"Doyoung? Taeyong?"Keduanya menoleh, mendapati Jisoo yang terduduk di tanah dengan memegangi perutnya.
Baik Doyoung maupun Taeyong segera menghampirinya, lalu memapahnya untuk berdiri dan mendudukkannya di bangku. "By? Kamu kemana aja? Kamu kenapa?!" panik Doyoung melihat wajah Jisoo yang merintih dan menahan sakit diperutnya.
"Ma-maafin aku,"
"Doy mending bawa ke rumah sakit aja langsung, gue ambil mobil dulu." ucap Taeyong sebelum beranjak dari tempat.
Doyoung hanya mengangguk, lalu melepas jaketnya dan melingkarkannya pada tubuh Jisoo yang hanya berbalut kaos oblong. "By, aku khawatir banget, kamu jangan pergi-pergi ninggalin aku gitu aja." lalu ia memeluk erat tubuh Jisoo sambil meneteskan air mata.
Jisoo yang menahan sakit di perutnya hanya diam, merasakan kram yang tiba-tiba menjalar dan rasa sakitnya bukan main.
Jisoo berkali-kali menelan salivanya, merasakan tubuhnya lemas dan kini menyesali perbuatannya.
"Doy, ayo!" teriak Taeyong disusul dengan Doyoung yang menggendong Jisoo ala bridal style dan memasuki mobilnya.
Wendy keluar dari ruangan, wajahnya nampak kusut dan terlihat sangat khawatir. Semua orang yang berada di depan ruang UGD berdiri, menghampiri Wendy dan menatapnya dengan penuh tanda tanya.
"Jisoo kenapa?" tanya Doyoung antusias, wajahnya nampak sayu dan rambutnya acak-acakan. Wendy bisa melihat betapa besar rasa cinta Doyoung pada Jisoo.
Wendy menghela nafas, "Jisoo tadi bilang, dia habis minum pil penggugur kandungan yang dia beli di toko obat eceran."
Doyoung lemas, kedua kakinya langsung meringsut ke lantai dan menempelkan keningnya ke tembok. Taeyong dan Johnny segera menghampiri Doyoung, membantu mengusap kedua bahunya dan masih menyimak penjelasan Wendy.
"Untung aja kalian tadi cepet bawa kesini, kalau telat sepuluh menit aja, Jisoo sama bayinya nggak bisa diselamatin." lanjut Wendy memejamkan kedua matanya dan memijat pelipisnya.
"Tapi, kandungan Jisoo sekarang gimana, Dok?" tanya Rose dengan wajah cemasnya.
Wendy tersenyum tipis, "Masih bisa selamat, udah diberi antibiotik. Jisoo sekarang lagi istirahat. Kayanya seharian dia nggak tidur dan nggak makan. Sebenarnya keadaan tubuh Jisoo buruk, tapi tadi udah dibius biar dia bisa istirahat. Nanti kalau dia udah bangun, tolong langsung suapin makanan ya."
Baik Jennie maupun Rose mengangguk, lalu memasuki ruang UGD setelah mendapat persetujuan dari Wendy.
Doyoung, Taeyong, Johnny dan Jaehyun menyusul di belakang, memandangi wajah pucat pasi Jisoo yang tengah tertidur dengan pulas.
Taeyong dan Johnny membantu Doyoung untuk duduk di kursi samping Jisoo, lalu berdiri di sebelahnya dengan beribu perasaan yang sulit dijelaskan.
Doyoung menggenggam erat tangan kanan Jisoo, menciuminya dan memeluknya erat. Doyoung tidak bisa menahan air matanya yang terus mengalir, ia tidak peduli jika ada yang menganggapnya lemah saat ini.
Doyoung bersyukur Jisoo masih bisa diselamatkan bersama jabang bayinya di dalam kandungan. Ia tidak habis pikir bagaimana kehidupannya jika ia harus kehilangan dua-duanya dalam waktu seperti ini.
"Tolong jangan tinggalin aku lagi by," lirih Doyoung. "Aku nggak tau gimana jadinya aku kalo kamu nggak ada."
Jennie dan Rose menatap Doyoung iba hingga ikut meneteskan air matanya.
Sedangkan Jaehyun dan Johnny memilih untuk duduk di sofa ujung ruangan dan menopang kepalanya sambil menunduk memejamkan mata.
Taeyong mencoba menghubungi suruhannya untuk mengambil mobil Doyoung di dekat sungai agar dibawa ke rumah sakit. Kedua matanya sesekali melirik Jisoo dengan jutaan rasa khawatir.
Sudah lewat dari pukul empat dini hari namun Doyoung masih diam ditempatnya, memandangi Jisoo sambil mengusap-usap punggung tangannya lembut.
Jisoo akan dipindah ke ruang pemulihan pukul tujuh pagi nanti dan Doyoung masih setia menunggu Jisoo kembali membuka matanya.
Jaehyun dan Johnny memilih keluar sedari satu jam yang lalu, Jennie dan Rose sedang ke kamar mandi, dan Taeyong tengah tertidur diatas sofa. Baik Jaehyun maupun Taeyong membatalkan jadwal meeting nya karena masih ingin menjaga Jisoo. Sedangkan Johnny tidak bisa ambil izin lantaran penggantinya—Bang Bulan ambil cuti.
Doyoung mendekatkan kursinya, tangannya terulur untuk mengusap lembut surai hitam Jisoo dan mengelus pipinya. Andai saja Doyoung bisa menggantikan posisi Jisoo saat ini, pasti ia akan menukar tubuhnya dengan Jisoo. Melihat wajah Jisoo yang pucat dan tidak ada senyum seperti ini membuat hati Doyoung teriris, apalagi Jisoo tak sadarkan diri.
"Maaf aku nggak becus jagain kamu by," lirih Doyoung. "Harusnya aku yang nggak pantes ada di hidup kamu, aku kurang peka, aku terlalu cuek, kaku, nggak bisa ringan tangan kalo ada orang yang macem-macem. Kebanyakan mikir dulu nggak langsung bertindak. Maaf by..."
"Sayang, tidurnya nyenyak banget ya?" lanjutnya sambil menidurkan kepalanya di sisi tangan Jisoo dan ikut tertidur.
KAMU SEDANG MEMBACA
7 Rings [Jisoo × Doyoung ft. Nct WayV]
Fiksi Penggemar[18+] Kisah jisoo yang punya 1 pacar dan 6 selingkuhan. 📌Originally post on March 14th, 2019.