Tuk tuk tuk tuk.
Terdengar hentakan dari sepatu pantofel yang menggema di koridor yang Vanya tempati.
"Apa jadwal saya hari ini?" ucap seorang pria.
Vanya mendongak keasal suara.
Deg
Ganteng bangettttt!!!!
Di depannya ada sesosok pria muda tinggi tegap, ganteng, berkharisma kuat. Calon imam yang sempurna membuat liur Vanya hampir menetes.
"Ehem" dehem pria tadi keras.
"Akh... ekh Pak" gagap Vanya langsung tersadar dari keterpakuannya dan segera mengikuti bos barunya kearah ruangan.
Benar benar seorang Crazy Rich.
Ruangannya bernuansa Contemporary.
Seperti seseorang tengah menatapnya Vanya menoleh dan merasa sedikit canggung ditatap seintens itu oleh bosnya.
"Ja.. jadwal Bapak hari ini ekhem jadwal Bapak hari ini meeting dengan Carol Grup jam 1 nanti siang, setelahnya Bapak free" ucap Vanya lembut khas sekertaris.
"Hm" hanya gumaman dari bosnya sebagai jawaban, its oke.
"Jika tidak ada yang Bapak butuhkan lagi saya pamit undur diri" Vanya mundur dua langkah dan membalikkan badannya menuju pintu.
Fyyiiuhhhh..
Vanya keluar dari ruangan menuju meja sekertarisnya kembali mengurus berkas-berkas yang bagaikan menara. Dan akan ia paketkan keruangan bosnya sesegera mungkin.
Klek.
"Temani saya makan siang" terdengar suara bass yang mengalun di telinganya.
"Baik Pak" Vanya segera merapikan pekerjaannya.
Vanya mengikuti bosnya dari belakang sesekali tersenyum kearah karyawati yang menyapa bosnya. Bosnya itu sangat cuek tapi saat dirinya yang membalas sapaan itu mereka langsung melunturkan senyum ramahnya.
Sifat karyawan seperti itu pasti ada dimana-mana.
Arka memasuki mobilnya di luar pintu yang sudah di siapkan palet.
"Lho? Bapak mau kemana?" Tanya Vanya di depan pintu sambil menunjuk arah kantin di dalam.
"Masuk" perintah Arka tegas.
"Baik" mau tak mau Vanya mendekat dan menaiki mobil yang sama dengan bos dinginnya itu.
"Di depan. Kamu kira saya supir" seru Arka galak.
Vanya turun dari jok penumpang dan duduk disamping Arka di samping kemudi.
"Maaf Pak saya belum terbiasa" ungkap Vanya merasa menyesal. Di hari pertama kerja ia sudah kena damprat terus.
Mobil Pajero Sport yang Arka bawa melaju dengan kencang sontak saja Vanya teriak histeris dan refleks memegang lengan kiri bosnya. "Haduh ya Alloh, Vanya belum mau mati, belum nikah apalagi kawin. Itu warisan mau dikemanain kalo Vanya mati gustiii"
Ckiittt, dug.
Benjol benjol deh gue!! Vanya mengusap jidatnya yang terantuk dasbor.
"Lain kali seatbelt itu di pakai dengan benar" dengusnya dan segera berlalu.
Brak.
Setelah berkata, Arka pergi ke dalam kafe meninggalkan Vanya di dalam mobil yang masih merasa pening.
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik [S E L E S A I]
RomanceNote: MAAF JIKA ADA KESAMAAN JUDUL, NAMA/TOKOH, LATAR TEMPAT, DLL. Ini adalah Jodoh Terbaik bukan Jodoh Terbalik..... "Apa menurut kamu? Jika kamu harus memilih menerima atau menolak seorang pria yang di jodohkan dengan Kakakmu tapi bertunangan sa...