9. Falling love ( Agatha )

10.6K 535 9
                                    

Setelah selesai makan Pizza dengan porsi besar  Agatha dan Sean  mereka pergi dari kedai dan berniat mencari kawan-kawan mereka. Tapi pada akhirnya mereka berhenti pada sebuah taman yang di warnai kerlap kerlipnya lampu, bahkan Agatha terdiam karena terpana.

" Agatha!" Panggil Sean.

" Hm?" Jawab Agatha mengguman, karena dia asik melihat lampu taman yang berkelap kerlip.

" Jawab yang panjang elah, lo mah cuek banget " kata Sean menggerutu, Agatha hanya terkikik geli melihat wajah Sean yang seperti bebek.

" Iya apa?" Tanya Agatha ulang, Sean maju selangkah membuat Agatha mengernyit bingung.

" Lo jangan macem-macem di sini ya!" Desis Agatha tajam, bahkan gadis itu sudah menunjukan kepalan tangannya.

" Slow bos, gue cuma mau bilang ada cabe kesangkut di gigi lo " kata Sean yang kembali ke posisinya semula, Agatha terkejut dan langsung membersihkan giginya. Sungguh dia malu sekarang!

" Ini semua salah lo!" Sinis Sean membuat Agatha mengernyit bingung, padahal dia tidak berbuat apa-apa kepada cowok itu, jadi apa salahnya.

" Maksud lo apa?" Tanya Agatha menatap Sean bingung.

" Salah lo buat gue suka sama lo, salah lo! Gue harus tersiksa karena gak berani bilang " kata Sean menatap bola mata Agatha dalam, gadis itu terdiam cukup lama meresapi perkataan Sean.

" Jangan bercanda!" Desis Agatha tajam, dia sama sekali tidak akan mempan dengan ucapan seperti itu. Kareka menurutnya cowok itu hanya di mulut saja.

" Gue serius Tha! Gue suka sama lo dari awal gue lihat lo di pantai " kata sean yang memegang bahu Agatha kuat agar gadis itu mau menatap manik matanya.

" Gua gak percaya! Bullshit! Gak ada orang yang sayang untuk selamanya, itu cuma omong kosong. Dan gue benci omong kosong itu " kata Agatha datar, Sean mengernyit bingung dengan ucapan Agatha.

" Maksud lo? Gue sayang sama lo, itu akan tetap sama " kata Sean meyakinkan Agatha gadis itu hanya menggeleng lemah, seketika bulir air bening jatuh dari pelupuk gadis itu.

Ya!! Seorang Agatha menangis sekarang. Rasa sesak kembali menjalar di hatinya, semua kejadian yang pernah dia alami sekarang kembali terngiang di pikirannya.

" Dulu kedua orang tua gue juga bilang akan sayang gue selamanya, tapi mereka pergi ninggalin gue saat usia gue 8 tahun! Mereka pergi tanpa pamit ke gue, mereka ninggalin gue di panti asuhan. Semua ucapan sayang itu cuma bohong " tangis Agatha pecah.

Sean terpaku melihat itu, gadis yang dia lihat sangat bringas ini ternyata sangatlah rapuh. Dia merengkuh tubuh Agatha dan memeluk gadis itu erat, gadis itu juga membalas pelukan Sean erat. Bahkan kemeja yang di gunakan Sean basah oleh air mata Agatha.

" Tenangin diri lo Tha! Maaf udah ngungkit semuanya dari lo " bisik Sean tepat di telinga gadis itu, Agatha terdiam sambil terisak.

Setelah beberapa saat gadis itu melepas pelukannya dan menatap Sean dengan pipi yang memerah. Dia tidak menyadari jika dirinya telah memeluk Sean cukup lama, bahkan dia sudah memalingkan wajahnya. Sean yang mengerti dengan tingkah gadis itu hanya terkekeh dan berusaha menggoda gadis itu.

" Kenapa? Lo sakit ya, wajah lo merah banget kita ke rumah sakit terdekat ya " kata Sean terkikik geli, Agatha mecebik kesal dan memukul perut Sean.

" Akhh.... sakit!" Rintih Sean kesakitan, cowok itu terus memegangi perutnya dengan wajah yang menahan sakit.

Agatha langsung panik karenannya, gadis itu langsung berdiri terbirit-birit. Dia menghampiri Sean dan ikut memegangi perut cowok itu.

" Sakit?" Tanya Agatha panik, gadis itu langsung menyenderkan kepala Sean di pundaknya. Dia berusaha mencari bantuan dari teman-temannya. Tapi semuanya terhenti karena tangan Sean yang memegangi tangannya.

" Gak ada waktu kalo menghubungi mereka, cepetin sembuhin gue!" Kata Sean kesakitan, Agatha semakin panik jadinya karena wajah Sean yang benar-benar menahan sakit.

" Ye terus gue harus apa?! Gue gak tau bidang kesehatan, cuma Natasya atau gak Alisya yang tau. Gue hubungin mereka ya " kata Agatha panik, tanpa dia sadari jika Sean sudah tersenyum geli melihat wajah gadis itu.

" Mereka gak bakal bisa obatin gue" kata Sean membuat Agatha terdiam dan menatap cowok itu bingung.

" Jadi siapa?" Tanya Agatha pada akhirnya, dia hanya pasrah sekarang tidak tau harus meminta bantuan di kota ini.

" Lo " balas Sean singkat, bahkan Agatha kebingungan karenanya.

" Dah gue bilang, kalo gue gak ngerti tentang kesehatan Sean!" Delik Agatha tajam, dia benar-benar bingung sekarang.

" Gak perlu tau kesehatan aja lo udah bisa buat gue sembuh Tha " kata Sean.

" Carannya?" Tanya Agatha pasrah dan mengikuti semua perkataan Sean.

" Mau gak lo jadi pacar gue?" Tanya Sean menatap kedua manik mata Agatha yang membulat sempurna karena terkejut.

" Lo bercanda?" Tanya Agatha datar, Sean hanya nyengir kuda.

" Mau gak?" Tanya Sean tersenyum jahil, gadis itu hanya mendehem dan mengangguk singkat.

" Apa artinya?" Tanya Sean yang gencar menggoda Agatha.

" Ya!" Balas Agatha singkat, bahkan gadis itu mengalihkan pandangannya, dia malu melihat wajah Sean.

" Ya apanya?" Tanya Sean lagi, sungguh menurutnya menggoda Agatha sangatlah menyenangkan. Bahkan sangat menggemaskan melihat wajah memerah gadis itu.

" Gak jadi!" Balas Agatha datar, cewek itu sekarang merajuk karenanya.

" Iya udah, ayo sayang kita nyari yang lain. Ayo sayang gandengan!" Kata Sean yang langsung mengandeng tangan Agatha membuat gadis itu memerah. Dia sama sekali tidak melawan sikap Sean yang asal menggandeng tangannya.

.
.
.

VOTE GUYS :)

TINGGALKAN JEJAK KALIAN JADINYA PEMBACA PERTAMA 😘

MAFIA GIRL'S [Complete] (BOOK 1)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang