[Sebelas | Panji] Sadari Perasaan Ini

118 28 10
                                    

Sebelas | Panji

Sadari Perasaan Ini

*

[Panji]

Ka, jawab cepat nggak pakai mikir

Kalau ada cewek yang nggak menjawab waktu lagi ngaku tentang perasaan, itu kenapa?

Clueless af  :)

[Saka]

She doesn't like you.

You ugly.

[Panji]

Serius -__-

[Saka]

Tiba-tiba banget pertanyaannya.

Siapa?

[Panji]

Dira

Memangnya aku itu Saka Pradipta yang teman ceweknya di mana-mana tapi Cuma sampai status 'teman' aja?

[Saka]

Bodo.

Yang penting aku nggak susah move-on

Cc: kakak yang di Amrik

[Panji]

Masih aja

Jadi, jawabannya apa?

HEH, LAMA AMAT NGETIK ESSAY?

[Saka]

Sabar, Bos

Yang nge-chat aku nggak cuma satu orang

Sebentar. Kiara telpon.

[Panji]

30 menit

[Saka]

Asli dah Pan. Sabar sebentar.

Baca baik-baik nih sarannya

Kita baru kenal beberapa minggu dengan Indira

Dia mungkin terkejut dan risih. Reaksi normal

Baik-baikin Dira lah habis ini

Tapi biasa aja. Jangan berlebihan

Soalnya kamu kalau suka sama perempuan suka terburu-buru

Nggak semua orang senang diperlakukan kayak gitu.

*

Aku membiarkan pesan Saka nggak terbalas. Duduk di teras samping rumah, dengan lampu taman yang kayaknya nggak bakalan bertahan lebih dari satu bulan. Ia mulai meredup dan sesekali agak berkedip.

Biarpun demikian, aku nggak merasa takut. Taman samping rumah adalah salah satu spot favoritku tiap kali berada di rumah. Papa yang merupakan lulusan arsitektur merancang taman ini supaya setiap minggu kami bisa punya waktu berkualitas untuk duduk di sini dan berbicara. Tetapi melihat lampu yang mulai redup entah bagaimana berhasil bikin aku jadi melankolis.

Segala sesuatu pada suatu hari nanti akan pergi dan tergantikan. Papa dan Mama akan semakin tua. Laura juga. Apalagi setelah menikah, ia memilih meninggalkan rumah dan tinggal dengan Arka. Padahal Laura masih sering mampir ke sini, tetapi rasanya tetap saja berbeda.

Let It BeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang