" Kamarnya tinggal satu gimana dong?" Tanya David kepada seluruh teman-temannya, yang lain tampak menimang-nimang.
" Ruangannya besar?" Tanya Alisya membuka suara, David hanya bisa mengangguk. Kemudian Natasya mengangguk semangat.
" Gak apa-apa, boking aja. Kita bisa satu kamar kan seru sambil kumpul " kata Natasya di tatap horor oleh mereka semua.
" Lo gak lihat mereka cowok, ntar kalo nafsuan gimana?" Kata Agatha sinis, seakan di beri kode Sean langsung menatap Agatha dengan seringainya.
" Gak kok, kita itu cowok baik-baik. Mana mau kita grepe-grepe ke kalian, yang ada tangan kita kalian potong " kata Sean terkikik geli melihat wajah Agatha yang memerah.
" Mau gue tonjok lo!" Kata Agatha yang mati-matian menahan dirinya. Viktoria dan Alisya berjalan duluan ke kamar yang mereka dapat meninggalkan Natasya dan Agatha yang adu cekcok dengan keempat cowok itu.
Alisya membuka kunci kamar dan masuk terlebih dahulu di susul oleh Viktoria, kamarnya lumayan besar diisi dengan 2 sofa dan 4 tempat tidur. Jadi mereka bisa berbagi ranjang, tapi anehnya kenapa dalam satu kamar bisa ada 4 ranjang. Hal itu terus menjadi teka-teki dalam otak Alisya, ada sesuatu yang aneh dan mungkin akan ada hal yang akan terjadi.
" Lo ngerasain ada yang ganjal gak Ria?" Tanya Alisya kepada gadis dingin yang sedang menatap kota melalui jendela.
" Maybe, dari awal masuk hotel ini gue udah ngerasa aneh. Menurut gue, disini banyak kamar hotel dan anehnya satu kamar ada 4 ranjang " kata Viktoria yang mungkin sepemikiran dengan Alisya, kedua gadis itu terdiam cukup lama sampai semua teman mereka datang.
" Ada yang aneh gak sih sama penampilan gue?" Tanya David yang cemberut, Natasya langsung menatap menilai. Semenjak 2 hari yang lalu, kita berdelapan menjadi akrab ntah kenapa.
" Kagak tuh, emang kenapa?" Tanya Natasya menatap David bertanya, cowok itu hanya mendengus sebal.
" Cepetan ngomong, lo dari tadi ngela nafas melulu. Mau dead lo?" Kata Seo sebal, karena dia tipe cowok yang to the point dia sama sekali tidak suka bertele-tele.
" Ngerasa gak sih, dari awal kita nyampe sini semuanya itu natap kita aneh " kata David membuat yang lain terdiam, Alisya langsung menatap Viktoria.
" Ternyata lo peka juga, ada yang aneh dengan hotel ini " kata Viktoria membuat yang lain tercengang.
" Sebaiknya nanti malam kita harus berjaga, gue rasa gak aman kalo kita semua terlelap " kata Devano memberi usul, mereka semua langsung mengangguk menyetujui.
" Apa harus kita selidiki?" Tanya Agatha kepada Viktoria, bahkan Sean sudah gregetan ingin membuka mulut Viktoria lebar-lebar.
" Tidak, sampai kita sendiri yang masuk ke dalam permasalahan mereka " jawab gadis itu enteng, bahkan dia sudah meninggalkan yang lain pergi keluar kamar.
" Gue nyusul dia!" Kata Devano yang berlalu pergi.
" Kayaknya Vano suka sama Viktoria deh " bisik Natasya kepada Agatha yang ada di sebelahnya, Agatha hanya mengangguk mengiyakan.
" Jelas! Itu kentara banget, sikapnya dia yang gelagapan saat Viktoria buka mulut. Tapi anehnya bos kita itu gak pernah peka " kata Alisya yang secara tidak sengaja mendengar ucapan kedua gadis itu.
" Lo ngomongin si Vano?" Tanya Seo menatap Alisya tajam.
" Apa lo lihat-lihat? Mau gue congkel tuh bola mata!" Kata Alisya tajam, Seo hanya mencebik kesal. Setiap dia berusaha mencairkan suasana selalu saja Alisya akan membentaknya.
" Gue denger-denger ada restoran enak disini, mau makan gak?" Tanya Sean semangat, yang lain juga mengangguk semangat.
Akhirnya mereka keluar dari hotel dan mencari restoran yang di sebutkan Sean tadi.
*
Viktoria menduduki dirinya di taman belakang yang di sediakan oleh pihak hotel. Dia cukup menyadari jika Devano mengikutinya sedari tadi, tapi saat ini dia sedang malas berdebat. Bahkan tidak pernah berdebat, hanya isyarat mata saja Devano sudah mengerti jika cowok itu harus menjauh.
" Ada yang lo pikirin?" Tanya Devano yang ikut duduk di sebelah Viktoria, sebaiknya gadis itu sedikit bercerita kepadanya karena mereka sekarang teman bukan?.
" Gue ngerasa akan ada hal buruk yang terjadi, tapi tidak tau apa itu " kata Viktoria membuat senyum di wajah Devano mengembang, dia tidak menyangka jika gadis itu akan mulai berkomunikasi dengannya.
" Jangan pikirkan itu, ini liburan kita kan? Jadi ayolah bersenang-senang " kata Devano berusaha membuat Viktoria tenang, walau kentara tidak akan berpengaruh apa pun.
" Gue dan ketiga sahabat gue itu mafia, seorang mafia memiliki musuh yang banyak. Apalagi sudah banyak musuh yang tahu identitas gue dan yang lain. Jadi tidak salah jika gue was-was kalo mereka akan menyerang kita di kota ini " kata Viktoria tajam, meskipun seperti itu Devano berusaha mengerti.
" Gue dan yang lain akan selalu ada buat kalian. Gua akan berusaha bantu " kata Devano membuat Viktoria mendengus sebal.
" Apa yang bisa di lakukan oleh seorang pewaris manja seperti kalian?" Tanya Viktoria menyindir, bahkan bukannya marah Devano malah terkekeh.
" Kita bisa memakai senjata tau, jangan meremehkan orang " kata Devano mengacak rambut Viktoria membuat gadis itu mematung.
" Bisa? Lalu kenapa lo nyewa kita untuk nyulik kalian? Kenapa lo gak basmi sendiri aja itu bodyguard bokap lo " kata Viktoria dingin, walau seperti itu Devano semakin senang melihatnya.
" Kalo gue yang basmi kan bisa jadi kontroversi, ntar banyak berita yang menampilkan wajah gue yang ganteng ini " kata Devano membuat Viktoria mendecih.
" Sudahlah ayo kita balik menemui yang lain, gue takut mereka kenapa-napa " kata Viktoria yang langsung pergi diikuti oleh Devano.
Sedangkan di lain tempat Natasya, Agatha dan Alisya harus berpencar karena mereka saling merajuk satu sama lain karena masalah makanan.
Alisya bersama Seo pergi ke kedai ramen, Agatha dan Sean pergi ke kedai Pizza, sedangkan Natasya dan David pergi ke kedai seafood.
*
Next....
Akan terjadi falling love ini guys :)
Vote ya
Tinggalkan jejak kalian di setiap chapter 😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
MAFIA GIRL'S [Complete] (BOOK 1)✔
RomanceFollow dulu guys :) Empat gadis mafia yang terkenal sadis dan berdarah dingin. Kelompok mafia yang sulit di tangkap dan di cari jejaknya oleh para polisi.Menjadi pembunuh bayaran, preman, penyiksaan, dan kekerasan sadis menjadi pola hidup keempat g...