15 : Lubang Hitam

2.8K 387 135
                                        

Hermione tidak merasa lebih baik ketika sadar, ia tertidur di Kamar Draco. Pemuda itu pasti tidak bisa memasuki kamarnya dan kini, pakaiannya sudah berganti. Sweater dan mantelnya entah berada dimana, digantikan oleh kaus lengan panjang oversize dan celana tidur hitam. Ia merasa sedikit pusing dan bau alkohol menyeruak ke hidungnya.

Ia tidak beranjak dari kasurnya dan tetap tertidur. Ia mungkin memuntahkan isi perutnya karena tidak tahan dengan firewhiskey, lalu Draco mengganti pakaiannya dan secara otomatis melihat bagian tubuhnya, atau mungkin dalam opsi lain yang lebih ekstrim, ia melakukan hal terlarang dengan Draco Malfoy di ruangan ini. Tapi itu sangat tidak mungkin.

Hermione pernah mendengar dari salah satu murid Hufflepuff tahun ketujuh (ketika ia masih di tahun kedua) kalau kau melakukan hal itu untuk pertama kalinya, maka kau akan kesulitan berjalan dan bagian privatmu akan terasa ngilu. Selain itu, akan ada bekas di kasur. Tetapi, tidak ada tanda-tanda semacam itu disini. Kakinya bisa bergerak bebas dan tidak ada sisa dari proses pembuatan bayi.

Krek

Pintu terbuka. Membuat Hermione dengan panik dan berpura-pura tidur kembali. Ia bisa mengintip Draco masuk ke kamar membawa nampan berisi makanan. Namun, ketika ia melihat Hermione masih tidur, ia meletakkan nampan itu diatas meja kecil di samping kasur. Hermione berharap pemuda itu cepat-cepat pergi, tetapi Draco malah duduk di kursi dan memandangi jendela besar yang ada di kamarnya.

"Kau payah sekali," ucap Draco, seolah-olah Hermione sedang mendengarkannya. "Kau muntah sesaat setelah kita sampai di depan pintu asrama. Aku harus memanggil Weaselette untuk mengganti pakaianmu," ujarnya. Hal itu Hermione bisa bernafas lega. "Tetapi kamarmu memiliki kata kunci dan Weaselette tidak tahu sama sekali. Dan kau beruntung aku meminjamkan pakaianku padamu,"

Hermione menahan senyum. Ia mengintip pakaian yang sedang digunakannya dan berbalik memunggungi Draco. Kemudian, ia menaikkan selimut sampai menutupi hidung.

"Berita besarnya kita berdua tidak ketahuan McGonagall. Tetapi ia memanggilku ke ruangannya sekarang. Mungkin kau tidak akan mendengar ini tapi kau cukup menyenangkan untuk dijadikan teman," Draco bangkit dan tanpa diduga, mengacak-ngacak rambut Hermione. Pemuda itu pun berjalan keluar kamar, meninggalkan Hermione yang kepanasan di dalam selimut.

***

"If there were no words no way to speak. I would still hear you," Hermione mengusapkan sabun ke seluruh tubuhnya. "If there were no tears no way to feel inside, I'd still feel for you," Ia bernyanyi di bawah guyuran air. Membiarkan suaranya lepas karena tidak ada Draco di asrama saat ini. Jadi, Draco tidak mempunyai kesempatan untuk mengejek suaranya.

Kemudian, Hermione mengambil handuk dan mengeringkan tubuhnya, sambil melanjutkan nyanyiannya. "and even if the sun refused to shine, even if romance ran out of rhyme," Hermione mengeringkan rambutnya dengan handuk. Kemudian, ia memakai pakaian dalam, dilanjutkan oleh kemeja putih dan rok selutut. Ia memakai dasi dengan rapih sambil menatap cermin. "you would still have my heart, until the end of time,"

Hermione memakai jubah hitamnya dan menyisir rambutnya dengan ramuan Sleekeazy yang entah milik siapa (karena ia dan Draco sama-sama memiliki ramuan itu). "you're all I need, my love," Hermione membuka pintu kamar mandi. "My Valentine,"

Hermione terkejut ketika melihat Draco tepat berada di depannya. Pemuda jangkung itu menatapnya. Menatap dirinya dengan mata abu-abu itu. "Aku tidak tahu kau bisa bernyanyi," ujar Draco.

"Aku juga tidak tahu aku bisa," ucap Hermione sambil mengangkat bahu. Ia melempar senyum tipis pada Draco. Pemuda itu membalas senyumnya.

Miss You Where stories live. Discover now