Vanya berjalan dengan tergesa entah ada angin apa bosnya menyuruh ia ke kafe di malam-malam begini. Jam sebelas malam itu adalah jam untuknya menaungi alam mimpi. Dengan beralaskan sandal jepit atasan baju tidur yang ia tutupi outer panjang semata kakinya. Terlihat Arka di meja ujung sedang asik melamun.
"Ada apa Pak?" Tanya Vanya tanpa ber sayhelo terlebih dahulu langsung mendapatkan isyarat 'duduk' dari Arka.
Vanya duduk di depannya melihat Arka dengan tanda tanya besar di kepalanya.
"Temani saya makan"
Temani makan? what the hell.
Makan?
Ma to do Kan??
Mending gue tidur...
"Saya tahu suami kamu berada diluar kota"
Vanya bersedekap "meski demikian tidak ada keinginan saya untuk makan keluar di malam buta seperti sekarang ini" bibirnya.
"Kamu tahu? Saya suka bahkan cinta sama kamu saat pertama kali melihat kamu di perusahaan saya" Arka berkata jujur dengan melihat langsung kedalam netra indah milik Vanya.
Vanya gelagapan. "Maaf Pak, kalo tidak ada yang penting saya permisi pulang" Vanya beranjak dari duduknya dan berlalu pergi tapi ada satu tangan yang mencekal tangannya.
Vanya berbalik Cup!!
Vanya mematung dengan sorot nanarnya.
Plakk!!
Vanya menampar keras pipi kiri Arka. "Saya perempuan yang sudah menikah tolong hormati saya sedikit saja. Saya bukan perempuan murahan yang bisa di sentuh sembarangan laki-laki." setengah teriak Vanya mengeluarkan kekesalannya.
"Saya tidak menyangka Anda semenjijikkan seperti ini." Vanya melontarkan kata kata pedasnya. Ia terlanjur sakit hati dan tidak merasa di hargai menjadi seorang kerabat dekat seorang laki-laki di depannya ini.
Arka berdiri kaku di tempatnya melihat Vanya dengan sorot bersalahnya.
Vanya berjalan keluar meninggalkan kafe yang sepi hanya Arka seorang diri yang masih berada di sana. Vanya memasuki kamarnya dengan perasaan terluka. Dan taklama Arkan menelfonnya dari luar negeri.
"Hallo" Vanya sebisa mungkin menekan suaranya supaya terdengar biasa saja.
"Kamu dimana?" Tanya Arkan diseberang.
"Aku dirumah"
"Bohong!!"
"Enggak"
"Penipu" tut tut....
Deg.
Bagaikan jatuh tertimpa tangga. Vanya menangis histeris. Mimin dan Ijah saling melempar pandangan dari luar kamar yang di jawab gelengan oleh Mimin mendengar tangisan sang nyonya di dalam kamarnya.
Vanya menelfon balik Arkan namun panggilannya di tolak. Ia tak kehilangan akal ia mengetik pesan kepada suaminya.
Salah aku apa? Aku gak tau.
Send..
Arkan membalasnya dengan mengirimkan beberapa foto dan ternyata foto tersebut adalah dirinya dengan Arka di kafe tadi namun yang membuat ia terkejut foto tersebut sudah di edit seintim mungkin oleh sipembuat.
Arka! Bajingan sialan.
Vanya mengetik balasan.
Itu editan..
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik [S E L E S A I]
RomanceNote: MAAF JIKA ADA KESAMAAN JUDUL, NAMA/TOKOH, LATAR TEMPAT, DLL. Ini adalah Jodoh Terbaik bukan Jodoh Terbalik..... "Apa menurut kamu? Jika kamu harus memilih menerima atau menolak seorang pria yang di jodohkan dengan Kakakmu tapi bertunangan sa...