Awal perjodohan 2

2K 71 0
                                    


●○●○●○●○

"Jadi perjodohan ini di setujui oleh mendiang adik saya Nino Fernandes dan istrinya Ayunda Gilsa, dan soal siapa jodohnya maka kami menentukan Zilla akan bertunangan dengan.... Arkan-"

"APA?" Teriak Zilla keras berdiri dari duduknya dan menunjuk kearah Arkan. "Sama dia Pi? Omaygod gak gak gak. Zilla gak mau" tolak Zilla mentah-mentah.

Vanya mengunyah red velvet di mulutnya tapi bibirnya berkedut menahan tawa ingin keluar.

"Ini sudah final Zilla"

"Gak mau Piiii, Zilla gak mau"

"Oke oke. Perjodohan ini bisa berubah jika diantara kalian mempunyai rasa yang terbalaskan" Tio menengahi.

Uhuk uhuk..

Tiba-tiba red velvet manis yang sedang di kunyahnya tiba-tiba terasa seret di tengah jalan.

"Maksud Om?" Tanya Vanya ingin diperjelas maksud dari perkataan omnya.

"Maksud saya jika Vanya dan Gavin sama-sama memiliki rasa sayang atau sejenisnya maka mereka tidak bisa di pisahkan orang ketigalah yang harus mengalah tapi jika Gavin menyayangi Zilla daripada Vanya maka hubungan ini kita alihkan. Perjodohan ini bukanlah sifat memaksa tapi kami mencari pendamping anak kami yang sesuai dengan hati mereka diantara kalian berdua" ucap Keyla menambahi.

"Oh" ucap Vanya acuh dan mengunyah kembali kuenya sedangkan Zilla masih memprotes papinya yang dilerai om Tio dan tante Keyla sedangkan om Madav ada urusan mendadak yang mengharuskannya pulang duluan.

"Nih makan, kamu tahu? Kalo mau jadi salah satu anggota keluarga ini harus mempersiapkan mental dan materi banyak banyak" Vanya menyuapi Arkan dengan gemasnya. Melihat laki-laki tersebut hanya diam memandang perdebatan di depannya seakan dirinya tidak berharga dan tak di inginkan sama sekali. Menurut Vanya laki-laki di depannya yang sedang mengunyah kue itu terlampau bodoh melebihi kapasitas.

Zilla pergi di susul om dan tantenya, dan rombongan Gavin pun pergi darisana menyisakan Arkan dan Vanya saja.

"Lo tau? Gue berasa kayak ngomong sama patung lilin. Nyata tapi tak hidup" Vanya menggigit kue di sendok dengan nyaring akibat kegemasannya yang dominan.

"Hah sudahlah gue capek ngomong sendiri kayak orang gila" Vanya meletakan sendoknya dan pergi meninggalkan orang dingin itu sendiri.

Masa bodoh kalo cowok itu di gondol banci pun ia tak peduli.

●○●○●○●○

Vanya melangkah ke meja makan kebetulan hari ini hari minggu waktunya Shantayyy...

Dimeja makan ia melihat calon tunangannya sedang bersenda gurau dengan sepupunya yang sering disebut kakak itu. Mereka asik melemparkan guyonan hingga tak sadar Vanya berdiri disampingnya.

"Pagi gaes" teriak Vanya dikuping mereka hingga mereka berdua terlonjak kaget.

"Vanya jangan jail" ucap Rian memperingati.

Beliau baru saja datang dari arah belakang dengan memakai t-shirt polo putih dan juga celana pendek hitamnya yang terdapat sedikit bercak tanah.

"Om habis nanem apa?" Tanya Vanya kepo.

"Pete" jawab Rian sambil duduk di kursi utama

"Yeay" Vanya bertepuk tangan gembira. Pohon pete yang di idam-idamkannya dari sebulan yang lalu telah ditanam omnya di kebun belakang.

Jodoh Terbaik [S E L E S A I] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang