Sepuluh

1.8K 86 21
                                    


~***~
Cover this part
PUSPA by ST12

Jangan baper lho yaa!
💙💙💙
~***~

"Untuk seluruhnya istirahat di tempat grak!" aba - aba dari kakak panitia terdengar kembali usai pengarahan dari beberapa pemateri.

Kami duduk lesehan di atas lantai ruang aula utama RST sejak pagi sekitar jam 8 sampai 11 siang. Sesekali kami diberi jeda waktu untuk relaksasi sebelum berganti materi. Dan kali ini sebelum jam isoma, beberapa kakak panitia memberikan selingan dan permainan.

Lalu seorang abang mendekati para cami dan menanyainya secara bergilir di barisan mereka.

"Dek, bisa baca qur'an?" tanyanya kepada setiap cami yang berhijab.

"Siap, bisa Bang!" jawab diantara mereka yang ditanya secara bergilir.

"Bisa qiro'ah?" lanjutnya lagi.

"Siap, tidak bisa. Saya cuma bisa membaca pelan - pelan, Bang!" jawabnya lagi dan begitu juga dengan yang lainnya.

Lalu, ia mendekatiku dengan senyum dan sepertinya akan bertanya hal yang sama.

"Dek, kamu bisa qiro'ah 'kan? Itu baca qur'an yang pake nada," begitu pede-nya ia bertanya.

"Eh, eng... Siap, bi-sa se-dikit, Bang!" jawabku kaku dan bingung.

"Oke!" ia pun pergi dari barisanku.

Deg! Deg! Deg!

Jantungku seperti melompat lompat di dalam rongga torax.

Kenapa dia bertanya hal yang berbeda padaku? Harusnya 'kan dia pastikan dulu seperti yang lain. Kenapa dia begitu yakin? Aneh! Aduuuh nie dada kenapa juga pake gemetaran begini?

Aku benar - benar dibuat penasaran olehnya. Dari siapakah namanya, statusnya apa (TNI/sipil), dan dia selalu tersenyum padaku padahal kakak panitia yang lain tampak dingin dan cuek pada para cama.

Jam sholat dzuhur tiba, para cama diijinkan untuk berjama'ah di masjid RS sedangkan yang non muslim beristirahat di aula.

"Dek, sini bentar!" saat aku mengenakan sepatu ada segerombolan kakak panitia wanita memanggilku.

"Siap Kak!" aku segera menghampirinya.

Pasrah saja jika akan jadi sasaran bully-an mereka. Yaa karena disaat OSPEK begini berlaku peraturan kakak panitia selalu benar & hak cama dicabut 99% hanya diijinkan untuk bernapas saja. Mengerikan!

"Nama kamu Mia 'kan?" salah seorang dari mereka bertanya.

"Siap, iya Kak!" jawabku tegas.

"Ih namanya sama tuch! Tapi kayaknya ada perlakuan spesial dari abangmu dech? Bakal jadi saingan dong!" bisik salah satu dari mereka.

"Ssssttt.... Ada abang!" balas yang lain.

"Hei, ngapain kalian gerombol disitu? Cepat sholat dan terus kembali, belum waktunya ngerjain cama!" tegur abang itu.

Suaranya selalu membuat jantungku melompat tak karuan.

"Dah sana kamu kembali, cuma nanya itu aja!" perintahnya padaku.

"Siap abang!" seru mereka kompak.

~~~~~~

Ba'da maghrib, kami masih berkumpul di koridor kampus. Sudah seharian ini tenaga kami dikuras dengan berbagai kegiatan dan itu belum menyelesaikan jadwal PPSM hari ini.

Jodohku, si Abang Loreng! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang