Pengganti

954 42 0
                                    

" Inikah yang di sebut takdir?
Atau inikah yang di sebut jodoh?
Dua duanya sama menurutku, sama-sama membuatku terkejut. "

🍁🍁🍁

Hatiku mulai cemas, kemana pak Arif, ini sudah lewat dari jam yang di tentukan, akankah dia tidak akan datang?

"Umii kemana pak Arif?"

"Umi gatau nak," jawab umi, umikupun mulai cemas dengan Arif yang masih belum datang.

Tok
Tok
Tok

Ketukan pintu membuat kami terkejut, harapanku itu adalah Arif, langkahku bersemangat untuk membuka pintu.

"Azka!"

Astaghfirullah, kenapa Azka, badanku lemas sekali, mengapa dia datang, aku sudah tak mengaharapkan nya lagi, aku hamya ingin Arif disini.

"Ada yang ingin aku bicarakan denganmu." Ucap Azka

"Ada apa? Aku sedang menunggu Arif, keluarlah dari sini, pergi dari hadapanku, untuk apa kamu datang lagi?"

"Cila lagi nunggu pak Arif, sekarang kamu keluar Azka."

"Arif tidak akan datang Cila!" Dia berkata dengan nada tinggi, matanya terlihat gemercik air mata yang dia bendung, ada apa ini, maksudnya apa, Arif tidak akan datang.

"Aku akan menggantikan dia disini."

"Haah, engga, pak Arif pasti bakal datang."

" kamu bodoh, dia menikah dengan wanita lain hari ini."

Deg, kata-kata itu seakan menghancurkan hidupku, benarkah yang dikatakan Azka barusan?

" lalu apa kabar denganmu, yang meninggalakanku tanpa pamit, dan menikah dengan Kirani?" Tatapanku menatap tajam pada matanya

" aku tidak menikah dengan nya.'" Jeda tiga detik " mari kita laksanakan ijab qabul, saya sudah bicara pada abimu di bawah."

Tanganku bergetar, badanku lemas, air mata tak bisa ku bendung lagi, aku ditariknya kebawah, air mataku terus saja mengalir tak ada henti, apa maksud dari semua ini.

Semua orang melihat kami heran, aku ditarik oleh Azka, Entah aku tak bisa berkata apa-apa, aku hanya menahan sesak didadaku.

"Tunggu Azka!" Jeda tiga detik " kita gaakan bisa melangsungkan pernikahan ini."

"Cila, dengarkan abi, apa kamu mau abi malu dihadapan tamu abi?" Ucap abiku memohon padaku.

Lagi lagi seseorang mendesak kemauan mereka terhadapku, aku yang salah telah menerima lamaran dari Arif.

Air mata tak bisa ku bendung lagi, ini semua sudah keluar dari apa yang kubayangkan.

Hatiku sebenarnya ingin bersama Azka, namun bukan seperti ini caranya ya Rabb. Taadakah cara indah untuk persatukan kami?

Aku duduk di samping umiku di belakang, Azka mulai menjabat tangan abiku untuk mengucapkan ijab kabul.

Umiku tak hentinya menagis, aku tau dia tak tega melihatku seperti ini, cadar yang kupakai sudah basah dengan air mata, Umiku mungkin tak tega melihat anaknya terpuruk seperti ini, beberapa kali umi ucapkam " Hamasah sayang, latahzan."

Umi merangkul tubuhku,Aku tak sanggup menerima ini semua, mengapa kisah cintaku begitu serumit ini.

***

" Saya terima nikahnya Cila Humaira Azzahra binti bpk herlambang, dengan seperangkat alat shalat dan surah Arrahman dibayar tunai."

"Sah?"

"Sah, Alhamdulillah" Ucap semua orang yang ada di ruangan ini.

"Wanita mana yang tak bahagia, saat lantunan kalam Allah dikumandangkan menjadi mahar pernikahan"

Hatiku bergetar melihat semua ini terjadi, bukan seperti ini yang aku harapkan, mengapa bisa Azka tiba2 datang kesini.

Aku telah sah menjadi istri Azka, bahagimanapun dia, kini menjadi Imamku, aku harus mengabdi padanya.

Azka, jika memang masih dirimu yang menjabat tangan abiku, mengapa dulu pergi, mungkin cintaku taakan serumit dan sepahit ini Azka.

Aku bertatap untuk pertama kalinya lagi dengan Azka, ya Allah tidak bisa kupungkiri, aku memang masih mencintai Azka, inikah takdir yang kau tulis untukku.

Aku bertatap untuk pertama kalinya lagi dengan Azka, ya Allah tidak bisa kupungkiri, aku memang masih mencintai Azka, inikah takdir yang kau tulis untukku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Anggap aja ini foto Azka sama cila ya.

Setelah tatapan itu, badanku lemas, pandanganku gelap, aku mendengar umiku menangis lebih kencang di bamding sebelumnya, aku ingin membuka mata, namun sulit, setelah itu aku tak mengingat apa-apa lagi.

****

Dear Dosenku
Jika kamu hanya mampir untuk berteduh di saat hujan, dan pergi di saat reda, maka kamu salah dalam memilih tempat untuk berteduh.

Apakau kau tau kini hatiku hancur berkeping-keping.
Dimana kau saat ini?
Akankah ingat denganku, calon istrimu, mengapa kau pergi Arif, mengapa kau tidak datang.

Kau seperti angin yang berlalu, tak terlihat, taada jejak kemana kau pergi, adakah hati kecilmu untuk membuatku bahagia? Sehari saja, di hari pernikahan kita, mengapa kau pergi?

Terlalu burukah aku dimatamu,mengapa kau datang jika hanya untuk singgah sementara, membuat hati ini terluka, dan pada akhirnya kau hilang tak terduga.

Ingatkah saat kita bersama Arif?
Aku hanya ingin kau berkata, mengapa kau pergi.

Aku kecewa padamu.
Aku kecewa pada diriku, yang telah melabuhkan hatiku kembali pada seorang adam sepertimu.
Adakah pria yang bersungguh-sungguh denganku?
Dengan cinta ini?
Ku rasa, hati ini sudah seperti mainan, yang bisa kalian mainkan seenaknya.

Allah, mengapa dia pergi.
Itu saja yang ingin aku tanyakan.

Bisakah aku menjalani ini dengan Azka?

Tidak ada dua nama dalam satu hati.

Jangan lupa vote dan follow ya, terimaksih telah membaca kisah Cila😊

Tentang Aku Yang MenemukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang