👄👄👄
Dia menghela nafas berat setelah menemukan gadisnya ternyata jatuh terduduk di lantai club karena mabuk.
"Udah gue bilang jangan kesini lagi, Jisoo."
Gadis dalam dekapannya itu mendongak, lalu tersenyum sinis tanpa mengucapkan sepatah kata pun.
Mau tidak mau Doyoung terpaksa membopong tubuh mungil Jisoo dan membawanya keluar club, meskipun ia harus merelakan bahunya sakit akibat Jisoo yang terus memukuli dan memberontak.
Setelah mendudukkan kekasihnya ke dalam mobil, Doyoung memutari mobilnya dan masuk ke dalam kursi kemudi.
"Udah gue bilang nggak usah jemput, ih!" omel Jisoo melipat kedua tangannya di depan dada dan memberengut.
Doyoung yang mulai fokus menyetir hanya berdeham menanggapi, tanpa berniat untuk menjawab ocehan Jisoo yang masih mabuk itu.
"Gue kesel sama lo," omelnya berlanjut sedangkan Doyoung masih mendengarkan.
"Kapan bisa jalan bareng? Hidupnya di rumah sakit mulu,"
"Doyoung?"
"Dodoy lo tidur ya?! Awas aja ya kalo sampe lo nabrak pohon tomat! Nggak lucu!"
"Ih gue mau turun aja deh."
Meskipun sedikit kesal dengan sikap Jisoo, namun Doyoung selalu memaafkan kesalahan-kesalahan yang Jisoo perbuat.
Dalam diamnya, Doyoung merasa gemas ingin menerkam kekasihnya.
"Huekkkk,"
Doyoung menepikan mobilnya dan menoleh ke arah Jisoo yang kini membuka jendela dan mengeluarkan kepalanya.
Dengan lembut dan telaten, Doyoung mengusap dan memijat pelan tengkuk Jisoo agar membaik.
"Dibilangin jangan kesana lagi."
"Huekkkk,"
Doyoung menghela nafas, lalu turun dari mobil dan segera menghampiri Jisoo.
"Nih, biar mualnya hilang." ucap Doyoung menyodorkan minyak kayu putih sambil berjongkok di depan Jisoo.
Sambil terus menghirup, Jisoo memejamkan matanya menahan mual yang menumpuk di perutnya.
"Jangan kesana lagi, tolong."
Jisoo membuka matanya dan menunduk, menatap dalam mata Doyoung sedikit lama.
"You know, I'm not a good girl."
Doyoung berdiri, mengumpulkan rambut panjang Jisoo dalam genggamannya lalu mengikatnya jadi satu.
Jisoo yang mulai merasa kesadarannya mulai kembali hanya diam menurut, sesekali memperhatikan gerakan Doyoung.
Doyoung kembali berjongkok di depan Jisoo, menggenggam salah satu tangan gadisnya dan mengusapnya pelan. Sedangkan tangannya yang lain ia gunakan untuk mengusap salah satu pipi Jisoo.
"Mau sampai kapan kamu selingkuhin aku?"
Jisoo hanya diam, bingung harus menjawab apa. Lagipula, ia sudah berkali-kali mengatakan yang sejujurnya pada Doyoung bahwa ia bukanlah gadis yang baik. Ia adalah gadis yang suka bermain hati dengan banyak lelaki, namun Doyoung berkali-kali bilang bahwa pria itu tidak apa-apa.
Terkadang Jisoo heran, hati Doyoung terbuat dari apa, sih?
Atau, ibunya dulu mewariskan pelet pemikat lelaki?
"Sayang?"
Jisoo tersadar, lalu menatap Doyoung dengan linglung. Namun sedetik kemudian Jisoo memejamkan kedua matanya saat bibir Doyoung menempel lembut di bibir ranumnya. Doyoung menghisap bibirnya perlahan, sambil mengusap pipi Jisoo.
Setelah pagutannya terlepas, Doyoung mengecup kedua kelopak mata Jisoo.
"Pertanyaan gue tadi nggak usah dipikirin."
Jisoo jadi bingung, Doyoung itu dokter tapi kenapa nggak bisa bedain sayang sama goblok, sih?!
.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Rings [Jisoo × Doyoung ft. Nct WayV]
Fanfic[18+] Kisah jisoo yang punya 1 pacar dan 6 selingkuhan. 📌Originally post on March 14th, 2019.