Vanya merasa gelisah di hadapan nyonya Larph merangkap jadi ibu mertuanya tersebut dengan gugup.
Fernita tertawa saat melihat wajah Vanya yang pucat pasi.
"Maaf! Kamu ini lucu sekali saya tidak semenakutkan itu Vanya" kelakar sang ibu mertua.
Di pikir pikir ia juga, ia melihat ibu mertuanya bukan seperti di film film yang berbicara dengan mata melotot tajam bahkan suka pamer barang brendid di hadapan menantu miskinnya. Mertuanya tipikal orang kalem dengan pembawaan anggun seperti ibu negara.
Vanya tersentak. "Ibu ke, kenal saya?"
"Jadi kamu lupa sama saya" todong jari si ibu. Vanya menggaruk kepalanya gatal. Taklama menggeleng!
"Dasar pikun" dengusnya.
Oh tidak, baru kali ini Vanya di sebut pikun.
"Yak maaf Bu. Vanya gak bisa ingat wajah orang dalam satu kali pertemuan" Vanya memang tipe seperti itu makanya dia tidak suka menjadi ketua saat sekolah dulu selain pusing itupun menjadi beban pikiran untuknya.
"Saya yang di tolong kamu saat mau tertabrak di dekat halte kemarin. Ingat?"
Vanya memutar memori di kepalanya berikut dengan bola matanya juga. "Ibu?"
Vanya tersentak ia melihat perempuan parubaya itu dengan lekat "Wah Vanya enggak pernah menyangka bisa sedekat ini dengan Ibu" Vanya tersenyum lebar langsung memeluk Fernita sayang.
"Kamu kesini gak bareng El?"
"Gak Bu" jawab Vanya lesu.
"Panggil Momih aja menantu" Fernita menaik naikan alisnya.
"Ok" Vanya hanya bisa menyengir lebar pada ibu mertuanya itu.
"Kenapa?" tanya mertuanya heran.
"Lagi ngambek" sahut Vanya ringan. Biarlah sekali kali ia mengadu pada orang lain atas perilaku pengacuhan atas dirinya yang di lakukan oleh suaminya sendiri yang tak lain dan tak bukan anak dari mertuanya ini.
"Pasti gara-gara seminggu yang lalu?" Tebak Fernita tepat sasaran, di angguki Vanya.
"Momih bantu baikkan gimana?" tawar Fernita yang di sambut antusias oleh Vanya.
"Momih terbaik" Jerit Vanya pelan.
***
"Susan kosongkan jadwal saya hari ini" Arkan berbicara dengan sekretarisnya yang sering berpakaian terbuka.
"Baik Pak" jawab Susan hormat.
Arkan pergi keluar untuk menyegarkan otaknya dan juga membeli bunga untuk istri cantiknya yang sudah seminggu ini ia acuhkan dan ingin meminta maaf atas keegoisannya sendiri.
"Hallo" Arkan mengangkat telfon yang sedari tadi berbunyi dari sekertarisnya.
"Maaf Pak ada tamu urgent di kantor"
"Siapa?"
"Maaf Pak dia tidak menyebutkan namanya tapi kalo Bapak tidak kesini dalam waktu tiga puluh menit. Mereka akan menghancurkan perusahaan ini Pak"..
Terdengar nada panik dari bawahannya di kantor. Arkan berdecak baru saja ia tinggal sebentar sudah ada yang menganggu ketenangannya di sana.
"Oke" tut.
Arkan berputar arah kembali ke kantornya dengan kecepatan penuh, Mini Coper kesayangannya menyelinap lincah dari kendaraan lainnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik [S E L E S A I]
RomanceNote: MAAF JIKA ADA KESAMAAN JUDUL, NAMA/TOKOH, LATAR TEMPAT, DLL. Ini adalah Jodoh Terbaik bukan Jodoh Terbalik..... "Apa menurut kamu? Jika kamu harus memilih menerima atau menolak seorang pria yang di jodohkan dengan Kakakmu tapi bertunangan sa...