5 : Lorong Lembap dan Panas

2.5K 397 51
                                    

Sudah beberapa hari semenjak Latihan Quidditch, Hermione merasa tidak nyaman. Selain karena ucapan Genevieve hari itu, Hermione juga terpaksa di―tempeli oleh Genevieve.

Hermione terpaksa berbohong dengan alasan tugas ketua murid atau dipanggil oleh Professor McGonagall. Beberapa kali Hermione harus mengajak Draco berakting seolah-olah mereka dipanggil McGonagall.

"Kenapa Kau dan Aku dipanggil McGonagall? Apa Kau membuat kesalahan, Granger?" ujar Draco ketika Hermione menyuruh ia mengikutinya.

Tetapi Hermione diam saja dan menyuruh Draco masuk ke Asrama Ketua Murid. Draco duduk di sofa sementara Hermione mondar-mandir.

"Jadi, dimana McGonagall?" tanya Draco.

"Tidak ada," jawab Hermione.

"APA?" Draco berdiri dari sofa. Ia mendekati Hermione. "Jadi kau memanggilku kesini dengan percuma?"

"Tidak, itu tidak percuma," Hermione menggigit bagian bibirnya. Hermione melirik Draco yang masih berdiri.

"Lalu? Sebutkan hal yang tidak percuma? Kau membuatku. meninggalkan makan siang hanya untuk mengajakku ke―asrama?" Draco melirik Hermione. Sedetik kemudian ia menyeringai. "Ooh, baiklah, aku mengerti,"

Hermione melipat tangan di depan dada dan mengangkat alisnya. "Mengerti apa?" Ia kebingungan. Apalagi ketika Ia melihat Draco tersenyum dan tertawa seperti orang yang kehilangan akal sehatnya.

"Aku mengerti kalau Kau menyukaiku dan Kau mau berduaan denganku di asrama, tapi―"

"Siapa yang bilang aku mau berduaan denganmu!" Hermione melempar tatapan tajam.

Draco kebingungan. "Memangnya ada alasan selain itu? Kau menyeretku ke asrama, dan tidak ada yang tahu kalau tiba-tiba kau menyerangku lalu membawaku ke kamarmu―,"

"Dasar mesum!" Hermione kesal. "Aku tidak akan pernah melakukan itu denganmu, dan aku―,"

"Kau apa?"

Hermione menghela nafas. "Aku ingin meminta bantuanmu,"

"Apa? Bantuanku?" Draco menahan tawa. "Granger yang angkuh meminta bantuan padaku? Merlin sudah gila!"

Hermione membesarkan matanya. "Iya, aku meminta bantuanmu wahai Putra Malfoy yang agung!"

Hermione menutup mulutnya. Keheningan pun terjadi. Ia tahu hal apa yang akan terjadi selanjutnya.

"Ekhm, Bantuan jenis apa yang harus kuberikan? dana? pakaian? pangan?" Draco menggerakan jarinya seolah-olah sedang menghitung sesuatu. "Atau bantuan untuk membuka resleting gaunmu?"

"MALFOY!"

"Baiklah, Granger," Draco berpura-pura menutup mulutnya. "Bantuan apa yang kau inginkan?"

Hermione sejujurnya ragu untuk meminta bantuan pada Draco. Tapi, tidak ada yang bisa ia harapkan. Apalagi sahabat-sahabat terdekatnya. Ia juga tidak mau membebani Neville dengan urusan seperti ini. Jika dengan Luna, mungkin segalanya jauh lebih rumit.

"Begini, kau tahu―Genevieve?" Hermione mengucapkan hal itu dengan memelankan suaranya. "Dia―berjanjilah agar tidak memberitahu siapapun!"

Draco mengangguk. "Janji Malfoy," Hermione pun mengangguk.

"Genevieve. Gadis itu menyukai Harry, dia mau aku mendekatkan Harry dengannya," Hermione mulai bercerita.

"Ini urusanmu, Potter, Weasel, dan Weaselette. Kenapa Aku harus terlibat? Dan apa keuntungan yang akan aku dapatkan?" Draco mulai angkuh.

Miss You Where stories live. Discover now