 pada tombol lift.

Naruto tidak perlu khawatir akan tersesat dengan apartemen yang di pilih oleh ayanya. Dia sudah mengetahui kebiasaan Minato tentang angka favoritnya.

Dimana-mana dia akan memilih lantai 4 dengan ruangan yang memiliki nomor 103. Kecenderungan Minato yang menyukai angka 4 dengan angka apapun dengan hasil 4 Jika di jumlahkan.

Lift mereka akhirnya sampai di lantai 4. Naruto langsung saja berjalan keluar dan menuju apartemen milik orangtuanya.

Memencet bel dengan tidak sabaran hingga akhirnya Sakura membuka pintu untuk mereka.

"Tadaima Sakura-chan" sapa Naruto dengan senyum kecil menghiasi bibirnya

"O..okaeri Naru"

Sakura tergagap dan kaku sejenak mengetahui Naruto datang. Dia mengira Naruto tidak tahu tentang orang tua mereka yang berada di Jepang

"Ayo masuk. Mama sama papa ada di dalam"

"Hn" jawab SasuNaru kompak lalu masuk kedalam apartemen di sana mereka dapat melihat Kushina, Minato dan Sasori duduk berbincang-bincang

"Jadi kalian melupakan ku dan tidak menyayangi ku lagi sehingga memilih membeli apartemen dan tidak memberitahuku bahkan kalian sudah sebulan berada di sini. Dan apa-apa an dengan pesan 2 hari lagi akan sampai ke Jepang" ujar Naruto panjang lebar dengan nada suara yang sangat datar beserta cahaya dingin berkelip di sepasang shapire tersebut

Sasuke yang memang tahu rencana Naruto hanya diam dengan tampang datarnya.

Minato dan Kushina tampak terkejut mendengar suara Naruto yang sangat datar. Mereka tahu jika nada suara Naruto seperti itu berarti dia sangat marah.

"Katakan apa rencana kalian hingga tak mengabariku hmmp? jangan bilang jika ini ada hubungannya dengan si Teme"

Minato dan Kushina berkeringat dingin, Sakura sangat canggung begitupun Sasori.

Akhirnya Kushina menceritakan semua rencana mereka dengan Mikoto dan Fugaku membuat aura kemarahan Naruto hilang sedikit

"Jadi begitu, maafkan kami ya Naru-chan"

"Baiklah tapi jatah ramen limited editionku setiap tahun harus di tambah 2 kali lipat"

"Tou-san setuju asal kau memaafkan kami"

Dalam sekejap Naruto tersenyum lebar membuat Minato dan Kushina sadar jika mereka di kerjai oleh anak mereka.

"Muehehehehe Ramen-chan datanglah padaku"

Sasuke menepuk jidatnya melihat kelakuan Naruto. Sakura akhirnya tahu jika Naruto hanya berpura-pura hanya untuk mendapatkan ramen tambahan.

"Kaa-san aku ingin tidur di sini"

"Baiklah kau tidur bersama Sakura. Dan Sasuke sebaiknya kau nginap di apartemen Sasori di sebelah"

"Ha'i Kaa-san"

Kushina pun bahagia mendengar Sasuke memanggilnya Kaa-san begitu pun Minato. Sasori yang penasaran pun bertanya.

"Kenapa kau memanggil Aunty dengan sebutan Kaa-san?"

"Hn, karena Hime juga memanggil Kaa-san ku dengan sebutan Kaa-san jadi aku berpikir mengikuti Naruto.

"Ooo" akhirnya Sasori mengerti dan mengajak Sasuke ke apartemennya.

....

Di kamar Sakura dan Naruto sedang bercanda ria

"Ne Naru beritahu aku bagaimana kau tahu kalau mama dan papa sudah 1 bulan di Jepang?"

"Hehehehe lihat ini"

Naruto menunjukan ponselnya pada Sakura di sana terlihat keberadaan orang tua mereka berada di tempat yang sama dengan Naruto.

"Waktu Gaara selesai di makamkan aku mengatur gps di ponsel milik papa di manapun dia berada aku akan tahu keberadaannya"

Sakura mengangguk mengerti tapi masih penasaran bagaiman Naruto mengetahui apartemen mereka

"Ne Naru itu hanya menunjukan lokasi tapi bukan apartemen papa"

"Ahahaha kalau itu, Tou-san menyukai angka 4 dan apapun yang jumlahnya 4.. karena setiap gedung tidak ada no 13. Jadi perkiraanku ya lantai 4 nomor 103, coba kau hitung"

Dan di situlah Sakura mengerti kebiasaan papa angkatnya dan mereka tertawa bersama

"Ahahahahahaha"

Di luar Kushina cekikikan karena kebiasaan Minato

"Kau tahu sendiri anak kita cerdik, tapi masih memilih apa yang dia pikirkan"

Minato juga heran dengan kebiasaanya tersebut.

"Hah sudahlah tak usah di pikirkan, hubungi keluarga Uchiha dan Akasuna kita akan membahas anak-anak"

"Hu'um segera"

Kushina dengan semangat menghubungi calon besannya untuk membahas mesa depan ke 2 Putri nya.

Setelah menghubungi calon besan, Kushina berbinar-binar membayangkan jika dia menggendong seorang cucu

"Kyaaaaa"

Dan lamunan Kushina terputus karena Minato menggendongnya memasuki kamar.

Sedangkan Sasuke dan Sasori sedang sibuk dengan Game tidak ada yang kalah atau menang.

"Kau hebat"

"Hn, Kau juga hebat"

Lalu mereka tertawa bersama

"Tapi ada 1 orang yang tak bisa aku kalahkan dalam bermain game" ujar Sasori tersenyum tulus

"Ahaha aku tebak kau tak bisa mengalahkan si Pinky itu kan ahahahah"

Sasori terkejut mendengar Sasuke tahu kalau hanya Sakura yang tidak bisa dia kalahkan kalau soal Game

"Bagaimana kau tahu?"

"Karena aku juga tidak bisa mengalahkan si Dobe itu, padahal aku sudah bermain dengan cara curang tapi masih kalah darinya"

Jawab Sasuke panjang lebar

"Ahahahahahaha" dan Sasori tertawa terbahak-bahak

"Dan kau menuduh si pirang curang kan"

"Hn, kau pun sama kan"

Dan malam itu di lewati dengan kegembiraan. Tinggal menunggu apa yang akan terjadi esok harinya.

Tetaplah Tersenyum (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang