Chapter 11

2K 163 9
                                    

Naruto yang kini berada di kamarnya setelah di antar Sasuke dan Sasuke langsung pulang tengah melamun.

"Seperti apa ya saudari angkatku?"

Sibuk memikirkan penampakan saudari angkatnya ponsel Naruto berdering dan ada Video call dari Kushina

Dengan cepat Naruto menekan tombol hijau

"Kaa-san aku merindukanmu"

Kushina tertawa lebar begitu melihat wajah gembira Naruto

"Kaa-san juga merindukanmu, mau ngobrol dengan Saudarimu?"

Mata Naruto berbinar dengan antusias mengangguk. Menunggu Kushina memberikan ponselnya pada sang Saudari dengan cemas menatap tak berkedip. Tak lama terlihatlah gadis berambut pink dengan manik Emerald dengan tanda belaketupat di keningnya.

Naruto terpesona menatap Sakura

"Hai Naru semoga kita bisa akrab ya"

"Kyaaa kau cantik siapa namamu?"

"Ha'i Sakura Namikaze desu"

"Akhirnya aku bukan lagi anak tunggal hahahaha" tawa Naruto Gaje sedangkan di sampingnya Gaara menggeleng tak berdaya dan ikut menyapa Sakura

Sakura melongo melihat Gaara yang menyapanya lalu mengecup pipi Naruto. Naruto yang di cium gara tiba-tiba bergidik ngeri dan maniknya menatap gelisah kesegalah arah.

"Ne Sa..saku..ra a..aku mati..kan dulu.. so pe..rasa...an ku gak enak" gagap Naruto sedangkan Sakura di seberang sana hampir tertawa melihat Naruto.

Sedangkan Gaara sudah guling-guling yang melihat ketakutan Naruto.

"Ahahaha Naru kau masih takut hantu ternyata hahahaha"

Perasaan merinding Naruto hilang di gantikan dengan perasaan jengkel.

"Aneh, sepertinya ada yang menertawakan aku karena takut hantu" gerutunya

"Hei, hantu berhenti tertawa" tegur Naruto memaksakan keberaniannya

Tawa Gaara makin pecah hingga suaranya terdengar oleh Naruto

Seketika Naruto membeku

"Panda kau kah itu?"

Membiarkan suaranya di dengar Naruto, Gaara menjawab pertanyaan Naruto

"Hm, ini aku"

Pandangan Naruto buram karena airmata menggenang di matanya

"Sudah jangan menangis"

"Maafkan aku hiks maaf"

Greep

Arwah Gaara langsung memeluk tubuh Naruto yang gemetar

"Ssst tenanglah, itu bukan salahmu"

"Bisakah kau tetap di sini"

"Maaf Naru aku tak bisa selalu di sampingmu, terimakasih sudah merelakanku Naru"

"Hei hiks aku belum merelakanmu"

"Tapi Naru hatimu sudah memiliki orang lain selain aku, jangan sedih terus dan hei hilangkan wajah datar itu. Itu sama sekali tak cocok di wajah cantikmu"

Tetaplah Tersenyum (Selesai)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang