3. Slaughter

11.6K 654 1
                                    

Viktoria menarik selembar kertas yang sudah di beri alkohol, dengan cekatan dia membekap mulut Antoni. Tentu saja dia tidak gegabah sebelum teman-temennya beraksi dia sudah mematikan saluran CCTV dengan sekali tembakan di kabel sehingga membuat seluruh CCTV mati.

Mereka bertiga langsung menghampiri Viktoria yang sudah mendekap tubuh Antoni yang pingsan. Mereka langsung membawa troli dan menutupi tubuh antoni dengan kain hitam yang ada di Mall. Mereka membawa Antoni ke gang kecil yang ada di belakang Mall, karena gang itu sangat kumuh dan tidak pernah di lewati oleh orang-orang.

" Kita apakan orang ini?" tanya Agatha yang menatap tubuh Antoni dengan perasaan jijik, karena tubuh laki-laki itu penuh dengan tato yang bergambar pelacur, sungguh itu membuat Agatha maupun mereka menatap penuh jijik.

" Kita lapor Bos Gian dulu, apakah misi kita bisa jalani sekarang atau tidak " kata Alisya memberi saran, mereka hanya mengangguk menyetujui.

Natasya langsung mengeluarkan ponselnya dan menelpon Gian. Dia membesarkan volume panggilannya agar di dengar oleh mereka semua.

" Hallo, ada apa? apa kalian tidak menikmati waktu liburan kalian?" tanya seseorang di seberang sana.

" Tentu kami tidak menikmati karena buronan kami ada di depan mata, dan kami sekarang sudah bersamanya " kata Agatha mendesis sinis, dia merasa kesal karena liburannya tertunda dengan kehadiran laki-laki yang ada di depan matanya.

" Bagaimana bisa? bukannya dia sedang berlibur juga, tapi aneh juga dia tiba-tiba bisa sudah ada di sana. Terserah kalian mau membunuhnya atau tidak, yang jelas jika kalian melepaskannya kalian harus menyembunyikan jati diri kalian darinya agar dia tidak membokar jati diri kalian " kata Gian panjang lebar membicarakan semuannya.

" Mungkin kami akan membunuhnya, Pak. Dia itu sangat menjijikan " kata Natasya dengan nada tidak enak di dengar.

" Benar itu Pak, dia itu sangat bejat aku saja ingin rasanya menyayat semua tatonya itu " kata Alisya yang ikut mendukung perkataan ketiga sahabatnya itu.

" Terserah kalian saja, tapi setidaknya kalian harus mendengar semuanya kepadanya " kata Gian.

" Tidak perlu, disaat dia tidur seperti inilah bagus untuk kita bunuh " kata Agatha yang sudah menyiapkan sebilah pisau di tangannya. Dia yang ingin menanjapkan pisaunya itu langsung di cegat oleh suara Viktoria.

" Jangan gegabah! kita tunggu dia sampai bangun, jangan jadi pengecut ketika mangsa tidak berdaya kita membunuhnya " kata Viktoria dingin, yang lain langsung terdiam dan mengangguk setuju.

" Aku serahkan semuanya pada mu Ria " kata Gian mengakhiri teleponnya, Viktoria hanya mengangguk saja.

Viktoria menatap ketiga sahabatnya itu untuk bersabar menunggu efek bius pada Antoni hilang. Alisya dan Agatha langsung pergi mencari makan ke tengah Mall, sedangkan Natasya duduk di sebelah Viktoria menatap gadis itu heran.

" Kenapa lo gak bunuh dia aja langsung?" tanya Natasya menatap gadis di depannya itu dengan bingung, karena dia tau tidak mungkin gadis di depannya itu mengambil keputusan yang salah.

" Setiap perbuatan pasti ada sebab, gue yakin dia juga punya sebab dalam setiap tindakannya itu " jawab Viktoria jelas membuat hati Natasya luluh.

" Gue tau lo selalu mengambil keputusan yang tepat, kita gak sia-sia milih lo jadi ketua tim " kata Natasya tersenyum lembut ke arah Viktoria.

" Gue hanya menjalani tugas dan semua keputusan hanya diambil dari feeling gue doang " balas Viktoria singkat, gadis itu asik memainkan ponselnya yang sudah ada di tangannya sejak tadi.

" Minum nih!" kata Agatha yang melempar dua minuman kaleng ke arah Natasya dan Viktoria, kedua gadis itu langsung mengambilnya dengan cekatan.

" Right, seperti biasa kalian cekatan " kata Alisya mengedipkan satu matanya membuat Agatha dan Natasya bergidik ngeri.

" Ngeri gue lihat lo kayak gitu, biasanya lo cuek tiba-tiba centil kayak gitu " kata Agatha menatap Alisya dengan tatapan aneh.

" Gue lagi bahagia tau " kata Alisya membenarkan tingkah anehnya saat ini, mereka semua mengernyit bingung melihatnya.

" Gue punya kencan " kata Alisya membuat mereka membulatkan kedua bola matanya, Alisya hanya tertawa terjingkrak-jingkrak.

" Seriusan? siapa orangnya? kok lo gak pernah ngenalin ke kita sih, ihh lo mah curang jadi orang " kata Natasya kaget, bahkan tanpa sengaja dia meninju tangan Agatha membuat gadis itu melotot.

" Ngenalin? siapa? ntar juga gue bawa ke rumah " kata Alisya yang sedikit bingung dengan arah pembicaraan sahabatnya itu.

" Kencanan lo itu bukan manusia kan?" tanya Viktoria meyakinkan amsumsinya tersendiri, Alisya langsung mengangguk membenarkan.

" Ya kan emang, terus kalian kira apaan?" tanya Alisya menatap polos ketiga sahabatnya itu yang sudah menatap datar ke arahnya.

" Auk ah bodo, eh tuh bocah kayaknya udah mulai bangun deh " kata Agatha yang langsung menoleh ke arah Antoni yang sedang mengucek kedua bola matanya.

Mereka berempat langsung melangkah ke arah Antoni dan menatap Antoni dengan tajam. laki-laki itu hanya diam dan menatap mereka berempat dengan bingung.

" Sebenarnya siapa kalian?" tanya Antoni dengan suara berat dan wajah santai tanpa ada rasa takut.

" Bukan siapa-siapa, kami hanya ingin membunuh lo karena lo itu cowok bejat " kata Alisya menatap Antoni tajam, cowok itu hanya terkekeh.

" Baguslah kalo kalian nyadar gue bejat, jadi kalian mau bunuh gue? silahkan " kata antoni yang sudah melentangkan kedua tangannya.

" Kita di suruh oleh kakak lo untuk bunuh lo, jadi gue ingin tau tentang lo. Kenapa lo milih jadi preman pasar dan memperkosa anak di bawah umur?" tanya Viktoria dengan sorot mata dingin, laki-laki itu hanya bisa menghela nafas dan menatap Viktoria dalam.

" Gue tau kakak gue sendiri gak suka dengan kehadiran gue. Gue sayang sama kakak gue sendiri, gue gak mau dia marah karena gue ngambil alih perusahaan Papa. Maka dari itu gue berusaha berprilaku bejat agar papa benci sama gue, dah akhirnya gue berhasil " kata Antoni membuat mereka terdiam.

Benar kata Viktoria jika setiap perilaku ada penyebabnya, hal itu membuat Natasya terhenyak.

" Kejar semua kepercayaan bokap lo kembali, gue ada bukti kelicikan kakak lo. ini hidup lo, dia udah gak baik buat lo, dia bukan kakak tapi dia iblis. Jangan bawa diri lo ke jurang karena seorang seperti dirinya " kata Viktoria memberi Antoni sebuah flasdist kecil.

" Tapi gue sayang dia " lirih Antoni.

" Ada saatnya rasa sayang akan menjadi duri bagi kita, sebelum semuanya terlambat perbaikilah. Jangan biarkan kakak lo terlarut-larut akan kesalahnnya karena rasa iri " kata Viktoria membuat Antoni terhenyah.

" Terima kasih, gue akan berusaha sekarang. Kalo boleh tau, siapa nama lo?" tanya Antoni menatap gadis yang membuatnya merasa kagum.

" Viktoria, gue pergi kalo semua misi lo sudah berhasil hubungi gue. Di dalam flasdist itu sudah ada nomer telepon gue " kata Viktoria yang di balas anggukan semangat oleh antoni.

" Terima kasih " teriak Antoni.

.
.
.

Vote guys :)

MAFIA GIRL'S [Complete] (BOOK 1)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang