13 : Malam Di Hospital Wing

2.6K 414 141
                                    

Hermione tidak bisa berhenti menangis.

Ia masih ingat bagaimana kecerobohannya menyebabkan bagian belakang kepala Draco terkena batu dan berdarah cukup banyak. Ia masih ingat kalau Blaise dan Anthony-lah yang seolah-olah bertanggung jawab dengan mengangkat tubuh Draco ke Hospital Wing. Sepanjang perjalanan, Hermione tidak bisa berhenti mengeluarkan air mata. Ia takut, khawatir dan sedih. Semuanya bercampur menjadi satu.

"Sudahlah, Hermione..," Ginny menepuk-nepuk punggung sahabatnya itu. "Kau ingat kata Madam Pomfrey? Ia akan baik-baik saja dan bangun berjam-jam lagi,"

"Ya, Granger. Kau tidak usah khawatir," Blaise ikut menenangkan. "Bocah ini sudah banyak melalui adegan darah berdarah,"

"Bagaimana aku bisa tenang?!" Hermione mengelap air mata dengan ujung syal Gryffindornya. "Dia berdarah di bagian belakang kepala, itu bisa menyebabkan gegar otak!"

Blaise dan Ginny saling bertatapan dan memutuskan untuk diam. Mereka tahu kalau Hermione sedikit trauma dengan hal-hal seperti itu, apalagi jika sampai memakan korban. Hal itu tidak asing lagi bagi semua orang yang tahu bekas luka di tangan kiri Hermione. Hal itu membuatnya terkadang takut untuk memakai pakaian lengan pendek.

Hari sudah malam. Hermione, Blaise dan Ginny terlambat mengikuti makan malam tanpa izin McGonagall untuk menjaga Draco sampai ia sadar. Ketiganya masih berada di Hospital Wing. Hermione duduk di kursi di samping kasur yang ditempati Draco sementara Ginny dan Blaise berdiri.

"Miss Granger? Miss Weasley dan Mister Zabini? Kenapa kalian masih disini?" tanya Madam Pomfrey. "Ini sudah waktunya makan malam dan Demi Merlin, kalian belum makan!"

Hermione diam dan memandangi Draco. "Tidak apa-apa, Madam Pomfrey. Ini kewajibanku menjaganya setelah sakit akibat kesalahanku,"

"Jangan menyalahkan dirimu sendiri. Pacarmu tidak akan menyukainya. Dia pasti paham kalau kau butuh makan," jelas Madam Pomfrey membuat Ginny dan Blaise menyeringai kecil. "Biar aku yang jaga dia. Kau bisa kembali setelah makan malam nanti,"

Ginny mengangguk dan mengajak Hermione pergi. Hermione menghela nafas dan berdiri dari kursi lalu pamit dan pergi ke aula bersama Ginny dan Blaise. Ketiganya terdiam.

"Sebenarnya ini kesalahanku. Seharusnya aku tidak memancingmu, Hermione," ucap Ginny dengan nada menyesal.

"Ya, aku juga bersalah karena memberitahumu soal itu dan menyebabkan Granger mengamuk," Blaise mengatakan hal itu pada Ginny. Keduanya menunduk.

"Tidak. Akulah yang bersalah. Aku yang menindihnya dan menyebabkan Malfoy terluka," ucap Hermione. Ia tampak murung sampai tiba di aula besar. Bahkan kalkun lezat pun tak mampu membuatnya bernafsu. Ia merasa sepeti Bellatrix Lestrange sekarang―membuat seseorang terluka.

"Kudengar Malfoy masuk Hospital Wing," ujar Dean. "Kepalanya berdarah,"

"Ya, dan omong-omong kau darimana, Hermione?" tanya Lavender. Tetapi Hermione hanya diam dan memandangi kalkun yang mulai dingin.

"Kami―habis dari Hospital Wing," jawab Hermione. Ia mengambil sepotong kecil pai apel dan memakannya dengan malas. "Kami habis menjenguk Malfoy,"

"Untuk apa dia dijenguk? Dia pantas mendapatkannya," Ron berkata asal-asalan membuat Hermione sedikit marah.

"Apa maksudmu, Ron?" tanya Hermione.

"Kau tuli? Dia pantas mendapatkannya, bahkan  itu belum seberapa. Seharusnya ia ikut ayah brengseknya itu ke Azkaban," ucap Ron.

"Ron, kau bajingan!" jerit Ginny sambil memukul meja. "Kau orang paling brengsek yang kutemui hari ini!"

"Hei, Ginny, jangan seperti itu, Ron adalah kakakmu," ucap Harry sambil menatap kekasihnya itu. Tetapi Ginny mengalihkan pandangannya dan tertawa sinis.

Miss You Where stories live. Discover now