Arkan memasuki kantornya dengan langkah tegas dan penuh wibawa. Disinilah tempat ia merintis usahanya dari percetakan buku, novel, majalah, dll. Berkat kegigihannya ia bisa membangun perusahaan raksasa sebesar sekarang ini, yaitu FARAREL COMPANY perusahaan di bidang multemedia. Dan sekarang mecoba peruntungan baru di bidang pertambangan emas dan batu bara yang berada di bawah naungannya.
"Pak ada seseorang yang ingin bertemu dengan Anda" ucap sekertaris pribadinya, Susan. Ia membuka pintu ruangan bosnya yang di dalamnya terdapat seorang wanita cantik tengah duduk di atas sofa.
"Hallo Babe" wanita tersebut menyambut Arkan di pintu lalu menutup pintu rapat menyisakan Susan yang mengangkat bahu acuh dan kembali ke mejanya.
"Ada apa Van?" Arkan melepas pegangan di lengannya.
"Aku kangen. Di rumah kamu ada si Jalang itu"
Arkan merubah raut wajahnya menjadi dingin tak tersentuh setelah kata buruk itu tercetus untuk istrinya. "Saya bilang kita ini hanya partner bisnis bukan partner yang ada di benak Anda. Silahkan Anda keluar"
"Kamu tau Nando? Aku tuh cinta sama kamu saat kita masih kuliah dulu dan sekarang pun sama" teriak Vania di depan Arkan yang Vania kenal dengan nama Arkanando.
"Maaf Va sekarang aku sudah punya istri jangan ganggu aku lagi"
"Istri" Vania tersenyum sinis. "Yang namanya sama denganku? Aku meragukan jangan-jangan kamu mencari istri yang sama denganku" ujarnya sangat percaya diri.
"Bukan itu"
"Terus apa Ndo? Kita hampir saja punya anak jika aku gak keguguran" ujarnya dengan nada keras terlihat dari otot lehernya yang menegang.
Brak.
Sebuah rantang berisi makanan tumpah ruah di atas lantai dengan mengenaskan dan disanalah Vanya berdiri kaku di daun pintu dengan tangan yang menutup mulutnya syok serta sorot nanar yang ia pancarkan.
"Maaf" gumamnya berbisik lalu pergi dari sana dengan segera.
Arkan melihat Vania dengan sorot membunuhnya. "Saya tidak pernah menaruh hati padamu. Dan jika pun saya pernah melakukannya padamu mohon maaf Anda salah orang. Orang itu bukan saya tapi saudara kembar saya, Arka Leonardo Larph" Arkan mengejar Vanya yang sudah di telan lift.
Sial..
Vanya berjalan gontai setelah berlari cukup kencang di dalam perusahaan Arkan.
Hatinya sudah sangat sakit untuk mendengarkan kisah mereka berdua. Bahkan telinga dan hatinya sudah tidak mampu menampung kisah ironi tersebut.
"Haa.. " Vanya berteriak kencang di sisi trotoar. Membuat orang-orang yang melihatnya sedikit kesal dan terganggu.
Arkan kehilangan Vanya dari hadapannya. Arkan berbalik melangkah tegas kedalam ruangannya dan menarik paksa Vania keluar dari sana.
"Saya tekan kan sekali lagi, keluar dari kantor dan kehidupan saya sekarang juga atau kau memilih keluargamu hancur di tangan saya" ancam Arkan dengan tegas dengan sorot tajam mematikan yang membuat Vania menelan ludah susah payah. Netranya tidak mampu melihat kearahnya ia melihat lantai dibawahnya bahkan itu lebih baik asalkan bukan ke arah Arkan.
Baru kali ini Vania melihat sosok Arkan yang menyeramkan apakah memang yang dia ucapkan itu kebenarannya bahwa dirinya selama ini salah orang. Vania melihat Arkan dengan sorot takutnya "ma.. maafkan saya"
Arkan melempar alamat apartemen Arka ke hadapan Vania. "Itu alamatnya silahkan keluar. "
***
KAMU SEDANG MEMBACA
Jodoh Terbaik [S E L E S A I]
RomanceNote: MAAF JIKA ADA KESAMAAN JUDUL, NAMA/TOKOH, LATAR TEMPAT, DLL. Ini adalah Jodoh Terbaik bukan Jodoh Terbalik..... "Apa menurut kamu? Jika kamu harus memilih menerima atau menolak seorang pria yang di jodohkan dengan Kakakmu tapi bertunangan sa...