24. Crazy moment

7.1K 368 4
                                    

Semuanya terkesima dengan kedatangan pempimpin negara. Mereka terdiam cukup lama untuk meresapi apa yang terjadi, bukan karena mereka takut di tangkap. Tapi laki-laki paruh baya di depan mereka tiba-tiba diam mematung dengan tatapan mata kosong.

" Jangan!" Teriak Viktoria menatap Sean tajam, ini bukan saatnya ceroboh dalam bertindak.

" Kenapa dia kaku kayak gini? Wajahnya sudah membiru " kata Sean kaget melihat wajah pria paruh baya itu sudah membiru seperti orang keracunan.

" Gue rasa tempat ini udah gak aman, ini virus yang Erlan bilang. Membuat sel saraf lumpuh dan terjadi penggumpalan darah sehingga sel darah pecah dan membuat tubuh si korban membiru " kata Seo menatap yang lain dengan wajah khawatir.

" Sepertinya mereka sudah menyesup ke dalam istana, apa yang harus kita lakukan?" Tanya Devano panik, Erlan segera menuntun mereka menuju tempat dimana mereka memarkirkan mobil mereka.

Sampai di parkiran mereka segera masuk ke dalam mobil, dari arah jam 12 sudah ada 2 narapidana yang melihat kehadiran mereka. Karena tidak mau menambah masalah akhirnya Erlan tancap gas menuju markas yang di serang oleh Gian.

" Gue takut terjadi sesuatu sama Om Gian " kata Viktoria lirih, dia menatap tangannya yang selalu memegang granat itu.

" Akan lo apakan granat itu?" Tanya Devano mematap Viktoria, posisi mereka hanya bersebelahannya maka dari itu Devano mendengar lirihan suara Viktoria.

" Gak tau, mungkin akan gue ledakan di saat-saat kiamat nanti " gurau Viktoria tapi mereka tau jika gadis itu menyimpan semua kegelisahannya.

" Kita pasti bisa menuntaskan ini semua " kata Devano memegang tangan Viktoria, gadis itu terkesima dan menatap mata Devano sehingga kedua mata mereka saling bertubrukan.

****

Keadaan Markas sangatlah sepi tidak ada penjagaan sama sekali. Hal ini menimbulkan banyak kecurigaan bagi mereka, tidak mungkin markas sebesar ini tidak di jaga oleh satu orang pun. Jika mereka menyerang itu sama sekali tidak mungkin karena di dalam perjalanan tidak ada kegaduhan. Bahkan masih ada masyarakat yang mengungsi ke Academy karena keamaan di sana sangat ketat.

" Apa aman kita masuk ke dalam?" Tanya Agatha yang memandang bangunan besar itu dengan sorot mata curiga.

" Iya! Gue sama Erlan aja yang akan masuk ke dalam, seluruhnya kalian akan diam disini menunggu info dari gue dan Erlan " kata Viktoria yang di beri anggukan setuju oleh Erlan.

" Itu ide bagus, karena setidaknya nanti ada yang masih hidup " gurau Erlan tapi tidak nampak lucu bagi semuanya.

" Hayolah ini hanya perang biasa saja, pada ujungnya kita juga akan mati. Jadi apa salahnya kita menguji nyawa kita dulu " tawa Erlan lagi, Natasya dengan sekali jitak mampu membuat cowok itu meringis.

" Bicara di filter, lo kira gue mau mati muda. Nikah aja belum " kata Natasya melotot tajam ke arah Erlan.

" Kayaknya kita gak perlu masuk ke dalam deh, soalnya mereka udah nyamperin kita duluan tuh " kata David menantap ngeri pemandangan di depannya itu.

Semuanya langsung menganga menatap pasukan yang entah kenapa terlihat menakutkan. Okey mereka mantan mafia tapi kenapa mereka merasa yang ini lebih mengasikan dari yang sebelumnya.

" Okey kita akan buat daerah ini menjadi lautan darah merah " kata Agatha tersenyum senang, yang lain juga ikut tersenyum kecuali keempat pewaris muda tersebut.

" Dalam seumur hidup gue bakal bela diri secara langsung melawan nara pidana kayak gitu " kata Sean membeo, bahkan dia sudah memegang senapan dengan tangan gemetar.

" Slow aja, anggap mereka itu adalah karung-karung yang perlu di hancurkan " kata Alisya menatap datar, mereka langsung maju menuju kawanan nara pidana tersebut.

" Mencari Alice huh?!" Bentak salah satu nara pidana dengan tampang sangarnya itu.

" Woles dong mas!! Kita datang baik-baik gak usah teriak juga, kita juga gak budeg " kata Natasya memegang telinganya yang terasa panas karena bentakan tersebut.

" Kalian mau cari mati?" Tanya nara pidana tersebut sinis.

" Siapa juga yang pingin nyari mati, ya masak orang suka rela nyari kematian. Ogeb deh " kata Natasya sangat cerewet.

" Bacot!!"

Satu pukulan mendarat di perut Natasya tapi belum sampai menyentuh perut natasha tangan orang itu sudah tidak menyatu lagi. Sebuah pisau membelah tangan orang itu membuat dia berteriak histeris sedangkan yang lain menatap horor ke arah Viktoria.

GLEK....

" Ria!! Lo serem banget " bisik Devano tepat di telinga gadis itu membuat rasa emosinya mereda sedikit.

" Suruh Alice dan keluarga keluar sekarang juga!!" Teriak Viktoria kesal, dia sudah tidak tahan menunggu semua ini.

" SERANG!!" teriak Alice yang sejak kapan sudah ada di tengah-tengah medan perang.

Mereka semua bertarung dengan kewalahan. Devano dan David dengan sigap selalu meninju ulu hati setiap nara pidana. Seo dan Sean diam di dalam mobil sambil membidik mereka dari jarak jauh. Sedangkan ketiga sahabat Viktoria sudah melakukan baku hantam secara brutal, baik menyayat maupun memisahkan bagian tubuh mereka. Karena mereka mantan mafia apa yang tidak mereka lakukan dengan sadis.

Viktoria dan Erlan sudah ada di tengah medan perang dengan menghadang perlawanan Alice dan Delon sang adik. Merema tersenyum lembut dengan wajah sinis ala psikopat. Viktoria maju menyerang Alice dengan membabi buta dan Erlan menyerang Delon yang terlihat kewalahan melawan kecepatan Erlan.

Alice sama sekali tidak melawan, gadis itu tersenyum sangat lebar. Bahkan karena menahan rasa kesalnya gadis itu menonjok bibir gadis itu keras sehingga terdengar suara patahan dari rahangnya.

" Kau tak tau ajalmu akan segera di mulai, manis " kata Alice tersenyum mengembang walau rahang bibirnya sudah patah karena pukulan keras dari Viktoria.

" Apa yang akan lo lakuin?? Jangan sekali-kali lo nyakitin semua orang " bentak Viktoria tepat di depan wajah gadis itu, dia benar-benar sudah murka sekarang.

" Tentu tidak, aku akan membunuh mu terlebih dahulu baru teman-teman kau dan masyarakat kota ini " kata Alice terkekeh geli, seakan semua ini hanyalah permainan anak kecil.

" Jangan harap " kata Viktoria membentak keras.

Alice memainkan jarinya seakan menghitung jari-jarinya itu, Viktoria terdiam berusaha mengerti isyarat yang gadis itu berikan. Matanya membulat seakan-akan mengetaui isi otak dari gadis itu.

DORR.....

*****

NEXT GUYS :)

HOLLA GIMANA KABAR KALIAN??

UDAH LAMA GAK UPDEAT NIH GUE, ADA YANG KANGEN GAK SAMA CERITA GUE???

INI OTW MAU ENDING

BTW GIMANA YA ENDINGNYA?? HAPPY ENDING ATAU SAD ENDING??

COMENT AJA DI BAWAH

DAN INGET SELALU NGASIH VOTE DI SETIAP CHAPTER

GUE LIHAT KEBANYAKAN YANG BACA DOANG TAPI GAK NGSIH VOTE

SDIH GUE NIH :(

TAPI GAK PAPA KEDEPANNYA GUE JAMIN KALIAN AKAN NGASIH GUE DUKUNGAN JUGA DI KARYA-KARYA GUA YANG SELANJUTNYA

OKEY SAMPE SINI AJA SALAM-SALAM CUAP GUE

HAPPY READING GUYS :))

❣❣

MAFIA GIRL'S [Complete] (BOOK 1)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang