Wanita surgaku

1.2K 49 1
                                    

" kamu lah wanita surgaku, berusahalah menjadi wanita seperti khadijah, meskipun taada pria sebaik muhammad. "

-Syahraihan Azka Arsyad

🌺🌺🌺

*Azka vop*

Aku melihat wanita satu shap di belakangku, dia begitu cantik, kulitnya yang putih bersih, bersinar dengan basuhan air khudzu, membuat hatiku bergejolak tak menentu.

Dia wanita yang pernah aku lukai hatinya, namun dia tetap bisa menerimaku kini menjadi pendamping hidupnya.

Saat ku mengangkat kedua tanganku dan berdo'a, terdengar suara yang mengaminkan doaku dari belakang, genangan air tumpah dari kelopak mataku, ini bukan air mata kecewa, namun ini air mata bahagia.

Aku meliriknya kebelakang, dia tersenyum manis, dengan pipinya yang kemerahan, dia mendekat dan mencium tanganku.

"Sungguh keridha'an Allah ada padamu saat ini." Ucapnya sambil mencium punggung tanganku.

" maaf aku sempat membuat hatimu hancur, akan aku perbaiki kepingan hati itu menjadi utuh kembali Humaira. "

Dia tersenyum

" maafkan aku." Ucapku sambil mencium jidat putih lembut istriku.

" ko merah sih pipinya." Lanjutku

"Ih engga juga mas." Jawab cila dengan memegang kedua pipinya

" iya itu, kaya kepiting rebus tau." Aku sengaja menggodanya agar tidak ada ketegangan di antara kami

" Ih Mass." Wajahnya memerah kembali, Dia sangat lucu, seperti anak baru jatuh cinta, tingkah nya konyol lebih dari anak kecil, tpi dia juga dewasa, lebih dari orang yang dewasa.

Harus aku sebut dia apa, Humairaku memang berbeda.

"Mas, aku tidur di kamar umi."

"Ko di kamar umi?" Tanyaku

"I-iya mas,aku mau sama umi."

"Kamu mau ganggu umi sama abimu?" sebenarnya saya berharap dia tidur disini.

Dia terdiam

"Bagaimana?"

"Yasudah, mas tidur di bawah, cila tidur di atas." Ucapnya sambil menyimpan boneka yang baru saja dia ambil untuk di bawa ke kamar uminya.

"Ga kebalik tuh Humaira, seharusnya kamu yang di bawah." Godaku

"Mas apaan sih." Pipi manisnya kembali memerah

"Kita udah sah Humaira." Godaku kembali.

"Udah ya, Cila mau tidur, kalo Mas coba-coba naik ke atas kasur, Cila tendang mas." Matanya sangat tajam sekali menatapku.

Aku hanya tersenyum, dan mulai membaringkan tubuhku di sopa tepat di samping meja belajarnya Cila, aku melihatnya yang mulai memejamkan mata, Tak lama keduian dia terbangun kembali dan mendekatiku.

"Ada apa lagi? Saya ga boleh tidur di sopa juga? " tanyaku

"M-Mas?"

"Kenapa Humaira?"

"Aku tidak bisa tidur, jika kau belum Ridha mas."

"Tidurlah, aku mengerti, masalah yang saat ini kamu hadapi sayang, aku Ridha tidur disini." Ucapku sambil mengusap kepalanya yang masih tertutup jilbab.

"Benar Mas?"

"Benar."

Dia hanya terdiam.

"Cepatlah tidur."

*Azka vop off"

_________________________________

Tepat pukul 03.00 aku terbangun, aku melihat sosok pria yang tengah membacakan Al-Qur'an, dan mengenakan peci hitam, membuat mata sayuku membulat tajam.

"Mas, kamu sudah bangun?" Tanyaku.

Setelah menyelesaikan ayat yang ia baca, dia hanya tersenyum menatapku, aku paham maksudnya, aku bergegas pergi ke mengambil khudzu dan melaksanakn shalat tahajud.

"Mas, ga ngebangunin Cila."

"Kamu terlihat pulas sekali, jadi saya ga berani bangunin km."

"Qur'an Cila mana ya."

"Ini." Ucapnya menyodorkan qur'an merah mudaku.

Kami membaca Qur'an bersama, tenang sekali hati ini, Oh Rabb,terimaksih telah hadirkan dia dalam hidupku.

Seketika itu aku mengingat Arif, dia sedang berjuang dengan sakitnya saat ini, dilema disertai rasa takut itu kembali muncul, aku takut jika azka nanti meninggalkan aku.

"M-mas."

"Iya?"

"Apa kau mencintai aku?"

"Demi Allah, aku mencintaimu karna-Nya."

"Apakau akan meninggalkan aku lagi nanti Mas? Setelah Arif sudah kembali sembuh?"

"Aku tidak sebodoh itu Humairaku, kita akan hadapi bersama ya, kamu jangan takut."

Aku tersenyum

Tak lama kemudian Adzan berkumandang, kami menunaikan shalat subuh berjamaah, aku sampai lupa, bahwa tugas di kampusku menumpuk saat ini.

Aku dan Azka, sama-sama belum menyelesaikan kuliah, kami satu jurusan dalam busana butik. Ini semester terakhir untuk aku dan Azka.

Setelah shalat subuh, aku turun dan pergi ke dapur,untuk menyiapkan sarapan pagi untuknya, bagaimanapun tugasku menjadi istri yang harus mengabdi padanya.

Pagi ini aku siapkan nasi goreng dengan telur, Roti berisi berbagai selai, dan susu.

Sarapan itu ku bawa ke kamar, dia sedang berkutik dengan laptop di hadapannya.

"Mas sarapan dulu." Ucapku.

"Sebentar lagi ya."

"Sekarang mas." Paksaku.

Dia menoreh ke arahku, dan menutup laptopnya.

"Baik lah Humaira."

"Ini Mas, minumnya." Ucapku.

" kita makan berdua aja ya." Jeda tiga detik " sepiring berua biar romantis." Ucapnya.

"Gausah mas, nanti aku sama umi aja."

"It's sunnah sayang, Suatu hari Rasulullah pulang ke rumah dari suatu acara. Istri beliau, Siti Aisyah, hendak mengambilkan minum untuk beliau. Namun Rasulullah SAW melarangnya. Ia kemudian mengambil gelas minum Siti Aisyah yang masih berisi air setengahnya. Beliau mencari bekas bibir Aisyah di gelas tersebut."

Aku terdiam.

" mau saya suapin aja?" Tanya Azka

"Engga mas, aku bisa sendiri." Jawabku.

"Udah muka nya gausah memerah lagi."

Aahh menyebalkan sekali, bagaimana bisa pipiku tak memerah, aku sangat malu sekali,  entah ini perasaan apa.

"Kamu wanita surgaku Humaira." Ucap Azka, dia menatap ke arahku."

Hatiku kembali bergetar, seperti ada kupu-kupu yang membawa terbang hatiku, ini sungguhankan Oh Rabb.

Lusa kami akan kembali ke kehidupan kami masing-masing, aku menyelesaikan kuliahku, diapun sama seperti itu, ini termasuk nikah muda bagi kami.

Alhamdulillah, akhirnya bisa Up juga, maaf nih up nya agak lama.

Jangan lupa tinggalin vote ya, biar aku tau klo kalian suka sama cerita aku.

Tetap jadikan Al-Qur'an bacaan utama.

Tentang Aku Yang MenemukanmuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang