2. Bad Holiday

14.4K 669 8
                                    

Empat orang gadis muda dengan wajah cantik dan tubuh molek sedang tiduran di tengah pasir putih menikmati sinar mata hari pagi. Mereka menyesap air kelapa muda yang ada di pinggir tempat tidur mereka.

Banyak laki-laki seumuran mereka yang linglung dengan kecantikan mereka, bukan yang seumuran mereka saja bahkan yang masih bersekolah maupun lanjut usia. Mereka hanya cuek akan sekitar karena sudah sering menjadi pusat perhatian seperti itu.

" Habis dari sini kita mau ke mana?" tanya Alisya yang membenarkan letak kaca matanya, hari ini karena mereka tidak ada jadwal jadi mereka memilih berlibur. Tempat yang akan mereka kunjungi terlebih dahulu adalah pantai.

" Ke mana ada terserah deh, gue ngikut aja sama kalian " kata Agatha menyeruput es kelapanya, Natasya nampak menimang-nimang.

" Gimana kalo ke time zone " kata Natasya dengan tidak logisnya membuat ketiga gadis itu melotot.

" Hei kita bukan anak kecil ataupun remaja labil yang masih menikmati masa seperti itu " kata Viktoria tidak suka, Alisya juga menyetujui hal itu.

" Ayolah Ria, kita belum menikmati masa remaja kita dengan benar kan? sebelum kita mencapai ajal, apa salahnya mencoba hal-hal seperti itu sebelum terlambat " bujuk Natasya memelas, dia mengantupkan tangannya di depan dada memelas kepada Viktoria.

" Iya, gue mau-mau aja. Yang lain gimana?" pasrah Viktoria, dia juga tidak tega melihat Natasya yang memelas seperti itu kepadanya.

" Kuy lah kasian bayi besar kita melas-melas kayak kucing di tinggal emaknya " kata Alisya sambil terkekeh geli melihat wajah Natasya yang sudah cemberut.

Mereka asik bercanda tawa melempar cerita lucu dan mendengarkan musik di pinggi pantai. Tanpa mereka ketahui ada 4 cowok yang memperhatikan mereka dengan kagum, mereka hanya bisa menganga tanpa bisa berkedip.

" Buset dah, itu cewek-cewek bohay banget. Salah satunya pingin gue pacarin aja " kata Devano, cowok yang memakai kaca hitam dengan pakaian kasual. Dia merupakan pewaris dari Filter Corp perusahaan paling maju di bidang elektronik.

" Iya coy, gue aja sampai mau ngajak ke palaminan kalo nemu yang kayak gitu mah " kata Aseona, cowok yang di balut dengan jaket hitam dengan tubuh jangkung itu. Dia merupakan pewaris dari Warea Corp perusahaan yang maju di bidang bisnis restoran.

" Ingat kita udah punya pacar, bentar lagi bakal tunangan. Masi niat hidup ketemu calon tunangan?" kata Sean dengan alis terangkat menggoda, dia merupakan pewaris dari Cintro Corp perusahaan yang maju di bidang industri pariwisata.

" Ogah, kita kan di jodohin sama mereka. Lagi pula lo terima di jodohin gitu aja?" tanya Davidson membantah ucapan Sean yang terbilang mengingatkan hal yang mereka jaga. Davidson adalah pewaris dari Wijaya Corp, perusahaan yang maju di bidang bisnis pertembangan.

" Gue juga sebenarnya ogah banget, tapi mau gimana lagi. Bonyok udah maksa, mau kabur juga gak bisa, Bodyguardnya banyak banget " kata Aseona menghela nafas kasar.

" Betul, bahkan beberapa kali gue udah punya rencana kabur tapi tetap aja ketangkap basah sama bokap " kata Devano menjambak rambutnya frustasi.

" Gimana kalo kita nyuruh sebuah agen untuk nyulik kita, dan seakan-akan kita gak kabur tapi di culik " semuanya terdiam karena usulan yang di berikan oleh Aseona.

" Boleh juga sih, orang yang berproposional pasti bisa bawa kita kabur dari bodyguardnya bokap kita " kata Sean tersenyum bangga.

" Right, ide lo cermelang banget sih Aseona. Pertunangan 2 minggu lagi, kita harus bertindak bukan " kata Devano tersenyum kemenangan.

Mereka asik bertos ria karena sudah menemukan sesuatu yang berilian. Mereka langsung pergi meninggalkan pantai tanpa berpusat lagi pada keempat gadis yang sedang tertidur enak di pantai.

.
.
.

Empat orang gadis sedang bermain-main di time zone tanpa memperdulikan pandangan orang sekitar. Hei usia mereka baru 20 tahun jadi tidak apa-apa kan bermain time zone. Alisya dan Agatha berusaha mengalahkan lawan mereka masing-masing.

Tanpa mereka sadari suasana di mall berubah menjadi kacau balau. Mereka menatap kebingungan dengan teriakan histeris orang-orang yang berlarian tidak menentu. Mereka langsung menerebos ke arah berlawanan, menuju lantai dua dimana orang-orang berlari.

Mereka membulatkan kedua bola mata mereka menemukan sekawanan perampok bersenjata. Dan yang paling mengejutkan jika laki-laki itu adalah buronan mereka, Antoni.

" Tidak ada niat melarikan diri juga gadis-gadis manis?" goda Antoni seperti orang pangling melihat mereka berempat.

" Seharusnya kami yang bertanya seperti itu ganteng, tidak mau lari sebelum kamu jemput ajal mu 2 hari lagi?" tanya Alisya dengan nada sinis, cowok itu langsung mendesis tajam.

" Apa maksud mu ah? kau mengancam ku? jadi kalian belum tau siapa aku? tangkap mereka dan jadikan mereka budak nafsu ku " kata Antoni merah kepada anak buahnya itu.

Seluruh anak buahnya menghadang mereka berempat. Jumlah mereka tidak terlalu banyak hanya 5 orang, satu pukulan melesat ke arah salah cowok pukulan itu di layangkan oleh Agatha. Cowok itu langsung terjatuh dengan sudut bibir yang robek.

" Wow... kalian lumayan juga, habisi mereka segera!" teriak Antoni membuat anak buahnya menatap takut, mereka langsung menyerang keempat gadis itu dengan brutal.

Satu meja melayang ke arah Alisya tapi langsung di hindari oleh gadis itu. Balok demi balok kayu terus beriringan menyertai langkah Agatha dan Natasya. Mereka langsung menepis balok kayu itu dan memberikan pukulan di berbagai titik tubuh sehingga tubuh mereka membeku tidak bisa di gerakan.

Alisya langsung mengeluarkan senapan kecil dan langsung menembak mereka dengan gesit.

Dor...
Dor....

" Hai manis, tidak ikut bertarung bersama ketiga temen mu itu?" tanya Antoni dengan senyum meremehkan, Viktoria hanya mengedikan bahunya malas.

" Tidak menarik " balas Viktoria dingin, Antoni langsung melotot apa yang di maksud gadis ini tidak menarik. Dia mengepalkan buku-buku jarinya.

" Kau telah berhadapan dengan orang yang salah manis " kata Antoni mencolek dagu Viktoria tapi gadis itu hanya diam membiarkan Antoni bercengkrama dengan dirinya yang gila.

Viktoria menatap ketiga temannya yang sudah menumbangkan semua anak buah Antoni, dia tersenyum manis melihat itu. Disisi lain Antoni mengepalkan kedua tangannya menahan amarah.

.
.
.

Next...

Vote guys :)

MAFIA GIRL'S [Complete] (BOOK 1)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang