14 { Perubahan }

15 0 0
                                    

"Aku mau ke situ" tunjuk gadis kecil itu pada suatu wahana yang dapat dikatakan sangat tidak cocok dengannya.

" Itu untuk orang besar bukan untuk kita yang lain aja ya?" bujuk anak laki-laki di sampingnya.

"Nggak mau. Aku maunya yang itu" rengek gadis kecil tadi.

"Nggak boleh Sheryl. Itu bahaya!" Tegas anak laki-laki itu dengan nada cukup kuat.

Gadis kecil tadi sedikit terkejut. Ia memberi tatapan takut pada anak laki-laki itu dengan mata yang sedikit berkaca-kaca.

"Sheryl! Jangan nangis" ucap anak laki-laki itu dengan nada yang sedikit lembut. Sepertinya suasana hatinya tidak begitu baik hari ini.

"Aku nggak mau main sama Abang" ucap gadis kecil itu dan pergi meninggalkan anak laki-laki yang dipanggilnya abang itu.

"SHERYL" teriak anak laki-laki itu mengejar adik kembarnya.

-
-

Alarm di kamarku sudah bunyi berkali-kali. Jam sudah menunjukkan pukul 07:00. Dan sekarang aku masih berada di tempat tidur tanpa ketakutan.

"Nay! Sarapan!" Teriakan Ibu berhasil menyadarkan ku dengan sempurna.

Segera kubersihkan badanku dan turun untuk sarapan pagi.

"Pagi Ayah, pagi Ibu" sapaku tepat ketika tubuhku sudah bertumpu pada kursi ini.

"Pagi. Kegiatan apa hari ini?" Sapa Ayah balik sambil bertanya padaku.

"Makan, main laptop, tidur, makan lagi, main laptop, tidur. Itu aja keknya" jawabku tersenyum jahil.

"Heh enak aja" sambar Ibu tidak setuju. Aku dan Ayah hanya tertawa melihat ekspresinya.

Aku menghabiskan sarapanku dengan sedikit bermalas-malasan. Memang benar, aku nggak punya acara sedikitpun hari ini dan 9 hari ke depan. Sedih sih.

"Ibu" panggilku saat membantu Ibu membersihkan meja makan.

"Kenapa?" Tanya Ibu tanpa melihatku.

"Beberapa hari terakhir ini, Naya mimpi aneh" ujarku mulai bercerita.

"Aneh?" Tanya ibu mengulangi, yang hanya kubalas dengan anggukan.

"Aneh gimana?" Tanya Ibu lagi.

"Hmmm, mimpinya itu ada dua anak kecil. Satu cewek satu cowok. Yang cowok kayanya lebih tua dari yang cewek. Eh nggak juga deh, atau mungkin mereka kembar. Mungkin. Trus di mimpi itu mereka dekat banget. Benar-benar dekat. Kasihan aja gitu kalau mereka terpisah. Pasti sedih banget" jelasku.

Ibu diam sesaat seperti memikirkan sesuatu. "Trus anehnya dimana?"

"Anehnya? Aku ngerasa mimpi itu kaya nyata Bu. Kaya aku yang emang ngalaminnya" ucapku kembali mengingat mimpi itu.

Ibu tersenyum manis padaku. Entah dengan alasan apa. Dan tanpa sedikitpun perkataan.

-
-

Jam di kamarku menunjukkan pukul 10:00 WIB. Dan saat ini aku duduk di depan meja belajarku. Mencoba mengerjakan tugas-tugas yang diberi selama liburan ini. Aku harus segera menyelesaikannya, supaya nanti nggak banyak kerjaan lagi. Supaya aku bisa santai di hari-hari mau masuk kembali. Prinsip ku memang selalu seperti itu, 'Kerjakan di awal, santai di akhir'.

Ingatan akan mimpi itu kembali muncul di pikiranku. Aku menutup buku tugas ku dan memandang ke arah luar jendela.

"Tumben tutup. Biasanya udah buka dari pagi" ucapku sambil melihat ke jendela seberang.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang