08 { Sesuatu yang Begitu Berharga }

9 1 0
                                    

"Gimana keadaanya? Baik-baik saja?" Tanya Ibu pada kak Rena melalui sambungan telpon.

"Ohh okelah. Kamu jangan lupa istirahat. Nanti kalau Ayah udah pulang Ibu ke sana" ucap Ibu lagi. Aku hanya diam masih terkejut dengan yang kulihat tadi.

Ibu mematikan sambungan telponnya dan melihat ke arahku, "Sudah. Nino baik-baik saja. Kamu jangan takut lagi" ucap Ibu menenangkanku. Aku hanya mengangguk dan segera ke kamar.

-
-

Shaaakaaaaa

Apa?

Aku harus gimana?😣

Kenapa?

Nino sakit

Trus?

Ya trus aku harus gimana?

Ya kamu jengukinlah

Nggak berani

Kenapa?

Nggak berani aja

Yaudah. Mau keluar?

Ha?

Kamu mau keluar nggak? Jalan-jalan?

Tumben

Mau apa nggak?

Oke.
Jemput.

Hmm
15 menit lagi

Oke

-
-

Shaka hanya menatapku sendu. Dia tidak bicara sedikitpun. Hanya mendengarkan segala hal yang kuceritakan. Aku balik menatapnya, mencari sesuatu yang entah mengapa sedikit menggangguku.

"Udah selesai?" Tanyanya tiba-tiba saat aku mulai menatapnya.

Aku hanya mengangguk dan meminum beberapa teguk minumanku. Ku dengar Shaka menghelas napasnya pelan dan mengarahkan pandangannya ke depan, menatap jalanan yang tidak terlalu padat. Mungkin sebentar lagi akan padat, jam pulang kerja akan segera datang.

"Jadi gimana keadaannya sekarang?" Tanyanya sambil memakan makanan yang tadi kami pesan.

"Kata Ibu baik-baik aja" jawabku masih menatap jalanan yang kini mulai padat.

"Hmm bagus deh" ujarnya pelan. Aku hanya mengangguk menyetujui.

Kami diam untuk waktu yang cukup lama. Mungkin 15 menit. Sama-sama tenggelam dalam padatnya jalanan yang mulai terlihat. Sama-sama terdiam dalam pikiran masing-masing.

"Ayo" ucap Shaka tiba-tiba sambil meraih tanganku. Aku sedikit terkejut dan hanya mengikutinya tanpa tahu mau kemana.

Sudah sekitar dua tangga kami lewati. Dan aku masih tidak tahu akan kemana aku pergi. Setiap kali aku bertanya, Shaka hanya menampilkan senyuman manisnya padaku. Senyuman yang entah kenapa membuat jantungku berdetak sedikit lebih cepat.

"Keren nggak?" Tanyanya saat kami berada di atap cafe ini. Mataku terbuka lebar saat melihat pemandangan matahari terbenam dari sini. Aku tidak menyangka jika di daerahku ada tempat seindah ini. Dan aku lebih tidak menyangka lagi jika Shaka tahu ada tempat seindah ini.

MiracleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang